Penilaian Beban Kerja Secara Langsung Penilaian Beban Kerja Secara Tidak Langsung

3.11.1. Penilaian Beban Kerja Secara Langsung

Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan energy expenditure melalui asupan oksigen selama bekerja. Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan untuk dikonsumsi. Meskipun metode pengukuran asupan oksigen lebih akurat, namun hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang mahal. Kategori beban kerja yang didasarkan pada metabolisme, respirasi suhu tubuh dan denyut jantung dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung Kategori Beban Kerja Konsumsi Oksigen 1min Ventilasi Paru 1m Suhu Rektal o C Denyut Jantung denyutmin Ringan 0,5 – 1,0 11 – 20 37,5 75 – 100 Sedang 1,0 – 1,5 20 – 30 37,5 – 38,0 100 – 125 Berat 1,5 – 2,0 31 – 43 38,0 – 38,5 125 – 150 Sangat Berat 2,0 – 2,5 43 – 56 38,5 – 39,0 150 – 175 Sangat Berat Sekali 2,5 – 4,0 60 – 100 39 175 Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi kuadratis sebagai berikut: E = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733 x X 2 .......................8 Dimana: E = Energi Kkalmenit X = Kecepatan denyut jantungnadi denyutmenit

3.11.2. Penilaian Beban Kerja Secara Tidak Langsung

Universitas Sumatera Utara Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama bekerja. Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut Kilbon, 1992 dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut: 60 n Perhitunga Waktu Denyut 10 it denyutmen Jantung Denyut × = ..............9 Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, sangkil dan murah juga tidak diperlukan peraltan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa. Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yaitu: 1. Denyut Nadi Istirahat DNI adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai. 2. Denyut Nadi Kerja DNK adalah rerata denyut nadi selama bekerja. 3. Nadi Kerja NK adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan denyut nadi kerja. Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting didalam peningkatan cardia output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh Rodahl 1989 dalam Tarwaka, dkk 2004:101 didefinisikan sebagai Heart Rate Reverse HR Reverse yang diekspresikan dalam presentase yang dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. 100 istirahat nadi Denyut maksimum nadi Denyut istirahat nadi Denyut kerja nadi Denyut Reserve HR × − − = ........10 Universitas Sumatera Utara Denyut Nadi Maksimum DNMax adalah: 220 – umur untuk laki-laki dan 200 – umur untuk perempuan Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler cardiovasculair load = CVL dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: ...............................................................12 Dari hasil perhitungan CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan yang ditunjukkan pada Tabel 3.5 sebagai berikut: Tabel 3.5. Klasifikasi Berat Ringan Beban Kerja Berdasarkan CVL CVL Klasifikasi CVL 30 Tidak terjadi kelelahan 30 - 60 Diperlukan perbaikan 60 - 80 Kerja dalam waktu singkat 80 - 100 Diperlukan tindakan segera 100 Tidak diperbolehkan aktivitas

3.11. Activity