72
BAB V ANALISIS DATA
5.1 Pengantar
Keluarga yang memiliki anak autistik merasakan stresssor dan strain yang tinggi dalam kehidupan keluarga, sehingga mempengaruhi pola fungsi keluarga. Selain itu,
keluarga juga memiliki kecenderungan distress keluarga yang akan mengindikasikan keluarga mengalami maladaptasi. Di sisi lain, keluarga juga memiliki faktor protektif
yang dapat meningkatkan ketahanan resiliensi keluarga tersebut, yang bisa berasal dari keluarga itu sendiri family hardiness dan coping-coherence family, atau berasal dari
keluarga besar relative, maupun dari lingkungan sosial seperti teman dan komunitas.
Sadar akan pentingnya keberadaan lingkungan sosial yang mempengaruhi resiliensi keluarga, maka
Pondok Peduli Autis ―Kaya Berkah‖ PPAKB sebagai salah satu lembaga pendidikan berkebutuhan khusus di kota Medan, menginisiasi sebuah
program khusus yang diperuntukan bagi keluarga khususnya orang tua dari anak-anak autistik yang menjadi siswaklien dari lembaga ini. Program tersebut berisi layanan-
layanan Family Support yang sangat membantu orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang putraputrinya yang berkebutuhan khusus. Sehingga dapat dilihat bahwa
pengaruh dari program Family Support terhadap resiliensi keluarga yang memiliki anak autistik, khususnya di lembaga PPAKB, cukup signifikan dalam memberi dampak
positif bagi keluarga yang terlibat dalam program ini. Adapun pengaruh tersebut
Universitas Sumatera Utara
73
selanjutnya dapat dibuktikan melalui hasil olahan data software SPSS Statistical Product and Service Solution
versi 20, sebagai berikut.
5.2 Analisis Tabel Frekuensi
5.2.1 Karakteristik Responden
Tabel berikut akan memuat data identitas responden, yakni mencakup usia responden, agama, status responden dalam keluarga, dan lama terapi anak.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.2.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Usia Responden
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 27
1 5.0
5.0 5.0
31 2
10.0 10.0
15.0 32
1 5.0
5.0 20.0
33 2
10.0 10.0
30.0 34
1 5.0
5.0 35.0
35 3
15.0 15.0
50.0 37
1 5.0
5.0 55.0
38 1
5.0 5.0
60.0 39
1 5.0
5.0 65.0
42 1
5.0 5.0
70.0 43
1 5.0
5.0 75.0
44 2
10.0 10.0
85.0 46
1 5.0
5.0 90.0
48 1
5.0 5.0
95.0
Universitas Sumatera Utara
74
59 1
5.0 5.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.2.1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata usia orang tua yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah usia tiga puluh tahunan, yaitu sebanyak
60. Sedangkan orang tua yang berusia empat puluh tahunan adalah sebanyak 30. Selebihnya, 10 dari mereka berusia dua puluh dan lima puluh tahunan.
b. Agama Responden
Tabel 5.2.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Agama
Agama Responden
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Buddha
3 15.0
15.0 15.0
Islam 15
75.0 75.0
90.0 Kristen
2 10.0
10.0 100.0
Total 20
100.0 100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.2.1,2 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang mengikuti program Family Support di PPAKB adalah beragama Islam, yaitu sebanyak
75. Selanjutnya diikuti oleh responden beragama Buddha sebanyak 15 dan Kristen sebanyak 10.
Universitas Sumatera Utara
75
c. Status Responden Dalam Keluarga
Tabel 5.2.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status Dalam Keluarga
Status Responden Dalam Keluarga
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Ayah
2 10.0
10.0 10.0
Ibu 18
90.0 90.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.2.1.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden merupakan ibu, yaitu sebanyak 90, sedangkan ayah hanya sebanyak 10.
d. Lama Terapi Anak
Tabel 5.2.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Terapi Anak
LamaTerapi Anak
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 1 Thn
12 60.0
60.0 60.0
2 Thn 4
20.0 20.0
80.0 3 Thn
1 5.0
5.0 85.0
4 Thn 3
15.0 15.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Universitas Sumatera Utara
76
Berdasarkan tabel 5.2.1.4 dapat dilihat bahwa orang tua yang terlibat dalam program Family Support, sekurangnya telah menjalankan terapi di PPAKB selama satu
tahun, yakni sebanyak 60. Sedangkan jumlah responden yang anaknya telah diterapi selama dua tahun adalah sebanyak 20. Sisanya, sebanyak 5 dan 15 dari anak-anak
responden yang sudah diterapi selama tiga hingga empat tahun.
5.2.2 Komponen Family Support 5.2.2.1 Dukungan konkret
Tabel 5.2.2.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Persetujuan Tentang Keleluasaan MeminjamMenggunakan Fasilitas Terapi yang Tersedia di Pondok
Peduli Autis “Kaya Berkah” PPAKB
Keleluasaan Peminjaman Fasilitas Terapi di PPAKB
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
2 10.0
10.0 10.0
Setuju 18
90.0 90.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20 Berdasarkan tabel 5.2.2.1.1 dapat disimpulkan bahwa para orang tua dari peserta
didik PPAKB memiliki keleluasaan dalam memanfaatkan fasilitas terapi yang terdapat di PPAKB. Hal ini ditunjukkan oleh persentase responden yang setuju yaitu sebanyak
90. Sebagian besar orang tua peserta didik mengaku pernah meminjam alat terapi hingga beberapa hari. Biasanya alat-alat tersebut digunakan mereka untuk mengulangi
Universitas Sumatera Utara
77
terapi yang telah diajarkan oleh guru di rumah masing-masing. Untuk alat-alat sederhana, seperti biji-bijian untuk melatih saraf sensorik anak autistik, para orang tua
tidak meminjamnya dari lembaga, namun mencarimengumpulkannya sendiri. Tentunya berdasarkan panduan dari guru-guru di lembaga PPAKB.
Di samping itu, ternyata masih ada 10 orang tua peserta didik yang tidak mengetahui tentang kemudahan yang diberikan oleh PPAKB tersebut. Penyebabnya
adalah karena salah satu dari mereka belum lama bergabungmengikutsertakan anaknya di PPAKB, sehingga belum sepenuhnya mengetahui kebijakan lembaga. Mereka, para
orang tua yang baru bergabung ini, juga mengaku belum terlalu membutuhkan banyak fasilitas untuk mengulang proses terapi anak mereka di rumah, sehingga belum ada
kehendak untuk meminjam fasilitas yang disediakan oleh lembaga.
Tabel 5.2.2.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Persetujuan Tentang Pemberian SubsidiKeringanan Biaya Kursus di PPAKB
Pemberian Subsidi Dalam Membayar Biaya Kursus
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Setuju 20
100.0 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.2.2.1.2 dapat disimpulkan bahwa seluruh 100 orang tua peserta didik PPAKB menyepakati bahwa lembaga memang sangat membantu mereka
dalam meringankan biaya terapi. Kebijakan pemberian subsidi adalah hal yang paling
Universitas Sumatera Utara
78
utama dipertanyakan para orang tua kepada pihak lembaga. Hampir seluruh orang tua peserta didik mengaku bahwa awalnya mereka ragu-ragu untuk mengikutsertakan
anaknya di lembaga terapi autistik karena khawatir dengan biaya terapi yang sangat mahal. Namun kekhawatiran mereka hilang karena sejak awal pihak PPAKB sudah
mengutarakan tentang kebijakan ini guna meyakinkan orang tua untuk membiarkan anaknya diterapi oleh PPAKB.
Tabel 5.2.2.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Persetujuan Tentang Pembebasan Biaya Bagi Keluarga yang Memiliki Keterbatasan Ekonomi oleh
PPAKB
Pembebasan Biaya Kursus Bagi Keluarga Tidak Mampu
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
3 15.0
15.0 15.0
Setuju 17
85.0 85.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Dari tabel 5.2.2.1.3 dapat diketahui bahwa sebanyak 85 orang tua peserta didik PPAKB menyepakati tentang adanya pembebasan biaya gratis terapi bagi anak-anak
yang berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Kemudahan ini dapat diperoleh tentunya jika keluarga yang dimaksud telah memenuhi beberapa syarat, salah
satunya memperroleh surat rekomendasi dari tokoh masyarakat sekitar daerah
Universitas Sumatera Utara
79
domisilinya, yang menyatakan bahwa anak tersebut layak diberikan terapi secara cuma- cuma.
Namun di sisi lain, masih ada 15 orang tua peserta didik yang tidak menyepakatimengakui adanya kebijakan tersebut. Pasalnya mereka berdalih tidak
pernah mendapatkan pembebasan biaya dari pihak lembaga, meskipun mereka merasa termasuk dalam kategori keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi. Menanggapi
pernyataan para orang tua yang tidak bersepakat ini, pihak administrasi PPAKB, ibu Aisyah Siregar, mengklarifikasi bahwa orang tua dari peserta didik yang tidak
memperoleh pembebasan biaya terapi ini belumlah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pihak lembaga, yakni tidak mengantongi surat rekomendasi dari tokoh
masyarakat di tempat mereka berdomisili.
Tabel 5.2.2.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Persetujuan Tentang Pemberian Materi Terapi Alat Pendukung Bagi Keluarga yang Tidak Mampu
Pemberian Bantuan MateriAlatTerapi Oleh PPAKB
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
2 10.0
10.0 10.0
Setuju 18
90.0 90.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Melalui tabel 5.2.2.1.5 dapat diketahui bahwa sebanyak 10 dari total orang tua anak autistik di PPAKB merasa kurang setuju jika pihak PPAKB harus secara khusus
Universitas Sumatera Utara
80
memberikan materialat pendukung terapi bagi anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Dikarenakan terbatasnya jumlah materialat pendukung yang terdapat di
PPAKB itu sendiri, sehingga belum memungkinkan jika harus dipindah-tangankan. Meski demikian, sebanyak 90 responden lainnya mengaku setuju akan hal ini,
sebab mereka memiliki rasa empati yang sangat besar terhadap anak autistik yang berasal dari keluarga tidak mampu. Sehingga tidak sulit bagi mereka untuk menyetujui
tindakan ini, asalkan tidak mengurangi kualitas pelayanan bagi anak mereka masing- masing.
5.2.2.2 Dukungan Emosional
Tabel 5.2.2.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya PengakuanPenerimaan Anak Autistik Oleh Orang-Orang di Lingkungan PPAKB
Pengakuan Terhadap Keberadaan Anak Autistik di PPAKB
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
2 10.0
10.0 10.0
Setuju 18
90.0 90.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Menurut tabel 5.2.2.2.1 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 90 orang tua peserta didik PPAKB menyetujui bahwa benar keberadaan anak-anak autistik mereka
Universitas Sumatera Utara
81
memang sangat diterima dan dihargai oleh orang-orang yang berada di lingkungan sekitar PPAKB. Hal ini terjadi dikarenakan pihak PPAKB mengimbau para orang tua
peserta didik untuk sering menyertakan anak autistik mereka ketika melakukan aktivitas di ruang publik. Sehingga dapat menumbuhkan kesadaran lebih pada masyarakat di
lingkungan sekitar terkait keberadaan anak autistik ini beserta cara menyikapinya. Sedangkan 10 sisanya mengaku kurang setuju, dan beranggapan bahwa
penerimaan lingkungan terhadap keberadaan anak-anak mereka sudah cukup terasa, namun masih membutuhkan proses yang panjang untuk dapat diterima sepenuhnya.
Tabel 5.2.2.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Motivasi Dalam Mendampingi Tumbuh Kembang Anak Autistik dari Orang-Orang di Lingkungan
PPAKB
Pemberian Motivasi Untuk Orang Tua Anak Autistik
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Setuju 20
100.0 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Tabel 5.2.2.2.2 di atas secara gamblang menunjukkan bahwa seluruh responden 100 memperoleh motivasi dalam mengasuh anak autistik yang mereka miliki.
Motivasi yang diperoleh dari orang-orang di lingkungan PPAKB ini menjadikan para
Universitas Sumatera Utara
82
orang tua tetap bersemangat dan tidak mudah putus asa dalam mendampingi tumbuh- kembang anak-anak spesial mereka.
Tabel 5.2.2.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Peningkatan Kepercayaan Diri Untuk Berbaur Dengan orang Lain Setelah Berada di Lingkungn PPAKB
Dukungan Untuk Berbaur Dengan Lingkungan
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
1 5.0
5.0 5.0
Setuju 19
95.0 95.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20 Menurut tabel 5.2.2.2.3 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 95 orang tua
peserta didik PPAKB semakin percaya diri untuk melakukan meningkatkan aktivitas mereka di ruang publik, atau dengan kata lain mulai membaur dengan lingkungan
sosialnya. Hal ini terjadi karena pihak PPAKB selalui mengimbau para orang tua peserta didik untuk membuka diri terhadap lingkungan sekitarnya. Sebab selain meningkatkan
kesadaran lingkungan akan keberadaan keluarga dengan anak autistik, berbaur dengan lingkungan sosial juga menghindarkan keluarga yang memiliki anak autistik dari
perasaan terisolasiterabaikan. Meski demikian, dari 20 orang responden masih terdapat 5 keluarga yang merasa belum terlalu percaya diri untuk membaur dengan lingkungan
sosialnya.
Universitas Sumatera Utara
83
Tabel 5.2.2.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Dalam RekreasiOuting Bersama Orang Tua Siswa Lainnya di PPAKB
Pengadaan Rekreasi Bersama Guru dan Orang Tua
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Setuju 20
100.0 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.2.2.2.4 di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan outingrekreasi bersama merupakan agenda yang diikuti oleh seluruh 100 keluarga
yang memiliki anak autistik di PPAKB. Pihak administrasi PPAKB, ibu Aisyah, menyatakan bahwa agenda ini rutin dilaksanakan setidaknya sebanyak tiga kali dalam
satu tahun. Tujuannya adalah untuk mempererat rasa kekeluargaan antara sesama orang tua peserta didik dan guru-guru di PPAKB, sehingga dapat terus saling mendukung satu
sama lain.
5.2.2.3 Dukungan Informatif Tabel 5.2.2.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Kesempatan Belajar
Cara Melatih Kecakapan Anak Autistik Melalui Para GuruStaff PPAKB
Kesempatan Mempelajari Cara Melatih Anak Melalui Bimbingan Guru PPAKB
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Universitas Sumatera Utara
84
Valid Setuju
20 100.0
100.0 100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Tabel 5.2.2.3.1 menunjukkan bahwa 100 orang tua peserta didik di PPAKB setuju atas adanya kesempatan belajar dari para guru untuk melatih anak-anak mereka.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan ibu Fitri orang tua peserta didik, beliau mengaku bahwa guru PPAKB rutin menyediakan layanan konsultasi
mengenai tata cara melatih anak autistik secara mandiri di rumah. Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan life skill anak-anak mereka dan membantu meringankan tugas guru
di sekolah.
Tabel 5.2.2.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Informasi Terbaru Tentang Autisme Melalui Diskusi Bersama Para GuruStaff dan Orang Tua Siswa
PPAKB
Mendapatkan Pengetahuan Baru Tentang Autisme Melalui Diskusi Bersama Guru PPAKB
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Setuju 20
100.0 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Universitas Sumatera Utara
85
Tabel 5.2.2.3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Informasi dari Pihak PPAKB Tentang Penyelenggaraan Forum DiskusiSeminar Terkait Autisme
Mendapatkan Informasi Tentang Forum Diskusi Terkait Autisme
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Setuju 20
100.0 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Tabel 5.2.2.3.2 dan tabel 5.2.2.3.3 menunjukkan bahwa seluruh responden 100 memperoleh informasi terbaru mengenai autisme melalui diskusi bersama guru-
guru PPAKB. Adanya pertemuan rutin yang dilaksanakan setidaknya satu kali setiap tiga bulan, antara orang tua dan guru PPAKB menjadi media komunikasi untuk
menyampaikan hasil evaluasi belajar anak-anak mereka, tips singkat mengenai melatih life skill
anak di rumah, hingga informasi tentang forum-forum diskusi publik yang membahas mengenai autisme.
5.2.2.4 Dukungan Penghargaan Tabel 5.2.2.4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Perayaan Hari Autisme
Sedunia Bersama Para GuruStaff Beserta Orang Tua Siswa PPAKB
Perayaan Peringatan Hari Autisme Sedunia
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Setuju 20
100.0 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Universitas Sumatera Utara
86
Berdasarkan tabel 5.2.2.4.1 dapat dilihat bahwa 100 responden setuju atas adanya perayaan hari autisme sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 April. Hari
autisme sedunia akan diperingati oleh seluruh orang tua, perserta didik, guru-guru di lingkungan PPAKB guna meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keberadaan
keluarga dengan anak-anak autistik sebagai bagian dari lingkungan sosial.
Tabel 5.2.2.4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Perayaan Hari Ulang Tahun Siswa Oleh GuruStaff Beserta Para Orang Tua Siswa PPAKB
Perayaan Hari Ulang Tahun Anak Bersama
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
8 40.0
40.0 40.0
Setuju 12
60.0 60.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20 Pada tabel 5.2.2.4.2 dapat dilihat bahwa sebanyak 60 orang tua peserta didik
menyetujui adanya perayaan hari ulang tahun anak-anak mereka di PPAKB, sisanya 40 kurang setuju atas perayaan tersebut karena dianggap memberatkan bagi keluarga
yang memiliki keterbatasan ekonomi. Menurut salah satu guru PPAKB, ibu Aisyah, perayaan hari ulang tahun anak-anak peserta didik sebenarnya merupakan permintaan
dari orang tua siswa yang bersangkutan. Pihak PPAKB tidak mengharuskan orang tua untuk mengadakan acaraperayaan khusus, namun jika diminta oleh pihak orang tua,
maka pihak PPAKB tidak sungkan untuk berpartisipasi.
Universitas Sumatera Utara
87
Tabel 5.2.2.4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Kartu Ucapan Atau Hadiah Saat Memperingati Hari-Hari Besar Khusus misal: Hari Ibu, dsb Dari
Para GuruStaff PPAKB
Mendapatkan Kartu UcapanHadiah Saat Peringatan Hari-Hari Khusus
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju
1 5.0
5.0 5.0
Kurang Setuju 6
30.0 30.0
35.0 Setuju
13 65.0
65.0 100.0
Total 20
100.0 100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.2.2.2.4.3 dapat dilihat bahwa sebanyak 65 orang tua setuju atas adanya kartu ucapanhadiah yang mereka peroleh pada saat peringatan hari-hari
khusus misal: hari ibu, dsb. Persetujun tersebut didasari atas kesadaran akan pentingnya penghargaan untuk orang tua yang memiliki anak autistik, guna
meningkatkan kepercayaan diri dan optimisme para keluarga spesial ini untuk menyongsong masa depannya. Sedangkan 30 dari mereka menyatakan kurang setuju
karena menganggap hal tersebut tidak lebih dari sekadar pemborosan, dan 5 responden menganggapnya sebagai hal yang tidak perlu dan tidak berdampak apa-apa.
Universitas Sumatera Utara
88
5.2.3 Komponen Resiliensi Keluarga 5.2.3.1 Keyakinan Keluarga
Tabel 5.2.3.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Kebersaaman Ketika Menghadapi Kesulitan Keluarga Dibandingkan Menghadapi Kesulitan Secara
Individual
Menghadapi Kesulitan Bersama-Sama
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju
1 5.0
5.0 5.0
Kurang Setuju 5
25.0 25.0
30.0 Setuju
14 70.0
70.0 100.0
Total 20
100.0 100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Tabel 5.2.3.1.1 di atas menunjukkan sebanyak 70 responden menghadapi kesulitan bersama-sama dengan anggota keluarga mereka lainnya. Mereka merasa
bahwa menghadapi masalah secara individual hanya akan memperlambat penyelesaian masalah yang ada. Sedangkan 25 responden merasa kurang setuju jika mereka
menghadapi masalah secara bersama-sama. Menurut mereka tidak semua masalah dapat diselesaikan bersama dengan anggota keluarga lainnya, terkadang masalah tersebut
hanya perlu diselesaikan secara pribadi guna menghindari kompleksitas yang bisa saja terjadi jika terlalu banyak melibatkan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
89
Keberadaan program family support turut serta meringankan permasalahan yang dialami oleh keluarga dalam merawat anak-anak autistik. Melalui program tersebut, para
orang tua peserta didik bisa memperoleh sokongan moral serta perspektif yang berbeda mengenai solusi dari permasalahan yang tengah mereka hadapi.
Tabel 5.2.2.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya PemahamanAnggapan Yang Wajar Atas Perasaan Tertekan Ketika Mengalami Kesulitan
Perasaan Tertekan Dipandang Sebagai Hal Wajar
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
2 10.0
10.0 10.0
Setuju 18
90.0 90.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.2.2.1.2 telah ditunjukkan bahwa mayoritas responden 90 menyatakan bahwa perasaan tertekan merupakan hal yang wajar dialami ketika
menghadapi kesulitan. Kesulitan itu sendiri juga dianggap sebagai suatu keniscayaan yang akan hadir silih berganti dengan kemudahan-kemudahan dalam kehidupan.
Sedangkan sebanyak 10 dari responden masih menganggap perasaan tertekan merupakan sesuatu yang kurang wajar dan perlu sebisa mungkin dihindari.
Dalam mengurangi perasaan tertekan yang timbul ketika sedang menghadapi masalah, keberadaan program family support terbukti memiliki andil, yakni dengan
keberadaan orang-orang yang memiliki persamaan nasib peer group akan membuat
Universitas Sumatera Utara
90
keluarga yang memiliki anak autistik tersebut tidak merasa sendirian sehingga dapat lebih mudah memahami keadaan yang tengah mereka alami.
Tabel 5.2.2.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Anggapan Bahwa Krisis Merupakan Tantangan Yang Dapat DiatasiDikendalikan
Menganggap Krisis Sebagai Tantangan
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
1 5.0
5.0 5.0
Setuju 19
95.0 95.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Dalam tabel 5.2.2.1.3 sebanyak 95 responden memiliki pandangan bahwa kesulitankrisis yang dialami dapat dijelaskan dan diprediksi, sebab telah tersedianya
sumber yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan tersebut. Dan kesulitan yang dialami itu pun juga merupakan sesuatu yang berharga bagi mereka. Seperti halnya para orang
tua yang merasa bahwa anak-anak spesialnya merupakan anugerah Tuhan yang sangat layak untuk mereka syukuri. Meski demikian, 5 dari responden masih merasa bahwa
situasi krisis yang mereka alami cukup sulit untuk dikendalikan.
Tabel 5.2.2.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Usaha Untuk Memahami Situasi dan Pilihan Dari Kesulitan Yang Dihadapi
Berusaha Memahami Situasi dan Pilihan Dari Kesulitan Yang Dihadapi
Universitas Sumatera Utara
91
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Setuju 20
100.0 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Tabel 5.2.2.1.4 menunjukkan bahwa seluruh responden 100 sedang melakukan usaha untuk memahami situasi dan pilihan dari kesulitan yang sedang
mereka hadapi, yaitu dengan melibatkan anak autistiknya dalam proses pendidikan khusus di PPAKB. Usaha lainnya adalah dengan berpartisipasi dalam program family
support , sehingga dapat saling menguatkan antara sesama keluarga yang memiliki anak
autistik.
Tabel 5.2.2.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya KeyakinanKeteguhan Harapan Dalam Mengatasi Kesulitan
Tetap Berharap dan Yakin Dapat Mengatasi Kesulitan
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju
1 5.0
5.0 5.0
Kurang Setuju 1
5.0 5.0
10.0 Setuju
18 90.0
90.0 100.0
Total 20
100.0 100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Universitas Sumatera Utara
92
Melalui tabel 5.2.2.1.5 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 90 keluarga memiliki harapan akan masa depan yang lebih baik. Mereka memandang sesuatu secara
optimis, percaya diri dalam menghadapi masalah, serta memaksimalkan kekuatan dan potensi yang mereka miliki agar dapat melalui kondisi krisis ini. Sedangkan keluarga
yang kurang optimis dan yang sudah berada pada titik putus asa, masing-masing sebanyak 5.
Mereka yang kurang optimis beranggapan bahwa kesulitan-kesulitan mereka di masa depan tidak akan jauh berbeda dengan yang ada saat ini. Dan yang dapat mereka
lakukan sekarang hanyalah mengurangi sedikit resiko dari kesulitan-kesulitan itu, misalnya dengan berpartisipasi dalam program family support. Sedangkan mereka yang
telah berada pada titik putus asa, meyakini bahwa kondisi anak mereka ini tidak akan dapat diubah, meski sekeras apapun mereka berusaha.
Tabel 5.2.2.1.6 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Nilai-Nilai Penting dan Tujuan Bersama Yang Dapat Membantu Mengatasi Kesulitan
Memiliki Nilai-Nilai Penting dan Tujuan Bersama
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
1 5.0
5.0 5.0
Setuju 19
95.0 95.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Universitas Sumatera Utara
93
Tabel 5.2.2.1.6 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Penggunaan Sumber- Sumber Spiritual misal: Keyakinan Beragama, Berdoa, Meditasi, dsb
Menggunakan Sumber-Sumber Spiritual Agama, Meditasi, dsb Dalam Mengatasi Masalah
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
1 5.0
5.0 5.0
Setuju 19
95.0 95.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Menurut tabel 5.2.2.1.5 dan tabel 5.2.2.1.6 terdapat sebanyak 95 responden yang memiliki nilai-nilai penting serta memiliki tujuan bersama di dalam hidupnya.
Nilai-nilai penting yang mereka miliki tak lain berasal dari ajaran-ajaran agamakeyakinan yang mereka anut. Adapun melaksanakan ritual-ritual keagamaan,
mereka yakini sebagai wujud ketergantungan mereka pada Tuhan Yang Mahakuasa. Sehingga dengan demikian kegusaran mereka tentang masalah yang terjadi akan sedikit
berkurang, karena adanya keyakinan bahwa terdapat hikmah di balik setiap ketentuan Tuhan.
Adapun tujuan bersama yang dimiliki oleh setiap keluarga yang mempunyai anak autistik adalah menjadikan anak-anak spesial mereka bertumbuh-kembang dengan
baik dan mandiri. Sehingga anak-anak autistik ini kelak tidak dianggap sebagai suatu beban di tengah masyarakat sekaligus dapat diterima di lingkungan sosial. Sisanya 5
Universitas Sumatera Utara
94
keluarga lain, merasa bahwa mereka ragu tentang ada atau tidaknya nilai-nilai yang menguatkan mereka.
Tabel 5.2.2.1.7 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya PembaruanPeninjauan Kembali Impian Hidup dan Harapan
Tentang Masa Depan
Mendapatkan Inspirasi Untuk Memperbarui Impian Hidup dan Berpandangan Positif Terhadap Masa Depan
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
1 5.0
5.0 5.0
Setuju 19
95.0 95.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Tabel 5.2.2.1.7 menunjukkan bahwa 95 keluarga yang memiliki anak autistik di PPAKB mempunyai pandangan positif dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Hal ini dapat diartikan sebagai optimisme, kepercayaan diri dalam menghadapi masalah, serta memaksimalkan kekuatan dan potensi yang dimiliki. Selain itu, pandangan
positif juga terlihat pada inisiatif para orang tua yakni dengan melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang membangun, baik di lingkungan PPAKB maupun forum lain.
Kegigihan yang mereka tunjukkan dalam menghadapi kesulitannya merawat anak autistik, menjadikan mereka semakin menguasai situasi yang dapat dikendalikan dan
dapat menerima situasi yang tidak dapat dikendalikan.
Universitas Sumatera Utara
95
5.2.2.2 Pola Organisasi Tabel 5.2.2.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Upaya Saling
Menyemangati Untuk Membangun Kekuatan Bersama
Saling Menyemangati Untuk Membangun Kekuatan Keluarga
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
2 10.0
10.0 10.0
Setuju 18
90.0 90.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Menurut tabel 5.2.2.2.1 diatas, sebanyak 90 setuju bahwa para orang tua peserta didik di PPAKB ini saling menyemangati dalam mempertahankan keutuhan dan
ketahanan resiliensi keluarga mereka masing-masing. Sisanya, yaitu sebanyak 10 kurang setuju. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa ternyata keberadaan
program family support memberikan dampak positif atau berpengaruh terhadap meningkatkan resiliensi keluarga.
Universitas Sumatera Utara
96
Tabel 5.2.2.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Penggunaan Kesempatan dan Sikap Terus BerusahaGigih
Berusaha Menggunakan Kesempatan, Mengambil Tindakan dan Terus Berusaha
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Setuju 20
100.0 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.2.2.2.2 diatas, dapat dilihat bahwa 100 responden yang dalam hal ini merupakan keluarga yang memiliki anak autistik di PPAKB, merasakan
bahwa melalui program family support, memperoleh berbagai dukungan, baik dari segi moral hingga dukungan materi. Dukungan tersebut merupakan wujud kesempatan yang
dapat dimanfaatkan oleh para keluarga peserta didik PPAKB. Dalam menggunakan kesempatan yang ada, untuk mengambil tindakan serta terus berusaha. Adapun salah
satu contohnya seperti kesempatan memperoleh keringanan biaya terapi dimana keringanan biaya tersebut sangat membantu keluarga, khususnya untuk keluarga yang
memiliki keterbatasan dalam keuangan.
Universitas Sumatera Utara
97
Tabel 5.2.2.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Sikap Berusaha Menerima Keadaan dan Fokus Terhadap Apa Yang Dapat Dilakukan
Fokus Pada Apa yang Dapat Dilakukan dan Menerima yang Tidak Dapat Diubah
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju
1 5.0
5.0 5.0
Kurang Setuju 5
25.0 25.0
30.0 Setuju
14 70.0
70.0 100.0
Total 20
100.0 100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.2.2.2.3 di atas, terlihat bahwa sebanyak 70 responden dapat memfokuskan pikirannya terhadap hal-hal yang dapat mereka lakukan sekaligus
berusaha menerima apa yang tidak dapat diubah. Sedangkan 25 responden merasa kurang dapat melakukan hal tersebut, dan 5 lainnya merasa tidak dapat melakukannya
sama sekali. Mereka yang merasa kurang mampu memfokuskan diri mengaku bahwa kendala yang mereka hadapi sebagai keluarga bukan hanya mengenai kondisi anaknya
yang autistik, namun juga ada hal-hal lain yang cukup menyita perhatian mereka sebagai orang tua.
Universitas Sumatera Utara
98
Tabel 5.2.2.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Peningkatan Kepedulian Serta Keinginan Untuk Membantu Orang Lain
Kesulitan Meningkatkan Kepedulian Untuk Membantu Orang Lain
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
5 25.0
25.0 25.0
Setuju 15
75.0 75.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.2.2.2.4 di atas, terlihat bahwa sebanyak 75 responden setuju bahwa kesulitan yang tengah dihadapi keluarga mereka memang meningkatkan
kepedulian mereka terhadap orang lain, terutama terhadap keluarga yang juga memiliki anak autistik. Sedangkan 20 responden merasa biasa-biasa saja, dalamartian rasa
peduli yang mereka miliki tetap ada namun kesadaran akan betapa sulitnya mereka menyelesaikan permasalahan yang ada, sehingga mustahil rasanya jika mereka dapat
membantu orang lain dalam penyelesaian masalahnya. Sisanya, sebanyak 5 responden merasa tidak peduli sama sekali terhadap kesulitan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
99
Tabel 5.2.2.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Peningkatan Interaksi SosialKedekatan Dengan Masyarakat di Lingkungan Sekitar
Semakin Dekat Dengan Tetanggamasyarakat di Lingkungan Sekitar
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
3 15.0
15.0 15.0
Setuju 17
85.0 85.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Dalam tabel 5.2.2.2.5 dapat diketahui bahwasanya 85 responden mengalami peningkatan interaksi terhadap lingkungan sosial di sekitarnya, sedangkan 15 yang
lain merasa interaksi sosial mereka cenderung stagnan. Perilaku tersebut sebenarnya berkaitan erat dengan tingkat kepedulian masing-masing responden. Kepedulian yang
dimiliki oleh keluarga mereka terhadap orang lain, pada akhirnya menimbulkan hubungan sosial yang baik terhadap masyarakat, khususnya masyarakat disekitar tempat
tinggal merekatetangga.
Universitas Sumatera Utara
100
Tabel 5.2.2.2.6 Distribusi Responden Berdasarkan Peningkatan Etos Kerja Guna Mencukupi Kebutuhan Hidup Keluarga Secara Finansial
Semakin Giat Bekerja Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup yang Semakin Meningkat
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju
1 5.0
5.0 5.0
Setuju 19
95.0 95.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Melalui tabel 5.2.2.2.6 dapat kita lihat bahwa mayoritas, yakni sebanyak 95 responden setuju atas adanya peningkatan etos kerja mereka dalam rangka memenuhi
kebutuhan keluarganya yang semakin meningkat. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat biaya yang harus mereka keluarkan untuk keperluan terapi anak autistiknya
saja berkisar antara Rp 105.000 sd Rp 210.000 per minggu, belum lagi biaya yang harus dialokasikan untuk kebutuhan hidup lainnya. Jadi apabila responden selaku orang tua
yang memiliki anak autistik, tidak meningkatkan etos kerjanya, maka resiko terburuk yang bisa saja terjadi adalah mereka kehilangan mata pencariannya, kemudian tidak
dapat memberikan perawatak terhadap anak autistik mereka secara layak.
Universitas Sumatera Utara
101
5.2.2.3 Pola Komunikasi Tabel 5.2.2.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Sikap Jujur Antar
Anggota Keluarga
Saling Jujur Saat Menyampaikan Pemikiran dan Isi Hati
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Setuju 20
100.0 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.2 Pada tabel 5.2.2.3.1 dapat dilihat bahwa seluruh responden menyetujui akan
adanya sikap jujur yang telah berlangsung di dalam keluarga mereka. Sikap jujur tersebut dimiliki oleh masing-masing anggota, dimana ketika mereka memiliki informasi
dan pemahaman yang sama mengenai situasi krisis yang dihadapi, maka di saat itulah terdapat keterbukaan komunikasi di dalam keluarga.
Tabel 5.2.2.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Sikap Saling Terbuka Antar Anggota Keluarga
Tidak Merahasiakan Apapun Kepada Sesama Anggota Keluarga
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
1 5.0
5.0 5.0
Setuju 19
95.0 95.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Universitas Sumatera Utara
102
Tabel 5.2.2.3.2 menunjukkan adanya sikap keterbukaan yang dilakukan oleh sebanyak 95 responden, sedangkan 5 sisanya merasa masih belum cukup terbuka
terhadap seluruh anggota keluarga. Sikap tersebut sebenarnya wajar, sebab tidak semua permasalahan, terutama yang dialami orang tua, dapat dibahas secara gamblang dengan
anggota keluarga lainnya, kepada anak-anak misalnya. Hal ini tentu dipandang tidak perlu, karena pemahaman yang dimiliki oleh anak-anak belum sekompleks yang dimiliki
oleh orang tuanya.
Tabel 5.2.2.3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Sikap Memaklumi Keluh Kesah
Saling Memaklumi Jika Ada yang Menyampaikan Keluh Kesah
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
1 5.0
5.0 5.0
Setuju 19
95.0 95.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Melalui tabel 3.2.2.3.3 di atas dapat disimpulkan bahwa 95 responden yang merasa maklum atas penyampaian emosi dari anggota keluarganya, menganggap bahwa
anggota keluarga memang seharusnya saling memahami tentang apa yang dirasakan oleh anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga juga bertanggung jawab terhadap apa
yang ia rasakan dengan tidak menyalahkan orang lain atas hal itu.
Universitas Sumatera Utara
103
Tabel 5.2.2.3.4 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Sikap Memaklumi Antar Anggota Keluarga
Kesulitan yang Dihadapi Memicu Perbaikan Komunikasi Antar Anggota Keluarga
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Setuju 20
100.0 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Pada tabel 5.2.2.3.4 didapati bahwa seluruh responden 100 melakukan perbaikan komunikasi antar anggota keluarga, hal ini terjadi setelah mereka menghadapi
kesulitan tertentu. Perbaikan komunikasi dirasa perlu karena untuk mencari solusi atas permasalahan yang dialami oleh keluarga, maka seluruh anggota keluarga harus
menyeragamkan pemahaman mereka terlebih dahulu. Sehingga dapat mengurangi resiko kesalahpahaman hingga perselisihan.
Tabel 5.2.2.3.5 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Kesepakatan Untuk Menyelesaikan Permasalahan Melalui Musyawarah
Selalu Menyelesaikan Problematika Dengan Bermusyawarah
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Setuju 20
100.0 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Universitas Sumatera Utara
104
Berdasarkan tabel 5.2.2.3.5 dapat diketahui bahwa 100 responden telah menyapakati akan pentingnya kolaborasi dalam pemecahan masalah. Mereka akan
memilih untuk bermusyawarah mengenai kemungkinan pemecahan masalah yang ada, saling berbagi dalam mengambil keputusan, berfokus pada tujuan, serta mencoba
mengambil langkah-langkah konkret dan belajar dari kesalahan.
Tabel 5.2.2.3.6 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Kesepakatan Untuk Saling Membantu Dalam Mengerjakan Tugas Rumah Tangga
Saling Membantu Dalam Menyelesaikan Tugas Rumah Tangga
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Setuju
2 10.0
10.0 10.0
Setuju 18
90.0 90.0
100.0 Total
20 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Pada tabel 5.2.2.3.6 dapat dilihat bahwa 90 responden setuju untuk saling membantu dalam menyelesaikan tugas rumah tangga. Sedangkan 10 lainnya merasa
kurang setuju, karena mereka mengannggap bahwa masing-masing anggota keluarga sudah memiliki tanggung jawab masing-masing. Ketika seseorang telah menyelesaikan
tanggung jawabnya, maka barulah seseorang tersebut dapat membantu menyelesaikan tanggung jawab anggota keluarganya yang lain.
Universitas Sumatera Utara
105
Tabel 5.2.2.3.7 Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Keinginan Untuk Menyelesaikan Permasalahan Secara Bersama-Sama
Selalu Mencoba Menyelesaikan Konflik Bersama-Sama
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Setuju 20
100.0 100.0
100.0
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20
Berdasarkan tabel 5.2.2.3.7 dapat diketahui bahwa 100 responden telah menyapakati akan pentingnya kolaborasi dalam pemecahan masalah. Mereka akan
memilih untuk berdiskusi mengenai kemungkinan pemecahan masalah yang ada, saling berbagi dalam mengambil keputusan, berfokus pada tujuan, serta mencoba
mengambil langkah-langkah konkret dan belajar dari kesalahan.
5.3 Uji Reliabilitas
Uji realiabilitas adalah suatu uji yang digunakan untuk melihat apakah instrument penelitian merupakan instrument yang handal dan dapat dipercaya.
Reliabilitas dapat diuji dengan melihat koefisien alpha dengan melakukan reliability analysis
dengan SPSS.20 . jika alpha cronbach 0.6 dikatakan reliable, sebaliknya jika alpha cronbach
0.6 maka dikatakan tidak reliable.
Universitas Sumatera Utara
106
Sumber: Data diolah melalui SPSS.20 Berdasarkan tabel 5.40 di atas, maka didapatkan alpha cronbach adalah:
0.808 0.6 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebuit reliabledapat dipercaya.
5.4 Korelasi Product Moment