Tim Pengajar dan Siswa Kondisi Siswa Autistik di PPAKB

69 guru dan orang tua. Contohnya saat bermain ayunan, merangkak, meluncur, orang tua dan guru memberikan stimulasi. “Ayo, cepat, lompat, lari, sini..‖ dengan kata lain anak autis harus direcoki. Aktifitas terapi dilakukan setiap hari senin- jum‘at pukul 08.15 sd 17.00. wib. Jadwal ini juga bisa disesuaikan dengan kesepakatan antara orang tua dan pihak bimbingan. Biaya terapi juga tidak terlalu menguras kantong, untuk uang pangkal Rp350.000 dan ini dapat dicicil. Untuk terapi Rp35.000 jam dengan pembayaran sistem paket atau harian sesuai kemampuan orang tua dengan keringanan bagi keluarga kurang mampu. Bahkan bagi keluarga kurang mampu gratis dengan persyaratan membawa kartu keluarga dan surat keterangan miskin dari lurah.

4.4 Tim Pengajar dan Siswa

Jumlah tenaga pengajar yang ada di PPAKB yaitu sebanyak tujuh orang. Mereka berasal dari latar belakang berbeda, baik dari mahasiswi hingga Ibu rumah tangga, yang semuanya telah dibekali pengetahuan dan keterampilan khusus untuk dapat menjadi pengajar bagi anak autistik. Siswa yang aktif di PPAKB saat ini berjumlah 24 anak. Sebanyak 20 anak terdiagnosa mengalami autistik, sedangkan empat anak lainnya mengalami gangguan belajar dyslexia dan gangguan bicara. Mereka juga berasal dari daerah yang cukup jauh, ada yang berasal dari Tarutung, Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, dll. Universitas Sumatera Utara 70

4.5 Kondisi Siswa Autistik di PPAKB

Belum ada siswa di PPAKB yang siap dan mampu secara maksimal keluar ke sekolah formal. Namun banyak siswa yang mempunyai perkembangan yang sangat baik, mulai dari yang tidak bisa berbicara hingga mampu berbicara, tidak bisa menerima arahan sekarang sudah bisa disuruh, bisa sholat, bisa membacakan dan menghafalkan surat pendek dari Al- Qur‘an. Prestasi adalah kemajuan yang lebih baik dari sebelumnya. Lagi-lagi Dokter Julina merasakan hikmah dibalik kondisi ia dan suaminya yang dikaruniai seorang anak autistik, ―Karena anak saya seperti ini, ibadah saya semakin membaik, tidak menunda-nunda waktu untuk beribadah, berbagi dengan orang lain, sedekah, saling membantu sesama.” Dokter Julina menganggap pemerintah belum maksimal memperhatikan anak autistik. Juli 2009 pertama kalinya pemerintah pernah mengadakan seminar autis yang digagas oleh Ibu Samsul Arifin. Namun tidak ada perhatian yang begitu khusus. Untuk itu dokter Julina dan orang tua dari anak-anak yang autis membentuk Forum P5 Penulis Pemberdayaan Perempuan dan Anak untuk memperjuangkan nasib anak autistik yang butuh pendidikan. Forum P5 ini meminta kepada pemerintah agar membuat Undang- Undang yang memberi ruang untuk anak autistik agar bisa membuat sekolah negeri dari pemerintah untuk anak autistik agar biaya sekolahnya tidak mahal seperti lembaga anak autistik swasta lainnya. Dengan adanya kepedulian terhadap anak-anak autistik, untuk itu dokter Julina meminta agar sekolah formal mau menerima anak autistik di sekolah normal dan hal ini kuatkan oleh Undang-Undang yang memperbolehkannya. Sebab anak autistik juga harus Universitas Sumatera Utara 71 diperkenalkan di sekolah normal. Anak autis akan percaya diri dan mengeksplorasi dirinya jika diterima, dipuji, diberikan ruang oleh guru, teman dan orang tuanya. Yang perlu kita ketahui adalah bahwa autisme bukanlah penyakit yang menular. Universitas Sumatera Utara 72

BAB V ANALISIS DATA