66
4.2 Perspektif PPAKB Terhadap Autisme
Autis bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Kita mengerucutkan dahulu apa hakikat kesembuhan tersebut. Belum ada kriteria yang jelas untuk mengukur
kesembuhan anak autis. Menurut Kak Trisno, psikiater kejiwaan, anak autis bisa diterapi, ia tidak mengatakan sembuh, namun Drh.Julina Siregar mempunyai pendapat
yang berbeda, ―Kriteria sembuh menurut saya jika anak sudah mandiri, disiplin, mengerti aturan sosial, bisa ngomong, mengerti apa yang diperintah, tidak melakukan
larangan untuk yang tid ak baik utuk tubuhnya, itu menurut saya sudah sembuh.”
Banyak juga yang mengatakan bahwa anak usia anak autis yang bisa diterapi dibawah lima tahun, jika diatas lima tahun sudah terlambat. Hal ini ditentang keras oleh
Drh.Julina, ia mengatakan bahwa usaha dan do‘a adalah obat yang paling ampuh. ―Ingat
bu, pak, masih ada Allah, ikhtiar dengan sempurna, arahkan dan ajarkan anak, kita juga harus mengorbanan waktu, dana. Allah maha mendengar, Allah tidak buta, pasti
Allah memberikan yang terbaik untuk kita.” Ia juga menambahkan bahwa kerjasama
antara PPAKB dan keluarga sangat bermanfaat. “Karena tidak ada artinya PPAKB
mati-matian melakukan terapi, dirumah tidak diulang hasil terapinya dan tidak dijaga dietnya.” Dokter yang sangat penyayang ini mengingatkan kepada orang tua bahwa
jangan dengar vonis yang bisa membuat pesimis.
4.3 Fasilitas di PPAKB
Drh.Julina Siregar memakai rumahnya sebagai pondok yang mengasuh anak autis, hyperactive, down syndrome, lambat belajar, dll. PPAKB ini didirikan atas
Universitas Sumatera Utara
67
motivasi dedikasi misi sosial, membantu penyandang autis kurang mampu dengan fasilitas mudah, murah, sederhana tetapi menghasilkan efek terapi berkualitas.
Dengan fasilitas rumah yang sederhana, PPAKB memberikan jenis layanan, seperti:
1. Berupa terapi prilaku modifikasi ABA + Floor time yang fleksibel, terstruktur, terarah terukur, satu anak satu pembimbing.
2. Remedial Therapy pengulangan penguatan pelajaran sekolah bagi anak kesulitan belajar.
3. Stimulasi sensori, okupasi sosialisasi sambil bermain dengan terapis sebaya anak normal
4. Terapi senam otak pijat kesehatankecerdasan. 5. Terapi warna, konsultasi dietsuplement perlebahan bagi anak yang
membutuhkan. 6. Menyediakan autistic food media belajar edukasi yang murah.
7. Bimbingan bagi orang tuapendamping anak agar mudah mengulang terapi di rumah.
Adapun beberapa metode belajar yang diterapkan oleh PPAKB untuk para siswa autistiknya, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
68
1. Brain gym, senam otak adalah metode yang diterapkan di PPAKB yang diadopsi dari teori Ibu Cece, yang mendirikan lembaga terapi sendirian dengan 1 asisten
dengan dua puluhan macam karakter gangguan anak. Sedangkan anak normal saja bagus mengikuti brain gym, apalagi anak autis. Terinspirasi dari itu, PPAKB
menerapkan dengan konsisten Brain Gym, dan hasilnya semua anak yang mendapatkan Brain Gym mendapatkan perkembangan.
2. Patterning, didapatkan dari pelatihan dan membaca buku dr.Domans, dokter yang menangani cidera otak, termasuk anak autis. Metode ini baik untuk anak
yang tidak bisa jalan dan motorik lemah. Gerakan ini semacam senam fisik yang dibantu digerakkan para guru PPAKB yang berfungsi untuk membantu
perkembangan saraf di otak. Manfaatnya adalah anak lebih respon dengan arahan dan pelajaran, khusus untuk mata pelajaran matematika juga lebih mudah
dikuasai anak. 3. Terapi pijat baik untuk semua anak yang memiliki gangguan. Hal ini adalah
relaksasi untuk melancarkan peredaran darah. Belajar dari Prof.Hembing Wijayakusuma. Ahli obat-obatan herbal yang banyak menangani autis dengan
obat herbal dan pijat. Terapi pijat ini baik ntuk anak-anak yang hyperaktif dan lasak.
4. Sensori integrasi, gabungan dari beberapa sensor ke indera anak. Sederhananya, gerak anak sewaktu bermain, anak normal akan merespon stimulasi dari teman-
temannya yang menuntutnya untuk saling berinteraksi. Berbeda dengan anak autis, mereka tidak bisa saling memberikan stimulasi, harus ada bantuan dari
Universitas Sumatera Utara
69
guru dan orang tua. Contohnya saat bermain ayunan, merangkak, meluncur, orang tua dan guru memberikan stimulasi.
“Ayo, cepat, lompat, lari, sini..‖ dengan kata lain anak autis harus direcoki.
Aktifitas terapi dilakukan setiap hari senin- jum‘at pukul 08.15 sd 17.00. wib.
Jadwal ini juga bisa disesuaikan dengan kesepakatan antara orang tua dan pihak bimbingan. Biaya terapi juga tidak terlalu menguras kantong, untuk uang pangkal
Rp350.000 dan ini dapat dicicil. Untuk terapi Rp35.000 jam dengan pembayaran sistem paket atau harian sesuai kemampuan orang tua dengan keringanan bagi keluarga kurang
mampu. Bahkan bagi keluarga kurang mampu gratis dengan persyaratan membawa kartu keluarga dan surat keterangan miskin dari lurah.
4.4 Tim Pengajar dan Siswa