3
dalam rangka mengatasi permasalahn permukiman di Indonesia, begitu juga di Kota Surakarta. Salah satu arah kebijakan Pemerintah Kota
Surakarta dalam pemenuhan hak atas perumahan dengan meningkatkan ketersediaan rumah yang layak dan sehat bagi masyarakat miskin dan
golongan rentan, mendukung arah kebijakan nasional dalam mengurangi jumlah rumah tidak layak huni.
Masalah utama yang dihadapi masyarakat miskin di Kota Surakarta adalah terbatasnya akses perumahan yang sehat dan layak, redahnya mutu
lingkungan pemukiman dan lemahnya perlindungan untuk mendapatkan dan menghuni perumahan yang layak dan sehat. Menurut pendataan pada
tahun 2006, Kota Surakarta terdapat 6.612 unit rumah tidak layak huni yang tersebar di seluruh kecamatan dan kelurahan di Kota Surakarta.
Pemerintah Kota Surakata memiliki target bahwa pada tahun 2010 Kota Surakarta bebas dari rumah tidak layak huni. Dalam mencapai target
tersebut, Pemerintah Kota Surakarta mengadakan beberapa program penanganan rumah tidak layak huni, antara lain:
a. Perbaikan rumah tak layak huni b. Peremajaan permukiman kumuh
c. Rumah susun sederhana sewa d. Pondok boro
e. Bantuan rumah pekerjaburuh Program-program tersebut dilakukan dalam rangka menangani masalah
rumah tidak layak huni dan menata permukiman-permukiman kumuh di Kota Surakarta.
2. Program Perbaikan Rumah tidak layak huni di Kota Surakarta
Program perbaikan rumah tidak layak huni merupakan bantuan yang diberikan kepada masyarakat miskin yang menempatimempunyai rumah
tidak layak huni dengan tujuan dalam rangka meningkatkan kualitas hidupderajat kesehatan masyarakat miskin.
Pada tahun 2006 Pemerintah Kota Surakarta telah membangun 225 unit rumah, pada tahun 2007 telah membangun 1.000 unit rumah, tahun
4
2008 telah membangun 1.500 unit rumah, tahun 2009 telah membangun 1.500 rumah dan tahun 2010 direncanakan dibangun lebih dari 1500 unit
rumah tak layak huni, sehingga Kota Surakarta bebas dari hunian liar pada
tahun 2010.
Pelaksanaan program perbaikan rumah tidak layak huni di sini telah diatur dalam Peraturan Walikota Surakarta Nomor 5 A Tahun 2008
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Bantuan Pembangunan Perbaikan Rumah Tak Layak Huni Bagi Masyarakat Miskin Kota
Surakarta, mulai dari kepanitiaan, mekanisme pengajuan bantuan dan mekanisme pencairan bantuan, yang mana melibatkan komponen-
komponen sumber daya perumahan dan permukiman secara luas dan integratif. Pada kasus permasalahan perumahan yang berbeda di beberapa
kelurahan, perbaikan tidak hanya dilakukan pada fisik rumah saja, melainkan juga dilakukan pelegalan lahan serta perbaikan sarana
prasarana.
3. Perlunya Evaluasi Pelaksanaan Program Perbaikan Rumah tidak
layak huni Bagi Masyarakat Miskin Kota Surakarta
Program merupakan suatu instrumen kebijakan, yang berarti evaluasi program adalah bagian dari evaluasi kebijakan. Menurut Dunn 2000
evaluasi kebijakan merupakan suatu cara memproduksi informasi mengenai nilai-nilai atau manfaat dari hasil suatu kebijakan. Sedangkan
menurut Sudharsono 1994 penelitian evaluasi program mengandung makna pengumpulan informasi tentang hasil yang telah dicapai oleh
sebuah program
yang dilaksanakan
secara sistematik
dengan menggunakan metodologi ilmiah sehingga darinya dapat dihasilkan data
yang akurat dan obyektif. Evaluasi pelaksanaan program perbaikan rumah tidak layak huni di
Kota Surakarta ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan program tersebut, dengan menggunakan indikator dan tolok ukur
berdasarkan kriteria efektifitas, efisiensi, kecukupan, responsibilitas, dan ketepatan Dunn, 2000. Sehingga, dengan adanya evaluasi pelaksanaan
5
program perbaikan rumah tidak layak huni di Kota Surakarta ini dapat memberikan informasi serta rekomendasiusulan pengembangan program
ini.
B. PERMASALAHAN