11
Tabel 1.1 Responden Wawancara Penelitian
Kode Nara Sumber
Personil Jumlah
Keterangan A-1
Panitia Pembangunan
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
Tingkat Kota Bapermas Kota
Surakarta 1 orang
A-2 Dinas Pekerjaan
Umum Kota Surakarta
1 orang A-3
Dinas Tata Kota Surakarta
1 orang A-4
Bapeda Kota Surakarta
1 orang A-5
Kantor Pertanahan Kota Surakarta
1 orang A-6.1
A-6.2 A-6.3
Kecamatan 3 orang
Kecamatan Banjarsari Kecamatan Serengan
Kecamatan Jebres A-7
Forum LPMK Tingkat Kota
1 orang B-1.1
B-1.2 B-1.3
Panitia Pembangunan
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
Tingkat Kelurahan
Kelurahan 3 orang
Kelurahan Ketelan Kelurahan Kratonan
Kelurahan Jebres B-2.1
B-2.2 B-2.3
LPMK tingkat kelurahan
3 orang Kelurahan Ketelan
Kelurahan Kratonan Kelurahan Jebres
C-1.1 Kelompok Kerja
Penerima Bantuan
Pembangunan Perbaikan Rumah
Tidak Layak Huni Kelompok Kerja
Kelurahan Ketelan 1 orang
C-1.2 Kelompok Kerja
Kelurahan Kratonan 1 orang
C-1.3 Kelompok Kerja
Kelurahan Jebres 1 orang
Total 18 orang
Sumber : Hasil Analisis Responden Wawancara, 2010
b. Observasi Lapangan
Menurut Nawawi 1991 observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam
suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Observasi yang dilakukan berupa catatan lapangan dan foto-foto kondisi rumah-rumah
dan lingkungan yang mendapatkan program perbaikan rumah tak layak huni. Observasi dilakukan dengan mengunjungi beberapa lokasi
pelaksanaan program.
12
c. Penyebaran Kuesioner
Pengumpulan data dari masyarakat yang mendapatkan program bantuan
pembangunanperbaikan rumah
tidak layak
huni menggunakan kuesioner pertanyaan tertutup. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara Accidental sample yaitu teknik pengambilan sample berdasarkan
kesediaan responden untuk mengisi kuesioner baik dari sisi waktu dan pemikiran. Singaribun dan Efendi, 1997. Tujuannya untuk mendapat
pandanganpersepsi masyarakat secara umum. Adapun jumlah sampel untuk masyarakat ditentukan dengan rumus Slovin yaitu sebagai
berikut:
� ≥ �
1 + �. �
2
Dimana, n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi e = Persen
kelonggaran ketidaktelitian
karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.
Jumlah kepala keluarga KK pada kelurahan yang ditetapkasn sebagai lokasi studi kasus evaluasi perbaikan rumah tidak layak huni di
Kota Surakarta, di Kelurahan Ketelan adalah sebanyak 44 KK pada tahap I dan 23 KK pada tahap II, di Kelurahan Kratonan sebanyak 11
KK pada tahap I dan 19 KK pada tahap II, dan di Kelurahan Jebres sebanyak total 169 KK. Tingkat eror yang diinginkan yaitu 10
sehingga dengan menggunakan rumus Slovin, jumlah sampel yang diambil minimal berjumlah 73 sampel.
Untuk jumlah sampel pada tiap kelurahan, dihitung berdasarkan proporsi jumlah KK yang mendapatkan bantuan program perbaikan
13
rumah tidak layak huni, sehingga didapatkan jumlah sampel 19 KK di Kelurahan Ketelan, 9 KK di Kelurahan Kratonaan, dan 45 KK di
Kelurahan Jebres. Tetapi dikarenakan adanya kesulitan identifikasi lokasi rumah yang mendapatkan bantuan perbaikan rumah tidak layak
huni yang tedapat di Kelurahan Jebres, disebabkan lokasinya yang tersebar tidak mengelompok seperti di Kelurahan Ketelan dan
Kratonan, maka proporsi sampel sedikit diubah menjadi 24 KK di Kelurahan Ketelan, 14 KK di kelurahan Kratonan, dan 35 KK di
Kelurahan Jebres.
3. Metode Analisis