63
1. Gambaran Umum Lokasi
a. Kelurahan Ketelan
Program perbaikan rumah tidak layak huni di Kelurahan Ketelan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta ini dilaksanakan mulai
tahun 2007, dengan rincian penerima bantuan 44 KK pada tahun 2007, 50 KK pada tahun 2008, dan 23 KK pada tahun 2009. Jadi, total
penerima bantuan hingga tahun 2009 adalah sebanyak 117 rumah. Dari keseluruhan penerima bantuan tersebut, ada dua lokasi di Kelurahan
Ketelan yang merupakan rumah-rumah berkelompok, yaitu di Kampung Totogan dan Kampung Jageran. Dua kampung inilah yang
menjadi studi kasus pada penelitian ini. Sebelum adanya program bantuan pembangunanperbaikan
rumah tidak layak huni dari pemerintah, kondisi rumah-rumah di kampung Totogan RT 03 RW VI Kelurahan Ketelan ini merupakan
rumah-rumah non permanen dan semi permanen yang lahannya belum bersertifikat. Sebanyak 61 KK merupakan penghuni tanah non legal.
Lahan yang dihuni warga merupakan tanah milik negara di bantaran sungai yang seharusnya tidak boleh ada permukiman, namun
kenyataannya lahan ini digunakan untuk permukiman. Dengan adanya program pensertifikatan nasional tanah milik
negara Prona, pada tahun 2005 warga kampung Totogan mengajukan permohonan pensertifikatan tanah ke BPN, dan disetujui. Namun tidak
semua warga di kampung Ketelan 1 bisa mengajukan permohonan pensertifikatan tanah. Dari 61 KK terdapat 17 KK yang rumahnya
berada tepat di pinggir sungai Pepe sehingga warga tersebut tidak dapat memperoleh surat sertifikat tanah karena lahan yang digunakan
untuk rumahnya merupakan jalur hijau yang tidak boleh didirikan bangunan dan rumah dari 17 KK tersebut harus dipindahkan. Sehingga
jumlah warga di kampung Ketelan 1 yang mengajukan pensertifikatan tanah sebanyak 44 KK. Setelah ada musyawarah antar warga maka
diputuskan rumah 17 KK yang berada tepat di pinggir sungai tersebut
64
dibongkar. Dari 17 KK yang rumahnya dibongkar tersebut, terdapat 13 KK yang tetap tinggal dan menyewa rumah warga di kampung
Totogan sedangkan 4 KK pindah dari kampung Totogan dan diberi santunan dana sebesar Rp 1.100.000,00 tiap KK. Dana santunan ini
berasal dari warga yakni Rp 100.000,00 x 44 KK. Akhirnya pada tahun 2007 warga kampung Totogan memperoleh sertifikat tanah dari BPN
melalui permohonan pensertifikatan tanah. Setelah mendapat sertifikat tanah, maka dilaksanakanlah program RTLH.
Gambar 3.2 Kondisi Ketelan Sebelum Pelaksanaan Program
Sedangkan lokasi kedua yaitu di Kampung Jageran, menerima bantuan perbaikan rumah tidak layak huni pada tahun 2008, yang
diberikan kepada 26 KK, bersama dengan 24 KK penerima bantuan lain yang lokasinya tersebar di Kelurahan Ketelan. Kampung Jageran
terletak di RT 1 RW VI Kelurahan Ketelan, juga terdiri dari rumah- rumah tadak layak huni yang lokasinya berkelompok. Berbeda dengan
Kampung Totogan, rumah-rumah di Kampung Jageran sudah berupa rumah bersertifikat hak milik warga. Program RTLH ini dilaksanakan
pada tahun 2008, dengan total penerima bantuan sebesar 26 rumah.
56
PETA LOKASI PENERIMA RTLH DI KELURAHAN KETELAN
KETELAN I KETELAN II
66
b. Kelurahan Kratonan