13
rumah tidak layak huni, sehingga didapatkan jumlah sampel 19 KK di Kelurahan Ketelan, 9 KK di Kelurahan Kratonaan, dan 45 KK di
Kelurahan Jebres. Tetapi dikarenakan adanya kesulitan identifikasi lokasi rumah yang mendapatkan bantuan perbaikan rumah tidak layak
huni yang tedapat di Kelurahan Jebres, disebabkan lokasinya yang tersebar tidak mengelompok seperti di Kelurahan Ketelan dan
Kratonan, maka proporsi sampel sedikit diubah menjadi 24 KK di Kelurahan Ketelan, 14 KK di kelurahan Kratonan, dan 35 KK di
Kelurahan Jebres.
3. Metode Analisis
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data Moleong, 2001. Terdapat dua metode yang
digunakan dalam menganalisis data pada studi ini yaitu Deskriptif Kualitatif dan Statistik Deskriptif. Kedua metode analisis tersebut
digunakan pada data yang berbeda yaitu sebagai berikut:
a. Metode Analisis Deskriptif Kualitatif
Dalam metode analisis kualitatif, prosedur penelitian akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku serta benda-benda yang diamati Moleong, 2001. Metode analisis deskriptif kualitatif digunakan dalam
menganalisis data berupa hasil wawancara dan data hasil observasi lapangan. Data hasil observasi lapangan sebelumnya diolah dalam
bentuk tabel dan dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Analisis ini menghasilkan penilaian untuk setiap evaluasi.
b. Metode Analisis Statistik Deskriptif
Hasan 2001 menjelaskan bahwa statistik deskriptif adalah bagian dari statistik mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data
sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan
14
mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain statistik deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau
persoalan. Metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis
kuesioner. Melalui kuesioner tersebut akan diketahui tingkat keberhasilan program dengan melihat bagaimana respon masyarakat
akan program tersebut.
15 INPUT
PROSES OUTPUT
Permasalahan perumahan dan Permukiman di Koa
Surakarta Program Bantuan
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni di Kota
Surakarta Survey awal atau
pendahuluan pelaksanaan program
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni di Kota
Surakarta Perlunya evaluasi
program program Perbaikan Rumah
Tidak Layak Huni di Kota Surakarta
Pelaksanan Program
Kepanitiaan Mekanisme
Pengajuan Bantuan
Mekanisme Pencairan
Bantuan Tujuan Program
Persepsi Masyarakat
Kebijakan Terkait
Sasaran Program
Keberhasilan Fisik
Keberhasilan Ekonomi
Keberhasilan Sosial
Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis tingkat efektifitas pencapaian tujuan pelaksanaan program
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis kelompok sasaran pelaksanaan program
Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis tingkat kecukupan adequacy capaian program dalam
komponen tridaya pembangunan perumahan
Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis efisiensi peran lembaga terkait dan mekanisme pelaksanaan
program
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis tingkat responsivitas masyarakat terhadap pelaksanaan
program
Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
di Kota Surakarta Hasil evaluasi pelaksanaan program
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni di Kota Surakarta
Rekomendasi Tingkat efektifitas pencapaian
tujuan pelaksanaan program
Ketepatan kelompok sasaran pelaksanaan program
Tingkat kecukupan adequacy capaian program dalam
komponen tridaya pembangunan perumahan
Tingkat efisiensi peran lembaga terkait dan
mekanisme pelaksanaan program
Tingkat tingkat responsivitas masyarakat terhadap
pelaksanaan program
Gambar 1.1 Kerangka Analisis
16
4. Indikator Penelitian Evaluasi