keuangan sebagai alat komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan selama periode tertentu.
2.1.2.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keungan menurut SAK No.1 adalah sebagai berikut : a. Tujuan Laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahaan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan
dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk meyediakan informasi nonkeuangan.
c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen stewardship, atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ekonomi ini mungkin mencakup, misalnya,
keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam
Universitas Sumatera Utara
perusahaan atau keputusan untuk mengangat kembali atau mengganti manajemen..
2.1.2.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut PSAK 2004 adalah sebagai berikut. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang
membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu : dapat dipahami,
relevan, keandalan , dan dapat diperbandingkan. 1
Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Maka, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian,
informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa
informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
2 Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
memiliki kualitas relevan kalau dapat memengaruhi persitiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi
Universitas Sumatera Utara
mereka dimasa lalu. Peran Informasi dalam peramalan Predictive dan penegasan confirmatory berkaitan satu sama lain. Misalnya, informasi
struktur dan besarnya aktiva yang dimiliki bermafaat bagi pemakai ketika mereka
berusaha meramalkan
kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi yang merugikan.
Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan penegasan confirmatory role terhadap prediksi yang lalu, misalnya, tentang
bagaimana struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun atau tentang hasil dari operasi yang direncanakan. Informsi posisi keuangan
dan kinerja di masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain
yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit.
Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan menampilkan informasi tentang
transaksi dan peristiwa dimasa lalu. 3
Materialitas Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya.
Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan
omission atau kesalah dalam mencatat misstatement. Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah
daripada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.
4 Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal reliable, informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur faithful representation dari yang seharusnya
disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan. 5
Penyajian Jujur Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi, misalnya, neraca harus menggambarkan
dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan yang
memenuhi kriteria pengakuan. Informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari risiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari apa yang
seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan ukuran dan
Universitas Sumatera Utara
teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan peristiwa tersebut.
6 Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, peristiwa
tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau
peritiwa tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum.
7 Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh
ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain mempunyai
kepentingan yang berlawanan. 8
Pertimbangan Sehat Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian
peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan
atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dan dengan
menggunakan pertimbangan sehat prudence dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
Universitas Sumatera Utara
melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastiaan sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban
tidak dinyatakan terlalu rendah. 9
Kelengkapan Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya agar dapat diandalkan. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan omission mengakibatkan informasi menjadi tidak
benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.
10 Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan trend posisi dan
kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antarperusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa
lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antarperiode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan lain.
2.1.2.4 Analisis Laporan Keuangan