Pengukuran Financial Distress Faktor-Faktor Penyebab Kebangkrutan

prediksi financial distress diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga dapat menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan.

2.1.6 Pengukuran Financial Distress

Tahap awal pengukuran financial distress sangat sulit untuk didefinisikan secara objektif, sehingga dilakukan pengkuran financial distress oleh para peneliti: 1. Edward I.Altman 1968 Pada tahun 1968 Altman meneliti manfaat laporan keuangan dalam memprediksi kebangkrutan. Dalam penelitian dengan metode multiple discriminant analysis MDA tersebut, Altman menemukan formula yang dapat digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan dengan istilah yang sangat terkenal yakni Z-score. Z-score adalah skor yang ditentukan dari lima rasio keuangan yang masing- masing dikalikan dengan bobot tertentu dan akan menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan dengan rumus sebagai berikut : = , + , + , + , � + , ��� Dimana ; WCTA = Working Capital Total Assets RETA = Retained earning Total Assets EBITTA = Earning before interest and tax Total Assets MVEBVD = Market value of equity book value of debt STA = Sales Total Assets Universitas Sumatera Utara Apabila Z-score lebih tinggi dari 2,99; maka perusahaan tersebut termasuk dalam sektor perusahaan non-bankrupt, jika Z-score kurang dari 1,81 termasuk perusahaan yang mempunyai kemungkinan bangkrut dan jika Z-score antara 1,81-2,99 didefinisikan sebagai zone of ignorance atau grey area. Namun, dalam metode ini perusahaan yang menjadi objek penelitian harus bersifat industri manufaktur. Menurut Ramadhani dan Lukviarman : 2009 seiring dengan berjalannnya waktu dan penyesuaian terhadap berbagai jenis perusahaan, Altman kemudian merevisi modelnya supaya dapat diterapkan pada semua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan penerbit obligasi di negara berkembang emerging market. Sehingga pada tahun 1995 model prediksi kebangkrutan Altman Z-Score dilakukan modifikasi. 1.1 Model Altman Z-Score Modifikasi 1995 Dalam Z-score modifikasi ini Altman mengeliminasi variable X 5 salestotal asset karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran asset yang berbeda-beda. Berikut persamaan Z-Score yang di modifikasi Altman dkk1995 : Z” = 3,25 + 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4 Keterangan: Z” = bankruptcy index X1 = working capitaltotal asset X2 = retained earnings total asset X3 = earning before interest and taxestotal asset X4 = book value of equitytotal liabilities Universitas Sumatera Utara Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z- score model Altman Modifikasi yaitu: a. Jika nilai Z” 1,1 maka termasuk perusahaan yang bangkrut. b. Jika nilai 1,1 Z” 2,6 maka termasuk grey area tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan. c. Jika nilai Z” 2,6 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.

2.2 Penelitian Terdahulu

Studi mengenai kebangkrutan perusahaan pertama kali dikemukakan oleh Braver 1966 di Amerika Serikat yang menggunakan 29 rasio keuangan perusahaan pada lima tahun sebelum kebangkrutan. Sampel yang digunakan sebanyak 79 perusahaan gagal dan 79 perusahaan sehat. Tujuan penelitiannya yaitu mengetahui apakah rasio-rasio keuangan terpilih bisa digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan dan berapa lama kebangrutan tersebut terjadi sejak rasio-rasio keuangan mengalami penurunan atau menjadi tidak sehat. Beaver membuat enam kelompok rasio, yaitu : cash flow ratios, net income rasio, debt- to-total asset ratio, liquid asset-to-current ratios, turn over ratios dan liquid asset-to-total asset ratios. Dari keenam kelompok rasio tersebut, Breaver mengemukakan bahwa rasio dari aliran kas cash flow terhadap kewajiban total total debt merupakan prediktor yang baik untuk menentukan tingkat kebangkrutan sebuah perusahaan. Altman 1968 merupakan metode penelitian awal yang mengkaji pemanfaatan analisis rasio keuangan sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan memasukkkan rasio-rasio keuangan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Variabel Makro Ekonomi Dengan Resiko Kebangkrutan (ALTMAN Z-SCORE) Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 23 94

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE Analisis Prediksi Kebangkrutan Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score Pada Pt. Indofood Sukses Makmur, Tbk (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012-2015)

3 12 17

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE Analisis Prediksi Kebangkrutan Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score Pada Pt. Indofood Sukses Makmur, Tbk (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012-2015).

0 2 15

ANALISIS PENGGUNAAN MODEL ALTMAN (Z SCORE) UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA Analisis Penggunaan Model Altman (Z Score) Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa

0 3 19

ANALISIS PENGGUNAAN MODEL ALTMAN (Z SCORE) UNTUKMEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA Analisis Penggunaan Model Altman (Z Score) Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efe

0 4 16

NASKAH PUBLIKASI Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score Pada Pt. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

0 5 15

SKRIPSI Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score Pada Pt. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

0 2 16

Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score pada Subsektor Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4 12 29

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011 – 2014 Icha Cahyaningtyas

0 0 7

PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2016

1 0 18