melemahkan, oleh sebab itu pengobatan infeksi oportunistik lebih didahulukan karena hal ini penyebab kematian pada penderita AIDS.
2.2.1. Status Gizi dan HIVAIDS
Sejak seseorang terinfeksi HIV, terjadi gangguan sistem kekebalan tubuh sampai ke tingkat yang lebih parah hingga terjadi pula penurunan status gizi. Salah
satu faktor yang berperan dalam penurunan sistem imun adalah defisiensi zat gizi baik makro maupun gizi mikro. Memburuknya status gizi disebabkan oleh kurangnya
asupan makanan, gangguan absorbsi dan metabolisme zat gizi, infeksi oportunistik, serta kurangnya aktifitas fisik Kemenkes RI, 2010.
Orang yang terinfeksi HIV akan mengalami hal-hal berikut: 1.
Orang yang terinfeksi HIV akan kehilangan nafsu makan dan susah makan sehingga asupan makanan kurang dan tidak sesuai dengan syarat menu.
Hilangnya nafsu makan dapat disebabkan karena adanya infeksi pada mulut dan demam atau efek dari obat-obatan yang diberikan.
2. Daya serap tubuh kurang baik terhadap makanan dan minuman yang
dikonsumsi. Orang dengan HIV positif biasanya mengalami diare. Akibat HIV juga bisa timbul kerusakan sel-sel di dalam usus sehingga daya serap
terhadap karbohidrat dan lemak berkurang. Kelemahan daya serap juga mengakibatkan vitamin A dan E yang sangat berguna bagi sistem kekebalan
tidak termanfaatkan.
Universitas Sumatera Utara
3. Dengan daya serap nutrisi yang tidak baik sehingga tidak mampu mencerna
makanan dengan sempurna sehingga tubuh tidak dapat mendayagunakan sari-sari makanan dengan baik seperti karbohidrat, lemak, dan protein.
4. Demam dan peradangan yang menyertai infeksi HIV menyebabkan
hilangnya nafsu makan dan berat badan berkurang dengan cepat. 5.
Jaringan otot menjadi lemah sehingga mengakibatkan kerusakan sistem kekebalan tubuh Lasmadiwati, dkk, 2005.
Intervensi gizi secara khusus bertujuan untuk mencapai berat badan normal; mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual, dan muntah; menghambat
progresivitas HIV menjadi AIDS; serta mencapai kualitas hidup yang optimal pada orang dengan HIVAIDS untuk tetap produktif Kemenkes, 2010. Berikut contoh
manisfestasi klinis dan gangguan gizi yang sering terjadi pada orang dengan HIVAIDS dan rekomendasinya.
Tabel 2.3 Manisfestasi klinis pada Orang Dengan HIVAIDS Manisfestasi Klinis
Gangguan gizi Rekomendasi Gizi
Anoreksia dan disfagia Penurunan nafsu makan,
kesulitan menelan karena infeksi jamur mulut
Diet: makanan lunak, disajikan menarik, porsi
kecil dan sering.
Diare Kehilangan zat gizi dalam
tubuh Diet: rendah laktosa,
rendah serat, rendah lemak, dan banyak
mengonsumsi cairan seperti oralit.
Sesak nafas Asupan kalori tidak
Anjuran: makanan tinggi lemak MCT dan rendah
Universitas Sumatera Utara
mencukupi, pasien lemah karbohidrat. Makanan
diberikan dalam posisi setengah tidur.
Malabsorbsi lemak Gangguan penyerapan
lemak Anjuran: sumber lemak
nabati, MCT, tambahkan
Manisfestasi Klinis Gangguan gizi
Rekomendasi Gizi
vitamin larut lemak Demam
Peningkatan pemakaian kalori dan kehilangan
cairan Anjuran: minum lebih dari
2 literhari, makanan lunak.
Penurunan berat badan Gangguan makan secara
oral Tinggi kalori protein,
padat kalori, rendah serat.
Muntah Porsi kecil tapi sering,
menghindari aroma makanan yang
merangsang.
Sumber: Kemenkes 2010
2.3 Diet HIVAIDS