Pengaruh Iur Biaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Askes Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Tahun 2009

(1)

PENGARUH IUR BIAYA PELAYANAN KESEHATAN

TERHADAP KEPUASAN PASIEN ASKES RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK

TAHUN 2009

   

TESIS

OLEH

DESI RINZA 077013007/IKM

 

            

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PENGARUH IUR BIAYA PELAYANAN KESEHATAN

TERHADAP KEPUASAN PASIEN ASKES RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK

TAHUN 2009

     

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Administrasi Rumah Sakit

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

OLEH

DESI RINZA 077013007/IKM

   

 

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Judul Tesis : PENGARUH IUR BIAYA PELAYANAN

KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN ASKES RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

UMUM PUSAT H. ADAM MALIK TAHUN 2009 Nama Mahasiswa : Desi Rinza

Nomor Induk Mahasiswa : 077013007

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Administrasi Rumah Sakit

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis,Ak, M.A.F.I.S, M.B.A) (Dr. Khaira Amalia F, SE, Ak, M.B.A, M.A.P.P.I) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Dekan

( Dr. Drs. Surya Utama, M.S ) (dr. Ria Masniari Lubis, M.Si)


(4)

Telah diuji

Pada tanggal : 1 September 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, AK, M.A.F.I.S, M.B.A Anggota : Dr. Khaira Amalia F, SE, AK, M.B.A, M.A.P.P.I Drs. Amru Nasution, M.Kes


(5)

PERNYATAAN

PENGARUH IUR BIAYA PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN ASKES RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK TAHUN 2009

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2009


(6)

ABSTRAK

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah salah satu rumah sakit pemerintah yang menerapkan iur biaya pelayanan kesehatan bagi pasien peserta PT. Askes (Persero) berdasarkan kesepakatan bersama antara Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dan PT. Askes (Persero) Cabang Utama. Iur biaya terjadi akibat adanya selisih tarif rumah sakit dengan tarif PT. Askes (Persero) dan iur biaya ini dibebankan kepada pasien sehingga pasien harus membayar ke rumah sakit setiap kali mendapatkan pelayanan kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh iur biaya pelayanan kesehatan yang terdiri dari iur biaya operasi, iur biaya p

elayanan laboratorium, iur biaya pelayanan radiologi, iur biaya pelayanan diagnostik terpadu, iur biaya ruangan terhadap kepuasan pasien askes rawat inap. Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory research dengan pendekatan desain

cross sectional. Populasi adalah peserta Askes Wajib yang mendapatkan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dengan jumlah sampel sebanyak 88 orang. Data dikumpulkan dari hasil pengisian kuesioner oleh responden dan dianalisis dengan uji regresi linier berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa iur biaya operasi dan iur biaya pelayanan laboratorium dalam kategori tinggi serta kategori cukup puas. Hasil uji regresi linier berganda metode Stepwise menunjukkan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara iur biaya operasi (p = 0,036), iur biaya pelayanan laboratorium (p = 0.028) terhadap kepuasan pasien askes rawat inap dan tidak ada pengaruh iur biaya pelayanan radiologi, iur biaya pelayanan diagnostik terpadu, iur biaya ruangan terhadap kepuasan pasien.

Disarankan kepada Pimpinan Rumah Sakit supaya dapat meninjau kembali besaran iur biaya pelayanan kesehatan agar sesuai dengan tarif rumah sakit karena penerapan selama ini bukan merupakan selisih tarif rumah sakit dan tarif PT. Askes (Persero), dan kepada PT. Askes (Persero) perlu memperhatikan besaran tarif yang diberlakukan bagi rumah sakit sehingga dalam pembuatan kesepakatan kerja sama tidak terdapat selisih biaya.


(7)

ABSTRACT

Adam Malik Hospital is one of the government hospital that implement cost sharing of health services for the patient participants of PT. Askes (Persero) based on an agrreement between Adam Malik Hospital and PT. Askes (Persero) Main Branch. Cost sharing resulted the difference charges by both Adam Malik Hospital and PT. Askes (Persero) and patients who got health services in hospital should be get a charge to it.

The objectivite of this research is to analyze the influence of cost sharing in health services as follow; the operating cost sharing, cost sharing for laboratory services, cost sharing for radiology services, cost sharing for integrated diagnostic services, cost sharing for the room on Askes inpatient satisfaction. Type of this research is survey with cross sectional approachn. The population taking from Askes compulsory participants that have been obtaining the inpatients services in Adam Malik Hospital, amount of this research are eighty-eight respondents. The data were collected by using questionnaires to the respondents and the data obtained were analyzed through multiple linear regression test.

The results of this research showed that the cost sharing operating and cost sharing for laboratory services in high category as well as patient satisfaction in the category quite satisfied. The results of multiple linier regression test with Stepwise method showed that there was a positive and significant influence by both operating cost sharing (p = 0,036), cost sharing for laboratory services (p = 0,028) on Askes inpatient satisfaction. The cost sharing for radiology services, cost sharing for integrated diagnostic services, cost sharing for the room charge did not have any influence on Askes inpatient satisfaction.

It is suggested to the leaders of the hospital to review the amount of cost sharing the service charge rate in order to comply with the hospital charges because what have long been applied was not the difference charges by both Adam Malik Hospital and PT. Askes (Persero. PT. Askes (Persero)also need to pay attention to the amount of tariffs that apply to hospital so that there is no difference between the cost in making cooperation.


(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan taufik dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. Berikut Shalawat serta salam kita junjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta pengikutnya.

Tesis ini berjudul : “Pengaruh Iur Biaya Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien Askes Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Tahun 2009“.

Sesungguhnya tesis ini tidak akan terwujud tanpa izin dari Allah SWT, serta bantuan dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam mengatasi segala kendala dan menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada yang tersayang suami, ananda dan yang mulia almarhum Ibunda dan Ayahanda beserta kakanda, adinda dan seluruh anggota keluarga atas segala bantuan moril dan materil yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini. Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :


(9)

1. Prof. Dr. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H., Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara Medan.

2. dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. 4. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

5. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, AK, M.A.F.I.S, M.B.A, selaku pembimbing satu dan Dr. Khaira Amalia F, S.E, AK, M.B.A, M.A.P.P.I, selaku pembimbing dua yang telah banyak meluangkan waktu dan kesempatan dalam membimbing dan memberikan masukan demi kesempurnaan tesis ini.

6. Prof. dr. Aman Nasution, M.P.H, Bapak Drs. Amru Nasution, M.Kes, dan Siti Khadijah, S.K.M, M.Kes, selaku penguji satu dan penguji dua yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan tesis ini.

7. dr. Djamaluddin Sambas, M.A.R.S, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSUP H. Adam Malik.


(10)

8. Seluruh staf pengajar pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

9. Seluruh rekan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

10.Seluruh staf akademik/administrasi Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan, yang telah turut membantu penulis dalam hal surat menyurat.

Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, maka penulis memohon kehadirat Allah SWT semoga mendapat balasan yang setimpal.

Akhirnya penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangannya, karena penulis yakin tidak ada satupun karya dari tangan manusia yang lahir dalam keadaan sempurna, maka segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.

Amin ya rabbal ‘alamin

Medan, Juli 2009

P e n u l i s,

  DESI RINZA


(11)

RIWAYAT HIDUP

Desi Rinza, lahir pada tanggal 5 Desember 1962 di Bukit Tinggi, anak ke lima dari enam bersaudara dari pasangan ayahanda almarhum Rustam Admy dan ibunda Almarhumah Hj. Zakiah.

Pendidikan formal penulis di mulai dari pendidikan di Sekolah Dasar Negeri No. 63 Medan, selesai tahun 1974, Sekolah Menengah Pertama Negeri V Medan, selesai tahun 1977, Sekolah Menengah Atas Swasta Perguruan Kristen Methodist Medan, selesai tahun 1981 dan melanjutkan ke Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan, selesai tahun 1988.

Penulis mulai bekerja sebagai Apoteker Rumah Sakit tahun 1990 – 1993 sebagai Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Padang Panjang Kotamadya Padang Panjang di Sumatera Barat, tahun 1993 – 2003 sebagai Staf Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, tahun 2003 – 2007 sebagai Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan merangkap Sekretaris Tim Pengendali Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, tahun 2007 – 2009 sebagai staf Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan merangkap Sekretatis Tim Pengendali Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, tahun 2009 sampai dengan sekarang sebagai Kepala Instalasi Verifikasi Asuransi Kesehatan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.


(12)

Pada tanggal 15 Pebruari 1987 penulis menikah dengan Darma Setiawan, anak dari Almarhum Amas Usman dan Azinar dan di karuniai satu orang putra Mitra Ridha Utama.

Tahun 2007 penulis mengikuti pendidikan lanjutan S-2 Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

                 


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... …… iii

RIWAYAT HIDUP…………... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR...………. xii

DAFTAR LAMPIRAN...………. xiii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1. Latar Belakang………... ... 1

1.2. Permasalahan……….……….…. 8

1.3. Tujuan Penelitian ... ….. 8

1.4. Hipótesis……….. 9

1.5. Manfaat Penelitian...……….... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10

2.1. Asuransi Kesehatan... 10

2.1.1. Pengertian... 10

2.1.2. Tujuan Asuransi... 10

2.1.3. Sistem Pembiayaan dan Pembayaran Jasa Pelayanan Kesehatan dalam Asuransi Kesehatan……… 11

2.1.4. Bentuk Pokok Asuransi Kesehatan………. 13

2.1.5. Asuransi Sosial……… 14

2.1.6. Pelayanan Kesehatan Peserta Asuransi Kesehatan……. 15

2.2. Tarif Pelayanan Kesehatan... 16

2.2.1. Tarif Rumah Sakit... 17

2.2.2. Tarif Asuransi Kesehatan... .. 23

2.3. Iur Biaya (cost sharing)... 24

2.4. Kepuasan Pasien... 29

2.5. Landasan Teori... 32

2.6. Peneliti Terdahulu... 34

2.7. Kerangka Konsep... 37

BAB III METODE PENELITIAN... 38


(14)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 38

3.2.1. Lokasi Penelitian... 38

3.2.2. Waktu Penelitian... 38

3.3. Populasi dan Sampel ... 39

3.3.1. Populasi... 39

3.3.2. Sampel………... 39

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 40

3.4.1. Uji Validitas………….………. 40

3.4.2. Uji Reliabilitas……….………. 40

3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional….………... 43

3.5.1. Variable Penelitian…..……….. 43

3.5.2. Defenisi Operasional……….. 44

3.6. Metode Pengukuran……….……….……….…. 47

3.6.1. Variable Bebas (Independen)………. 47

3.6.2. Variable Terikat (Dependen)……… 48

3.7. Metode Analisis Data... 49

3.7.1. Analisis Univariat……….. 49

3.7.2. Analisis Bivariat………... 50

3.7.3. Analisis Multivariat……….. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN... 53

4.1. Gambaran Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik ... 53

4.1.1. Sejarah Perkembangan ... 53

4.1.2. Visi, Misi dan Motto ... 54

4.1.3. Tugas dan Fungsi ... 55

4.1.4. Ketenagaan... 56

4.2. Karakteristik Responden ... 56

4.2.1. Identitas Umum Responden... 56

4.3. Analisis Univariat ... 57

4.3.1. Iur Biaya Pelayanan Kesehatan ... 57

4.3.2. Kepuasan Pasien ... 59

4.4. Analisis Bivariat... 60

4.5. Analisis Multivariat ... 62

4.5.1. Pengujian Secara Simultan... 62

4.5.2. Pengujian Secara Partial... 64

4.6. Pengujian Asumsi Klasik... 65

4.6.1. Uji Normalitas... 65


(15)

BAB V PEMBAHASAN... 68

5.1. Pengaruh Iur Biaya Operasi Terhadap Kepuasan Pasien Askes Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik ... 68

5.2. Pengaruh Iur Biaya Pelayanan Laboratorium Terhadap Kepuasan Pasien Askes Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik... 69

5.3. Pengaruh Iur Biaya Pelayanan Radiologi Terhadap Kepuasan Pasien Askes Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik ... 70

5.4. Pengaruh Iur Biaya Pelayanan Diagnostik Terpadu Terhadap Kepuasan Pasien Askes Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam malik ... 71

5.5. Pengaruh Iur Biaya Ruangan Terhadap Kepuasan Pasien Askes Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik ... 72

5.6. Pengaruh Iur Biaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Askes Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam malik... 75

5.7. Keterbatasan Penelitian... 81

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 82

6.1. Kesimpulan ... 82

6.2. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA... 85 LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman 1.1. Kunjungan Pasien Askes Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD di

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik………... 6

3.1. Hasil uji Validitas dan Reliablitas Iur Biaya Pelayanan Kesehatan dan Kepuasan Pasien... 41

3.2. Skala Pengukuran Variabel Iur Biaya Pelayanan Kesehatan... 47

3.3. Skala Pengukuran Variabel Kepuasan Pasien... 49

4.1. Jenis Ketenagaan di RSUP H. Adam Malik... 56

4.2. Distribusi Frekuensi Data Umum Pasien... 57

4.3. Distribusi Frekuensi Iur Biaya Pelayanan Kesehatan... 58

4.4. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien... 59

4.5. Hasil Analisis Bivariat antara Variabel iur biaya pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien... 60

4.6. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan Total Iur Biaya Pelayanan dengan Total Kepuasan Pasien………... 63

4.7. Hasil Nilai Koefisien Determinasi... 63

4.8. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Partial... 64

4.9 Hasil Uji Normalitas... 66


(17)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman 2.1. Pola Hubungan Tiga Pihak (Third Party)……… 14

2.2. Pola Penetapan Tarif Kesepakatan……… 29 2.3. Kerangka Konsep ...……….. 37


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Lembaran Pertanyaan/Kuesioner……… 88

2. Surat Izin Penelitian……… 98

3. Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian……….. 99

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 100

5. Rekapitulasi Nilai Jawaban Responden... 112

6. Rekapitulasi Nilai Jawaban Responden... 122

7. Hasil Analisis Univariat ... 124

8. Hasil Analisis Bivariat / PearsonCorrelation... 127

9. Hasil Analisis Multivariat / Regresi Linear Berganda... 128


(19)

ABSTRAK

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah salah satu rumah sakit pemerintah yang menerapkan iur biaya pelayanan kesehatan bagi pasien peserta PT. Askes (Persero) berdasarkan kesepakatan bersama antara Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dan PT. Askes (Persero) Cabang Utama. Iur biaya terjadi akibat adanya selisih tarif rumah sakit dengan tarif PT. Askes (Persero) dan iur biaya ini dibebankan kepada pasien sehingga pasien harus membayar ke rumah sakit setiap kali mendapatkan pelayanan kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh iur biaya pelayanan kesehatan yang terdiri dari iur biaya operasi, iur biaya p

elayanan laboratorium, iur biaya pelayanan radiologi, iur biaya pelayanan diagnostik terpadu, iur biaya ruangan terhadap kepuasan pasien askes rawat inap. Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory research dengan pendekatan desain

cross sectional. Populasi adalah peserta Askes Wajib yang mendapatkan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dengan jumlah sampel sebanyak 88 orang. Data dikumpulkan dari hasil pengisian kuesioner oleh responden dan dianalisis dengan uji regresi linier berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa iur biaya operasi dan iur biaya pelayanan laboratorium dalam kategori tinggi serta kategori cukup puas. Hasil uji regresi linier berganda metode Stepwise menunjukkan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara iur biaya operasi (p = 0,036), iur biaya pelayanan laboratorium (p = 0.028) terhadap kepuasan pasien askes rawat inap dan tidak ada pengaruh iur biaya pelayanan radiologi, iur biaya pelayanan diagnostik terpadu, iur biaya ruangan terhadap kepuasan pasien.

Disarankan kepada Pimpinan Rumah Sakit supaya dapat meninjau kembali besaran iur biaya pelayanan kesehatan agar sesuai dengan tarif rumah sakit karena penerapan selama ini bukan merupakan selisih tarif rumah sakit dan tarif PT. Askes (Persero), dan kepada PT. Askes (Persero) perlu memperhatikan besaran tarif yang diberlakukan bagi rumah sakit sehingga dalam pembuatan kesepakatan kerja sama tidak terdapat selisih biaya.


(20)

ABSTRACT

Adam Malik Hospital is one of the government hospital that implement cost sharing of health services for the patient participants of PT. Askes (Persero) based on an agrreement between Adam Malik Hospital and PT. Askes (Persero) Main Branch. Cost sharing resulted the difference charges by both Adam Malik Hospital and PT. Askes (Persero) and patients who got health services in hospital should be get a charge to it.

The objectivite of this research is to analyze the influence of cost sharing in health services as follow; the operating cost sharing, cost sharing for laboratory services, cost sharing for radiology services, cost sharing for integrated diagnostic services, cost sharing for the room on Askes inpatient satisfaction. Type of this research is survey with cross sectional approachn. The population taking from Askes compulsory participants that have been obtaining the inpatients services in Adam Malik Hospital, amount of this research are eighty-eight respondents. The data were collected by using questionnaires to the respondents and the data obtained were analyzed through multiple linear regression test.

The results of this research showed that the cost sharing operating and cost sharing for laboratory services in high category as well as patient satisfaction in the category quite satisfied. The results of multiple linier regression test with Stepwise method showed that there was a positive and significant influence by both operating cost sharing (p = 0,036), cost sharing for laboratory services (p = 0,028) on Askes inpatient satisfaction. The cost sharing for radiology services, cost sharing for integrated diagnostic services, cost sharing for the room charge did not have any influence on Askes inpatient satisfaction.

It is suggested to the leaders of the hospital to review the amount of cost sharing the service charge rate in order to comply with the hospital charges because what have long been applied was not the difference charges by both Adam Malik Hospital and PT. Askes (Persero. PT. Askes (Persero)also need to pay attention to the amount of tariffs that apply to hospital so that there is no difference between the cost in making cooperation.


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat baik masyarakat umum maupun peserta asuransi kesehatan misalnya pegawai negeri, penerima pensiun beserta keluarganya.

Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat diperlukan biaya pelayanan kesehatan yang dapat bersumber dari pemerintah, swasta dan masyarakat. Tingginya biaya pelayanan kesehatan saat ini merupakan masalah yang sangat serius karena sangat membebani masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan karena sebagian besar komponen perawatan seperti obat-obatan dan tehnologi kedokteran masih diimpor sementara nilai tukar rupiah belum terangkat. Disisi lain kemampuan dana pemerintah juga semakin terbatas sehingga subsidi pemerintah kepada masyarakat juga terbatas.

Kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung kepada aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil. Oleh karena itu, untuk meningkatkan gairah kerja bagi pegawai negeri sipil, diselenggarakan usaha kesejahteraan yang salah satunya adalah penyelenggaraan asuransi kesehatan. Penyelenggaraan asuransi kesehatan pegawai negeri sipil tidak hanya diperuntukkan bagi pegawai negeri sipil beserta keluarganya saja, namun juga diperuntukkan bagi pegawai negeri yang telah mengakhiri masa pengabdiannya


(22)

beserta keluarganya atau yang disebut dengan penerima pensiun, sebagai bentuk penghargaan kepada yang bersangkutan atas pengabdiannya (Penjelasan PP RI. No. 28 tahun 2003).

Pegawai negeri dan penerima pensiun yang disebut sebagai peserta askes mempunyai kewajiban membayar iuran setiap bulan dari penghasilannya untuk jaminan pemeliharaan kesehatan, pemerintah wajib memberikan subsidi dan iuran dalam penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi pegawai negeri sipil dan penerima pensiun beserta keluarganya. Pemberian subsidi dan iuran oleh pemerintah dalam penyelenggaraan asuransi kesehatan, PT. Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero) sebagai badan penyelenggara tidak hanya mempunyai kewajiban untuk memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan secara paripurna sesuai dengan standar pelayanan kesehatan yang berlaku namun juga mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta (PP RI No. 28 Tahun 2003). Iuran yang diberikan pemerintah dalam penyelenggaran asuransi kesehatan sama dengan iuran yang dibayar oleh pegawai negeri sipil dan penerima pensiun sebesar 2 % (dua persen) dari penghasilan yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan negara (Penjelasan PP RI No. 28 tahun 2003).

PT. Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero) sebagai badan penyelenggara jaminan kesehatan membuat buku pedoman bagi peserta askes sosial yang merupakan salah satu upaya PT. Askes (Persero) dalam menyebarluaskan informasi tentang hak, kewajiban dan prosedur pelayanan sekaligus dalam upaya peningkatan pelayanan kepada peserta.


(23)

Dalam memberikan jaminan kesehatan, PT. Askes (Persero) membuat pola tarif pelayanan sebagai dasar pembayaran terhadap pelayanan yang diberikan oleh sarana kesehatan. Tarif pelayanan kesehatan di rumah sakit bagi peserta askes dibuat dalam bentuk tarif paket pemeriksaan, tarif paket penunjang diagnostik, tarif paket pemeriksaan laboratorium, tarif paket pemeriksaan radiodiagnostik, tarif paket pemeriksaan elektromedik, tarif paket tindakan medis, tarif paket rawat inap, tarif pelayanan penunjang diagnostik luar paket, tarif pelayanan persalinan, tarif pelayanan jantung. Tarif pelayanan luar paket, untuk rawat jalan tingkat lanjutan, gawat darurat, persalinan dan rawat inap ditetapkan berdasarkan sistem pembiayaan untuk setiap jenis pelayanan (fee for service). Tarif pelayanan kesehatan disesuaikan dengan kelas

rumah sakit (Departemen Kesehatan, 2005).

Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna. Dalam memberikan pelayanan, rumah sakit mempunyai tarif rumah sakit. Tarif rumah sakit pemerintah merupakan harga pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit yang ditetapkan oleh pemerintah untuk satu periode tertentu. Umumnya tidak berfluktuasi dan cenderung berlaku untuk masa 3 – 6 tahun. Akibatnya tarif tersebut tidak selalu dapat menutupi biaya-biaya untuk memproduksi jasa pelayanan di rumah sakit. Pada saat pemerintah mempunyai kemampuan keuangan yang cukup, hal tersebut dapat diatasi dengan subsidi namun dalam kondisi keterbatasan dana pemerintah dan banyaknya prioritas yang harus dibiayai maka subsidi tidak dapat diandalkan (Pola Tarif RS, 2005).


(24)

Tarif rumah sakit diperhitungkan atas dasar unit cost dari setiap jenis

pelayanan dan kelas perawatan dengan memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat, rumah sakit setempat lainnya serta kebijakan subsidi silang. Biaya operasional yang dikeluarkan cenderung meningkat dikarenakan harga meningkat, yang mengakibatkan pola tarif juga meningkat.

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik salah satu satu sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan bagi peserta Askes. Sebagai pemberi pelayanan kesehatan (PPK), dalam pelaksanaannya membuat satu kerja sama yang dituangkan dalam bentuk kesepakatan bersama antara PT. (Persero) Cabang Utama Medan dengan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik tentang pelayanan kesehatan bagi peserta askes wajib (Perjanjian kerja sama RS dengan PT. Askes, 2008).

Rumah sakit mengusulkan tarif pelayanan kesehatan bagi pasien askes, sementara PT. Askes (Persero) juga mempunyai pola tarif pelayanan kesehatan. Dari hasil negosiasi keluar suatu tarif kesepakatan bersama yang merupakan dasar pembayaran atas jasa pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit dimana besaran tarif kesepakatan dibuat dengan mempertimbangkan tarif umum, angka utilisasi dan kemampuan masyarakat.

Tarif kesepakatan ini belum sesuai dengan tarif rumah sakit dimana masih ada selisih biaya pelayanan kesehatan. Akibat dari perbedaan tarif rumah sakit dengan tarif pelayanan PT. Askes (Persero) maka timbul iur biaya pelayanan kesehatan bagi peserta askes. Iur biaya adalah pembebanan sebagian biaya pelayanan


(25)

kesehatan kepada peserta dan atau anggota keluarganya yang dibayarkan kepada rumah sakit sebagai pemberi pelayanan kesehatan (PT. Askes (Persero), 2008)

Adanya jaminan biaya kesehatan tanpa disertai dengan manajemen utilisasi pelayanan kesehatan yang baik akan mengakibatkan terjadinya peningkatan biaya yang disebabkan oleh karena adanya moral hazard. Moral hazard adalah kerugian

yang timbul akibat kelalaian yang disengaja peserta asuransi untuk mendapatkan keuntungan berdasarkan polis asuransinya, dengan kata lain niat yang tidak baik peserta asuransi dengan sengaja tidak menjaga kesehatannya.

Moral hazard dari sisi peserta adalah dengan menggunakan atau

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang berlebihan sedangkan moral hazard dari

sisi provider dengan memberikan pelayanan yang berlebihan yang tidak sesuai

dengan demand dan need dari peserta sehingga menyebabkan terjadinya over

utilization. Pengendalian utilisasi dan biaya kesehatan secara teori dapat dilakukan

dengan mengadakan intervensi pada sisi supply dan pada sisi demand. Intervensi pada

sisi supply (pemberi pelayanan kesehatan) dapat dilakukan dengan menerapkan

sistem pembayaran secara prospective payment system.

Pada kenyataannya iur biaya pelayanan menambah beban biaya bagi peserta yang besarnya tergantung dari jenis pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan sehingga dari segi biaya yang dikeluarkan oleh peserta belum ada kepastian berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan pelayanan secara menyeluruh.


(26)

Berdasarkan survey awal bahwa besaran iur biaya sudah merupakan kesepakatan antara PT. Askes (Persero) dengan pihak pemberi pelayanan dalam hal ini Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik juga dituangkan dalam perjanjian kerjasama yang merupakan satu kesatuan dengan pola tarif yang dibayarkan oleh PT. Askes (Persero) (Perjanjian kerja sama RS dengan PT. Askes, 2008).

Dari survey pendahuluan didapat data kunjungan pasien rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Tabel 1.1

Kunjungan Pasien Askes Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD di RSUP H. Adam Malik Tahun Unit Pelayanan

Pelayanan Rawat Inap Rawat Jalan IGD 2007 3.535 58.277 2.762

2008 3.881 60.912 3.849 Sumber : Profil RSUP H. Adam Malik

Hasil wawancara yang peneliti laksanakan pada survey pendahuluan tanggal 5 Desember 2008 kepada 20 pasien yang berobat ke RSUP H. Adam Malik ternyata 14 orang pasien mengatakan bahwa mereka keberatan dengan adanya iur biaya pelayanan kesehatan namun mereka memanfaatkan pelayanan rumah sakit dengan berbagai alasan dan kalau bisa disarankan tidak ada lagi iur biaya karena mereka katakan gaji mereka sudah dipotong setiap bulannya.


(27)

Berdasarkan survey awal diatas bahwa kunjungan pasien baik pasien rawat inap, rawat jalan kecuali gawat darurat terjadi peningkatan namun dari hasil wawancara dengan pasien ternyata ada keluhan pasien, misalnya pasien rawat inap yang melapor pada waktu pulang, mengeluh ada beban biaya yang harus dibayarkannya walaupun sebelumnya sudah diinformasikan kepada mereka akan ada iur biaya pelayanan kesehatan dari setiap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Kunjungan peserta askes ke rumah sakit dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu besarnya iur biaya yang dikeluarkan, jenis pelayanan, fasilitas yang ada, jenis spesialis yang ada dan tingkat kepuasan dari pelayanan kesehatan. Apakah iur biaya pelayanan kesehatan yang diterapkan di RSUP H. Adam Malik tersebut mempunyai pengaruh atau tidak bagi peserta askes dalam mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, adakah faktor-faktor lain yang mempengaruhi kunjungan pasien atau apakah iur biaya pelayanan kesehatan mempengaruhi kepuasan pasien dalam mendapatkan pelayanan.

Iur biaya yang merupakan beban bagi peserta merupakan selisih pola tarif antara PT. Askes (Persero) dengan rumah sakit. Dana yang diperoleh PT. Askes (Persero) berasal dari iuran wajib peserta sebesar 2% dimana dana ini persentasenya tetap tidak berubah dan peserta bertambah terus. Dana Rumah Sakit juga terbatas untuk mencukupi biaya operasional. Dalam kesepakatan, peserta sebagai penanggung beban biaya hanya akan menerima apa yang menjadi hasil kesepakatan tersebut.


(28)

Berdasarkan paparan diatas sangat penting untuk dianalisis apakah iur biaya pelayanan kesehatan (iur biaya operasi, iur biaya pelayanan laboratorium, iur biaya pelayanan radiologi, iur biaya pelayanan diagnostik terpadu, iur biaya ruangan) mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pasien Askes rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah iur biaya pelayanan kesehatan (iur biaya operasi, iur biaya pelayanan laboratorium, iur biaya pelayanan radiologi, iur biaya pelayanan diagnostik terpadu, iur biaya ruangan) yang diterapkan sesuai dengan kondisi pelayanan, fasilitas dan informasi yang diberikan berpengaruh terhadap kepuasan pasien Askes rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ádalah untuk menganalisis pengaruh iur biaya pelayanan kesehatan (iur biaya operasi, iur biaya pelayanan laboratorium, iur biaya pelayanan radiologi, iur biaya pelayanan diagnostik terpadu, iur biaya ruangan) terhadap kepuasan pasien Askes rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik.


(29)

1.4. Hipotesis

Terdapat pengaruh iur biaya pelayanan kesehatan (iur biaya operasi, iur biaya pelayanan laboratorium, iur biaya pelayanan radiologi, iur biaya pelayanan diagnostik terpadu, iur biaya ruangan ) terhadap kepuasan pasien Askes rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Rumah Sakit.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka pengambilan keputusan untuk menentukan besaran iur biaya yang harus dibayar pasien.

2. Bagi PT Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero)

Hasil penelitian ini dapat dianggap sebagai masukan agar penetapan tarif pelayanan pasien askes sesuai dengan tarif rumah sakit sehingga tidak ada lagi iur biaya.

3. Bagi peneliti.

Mendapat pengalaman untuk melakukan penelitian yang dapat menunjang kepentingan tugas dimasa yang akan datang.

4. Bagi peneliti lain.

Terutama penelitian yang dilakukan di luar Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, informasi dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan perbandingan.


(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asuransi Kesehatan 2.1.1. Pengertian

Asuransi adalah suatu pemindahan (transfer) resiko dengan membayar

premi/iuran (certain sums) dengan jaminan (guarantee) mendapatkan kompensasi

berupa benefit atau paket (compensated) jika terjadi kerugian tertentu (specified loss)

akibat suatu resiko seperti kecelakaan (termasuk resiko sakit) (Thabrany, 1999). Asuransi kesehatan adalah suatu sistem dalam pembiayaan kesehatan dimana dilakukan pengelolaan dana yang berasal dari iuran teratur peserta untuk membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh peserta (Azwar, 1988).

Asuransi kesehatan adalah suatu program jaminan pemeliharaan kesehatan kepada masyarakat yang biayanya dipikul bersama oleh masyarakat melalui sistem kontribusi yang dilaksanakan secara pra upaya (Sulastomo, 2000)

2.1.2. Tujuan Asuransi

1) Mewujudkan ketentraman jasmani dan rohani.

2) Mendapatkan jaminan dalam mengurangi ketidakpastian dimasa yang akan datang.

3) Memperoleh jaminan sosial dan ekonomi dalam rangka mewujudkan kesejahteraan


(31)

2.1.3. Sistem Pembiayaan dan Pembayaran Jasa Pelayanan Kesehatan dalam Asuransi Kesehatan

Pembiayaan pelayanan kesehatan diarahkan untuk dapat mencapai tingkat efisiensi yang setingi-tingginya, tanpa mengabaikan terselenggaranya kualitas pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Beberapa sistem pembayaran pada Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) yang telah dikenal berusaha diterapkan sesuai dengan kondisi yang ada, antara lain (Sutopo, 2009) :

a. Sistem Kapitasi (capitation-system)

Sistem kapitasi adalah suatu sistem pembayaran pada pemberi pelayanan kesehatan (rumah sakit/apotek/dokter) berdasarkan jumlah “capita” atau jiwa yang harus dilayani baik sakit/tidak sakit. Dalam sistem kapitasi, pembayaran diberikan di depan, sebelum pelayanan diberikan (prepaid).

Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) akan memperoleh insentif (financial

incentive), apabila jumlah biaya yang ditetapkan tidak terpakai. Dengan

demikian, PPK diwajibkan merencanakan pelayanan kesehatan dengan baik, seefisien mungkin, sehingga akan mendorong orientasi pelayanan ke arah pencegahan dan promosi karena lebih murah.

b. Konsep Tarif Paket (package tariff)

Tarif paket adalah suatu bentuk imbalan jasa pada PPK yang diberikan berdasarkan suatu kelompok tindakan/pelayanan kedokteran. Dengan diterapkannya tarif paket, maka juga terbuka upaya efisiensi melalui insentif


(32)

keuangan disamping juga terjadi penyederhanaan administrasi yang cukup bermakna.

Di dalam perkembangan PT. Askes, menggunakan sistem ini yaitu sistem tarif paket untuk Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) serta tarif paket Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL),.

c. Sistem Anggaran(Budget-System)

Pembayaran berdasarkan budget adalah suatu pemberian imbalan jasa pada PPK berdasarkan anggaran/jumlah biaya yang telah disepakati bersama. Dasar perhitungan biaya dapat melalui mekanisme penyusunan anggaran biaya yang secara riil diperlukan atau berdasar jumlah peserta (kapitasi). Askes telah menerapkan sisitem ini di Medan pada dua rumah sakit swasta. Ternyata dorongan ke arah efisiensi juga cukup besar, disamping penyederhanaan penyelenggaraan administrasi.

d. Diagnostic Related Group (DRG)

Adalah suatu sistem pemberian imbalan jasa pelayanan pada PPK yang ditetapkan berdasarkan pengelompokkan diagnosa, tanpa memperhatikan jumlah tindakan/pelayanan yang diberikan.

Konsep DRG’S ini juga telah dilaksanakan untuk pelayanan kesehatan pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang dikenal dengan nama

Indonesia Diagnostic Related Group (INA-DRG). Sejak September 2008

dilaksanakan pada 15 Rumah Sakit Pilot Project dan mulai Januari 2009


(33)

e. Konsep iur biaya (cost-sharing)

Konsep iur biaya adalah suatu konsep pemberian imbalan jasa pada PPK, dimana sebagian biaya pelayanan kesehatan dibayar oleh pengguna jasa pelayanan kesehatan (user fee). Konsep iur biaya dapat berupa deductible yaitu

apabila pasien diwajibkan membayar jasa pelayanan kesehatan sampai jumlah tertentu atau co payment, apabila pasien membayar sebagian pada setiap jasa

pelayanan kesehatan yang diberikan kepadanya. Besar kecilnya biaya yang dibebankan pada pengguna jasa pelayanan kesehatan ditetapkan berdasar berbagai pertimbangan, baik jenis pelayanan, aspek sosial serta (bahkan) politis ( Thabrany, 1998, Sulastomo, 2000).

2.1.4. Bentuk Pokok Asuransi Kesehatan

Bentuk klasik Asuransi Kesehatan terdiri dari tiga pihak (third party) yang

saling berhubungan dan mempengaruhi. Ketiga pihak yang dimaksud adalah : a. Peserta (client)

Yang dimaksud dengan peserta adalah mereka yang terdaftar sebagai anggota, membayar iuran (premi) sejumlah yang ditetapkan dan dengan mekanisme tertentu, atas dasar itu maka akan ditanggung biaya kesehatannya.

b. Badan Asuransi (health insurance institution)

Yang dimaksud dengan badan Asuransi adalah yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengelola iuran serta membayar biaya kesehatan yang dibutuhkan peserta.


(34)

c. Penyedia Pelayanan Kesehatan (health provider)

Yang dimaksud dengan penyedia pelayanan adalah yang bertanggung jawab menyediakan pelayanan kesehatan bagi peserta dan untuk itu mendapatkan imbalan jasa dari badan Asuransi.

Menurut Sutopo (2009) yang mengutip pendapat Azwar, Azrul (1996) hubungan

ketiga pihak ini secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut : Peserta

Premi Pelayanan

Badan Asuransi PPK Imbalan Jasa

Gambar 2.1 : Pola Hubungan Tiga Pihak (Third Party) Sumber : Sutopo (2009)

2.1.5. Asuransi Sosial

Asuransi yang dikelola PT. Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero) bagi pegawai negeri sipil (PNS) (tidak termasuk PNS di lingkungan Dephan/TNI/POLRI), calon PNS, pejabat Negara, Penerima Pensiun (Pensiunan PNS, pensiunan PNS di lingkungan Dephan, pensiunan TNI/POLRI, pensiunan Pejabat Negara), Veteran dan


(35)

Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarga yang ditanggung merupakan asuransi sosial (PT. Askes (Persero), 2008).

Anggota Keluarga adalah isteri atau suami dan anak yang sah dan atau anak angkat dari peserta yang dapat tunjangan keluarga sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku dengan ketentuan belum mencapai usia 21 tahun, belum menikah, belum berpenghasilan dan masih menjadi tanggungan peserta atau sampai usia 25 tahun bagi yang masih mengikuti pendidikan formal. Jumlah anak yang ditanggung adalah 2 (dua) anak (Keppres No. 16 Tahun 1994).

2.1.6. Pelayanan Kesehatan Peserta Asuransi Kesehatan

Bagi peserta Askes yang membutuhkan pelayanan kesehatan dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang bekerja sama dengan PT Askes (Persero) antara lain : 1) Fasilitas Pelayanan kesehatan Dasar yaitu Puskesmas dan dokter keluarga, 2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lanjutan yaitu a) Rumah Sakit Umum milik Pemerintah, b) RS Khusus milik pemerintah (Jantung, Paru, Orthopedi, Jiwa, Kusta dll), c) Rumah Sakit milik TNI/POLRI, d) Rumah sakit Swasta, e) Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD)/PMI, f) Apotek, g) Optikal, h) Balai Pengobatan Khusus (BP paru, BP mata dll), i) Laboratorium Kesehatan (PT Askes (Persero), 2008).

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik salah satu satu sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan bagi peserta Askes. Sebagai pemberi pelayanan kesehatan (PPK), dalam pelaksanaannya membuat satu kerja sama yang


(36)

dituangkan dalam bentuk kesepakatan bersama antara PT (Persero) Cabang Utama Medan dengan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik tentang pelayanan kesehatan bagi peserta askes wajib. Kesepakatan tersebut menyangkut antara lain defenisi dan pengertian, maksud dan tujuan, ruang lingkup pelayanan, hak dan kewajiban, tarif pelayanan kesehatan, tata cara pengajuan tagihan dan pembayaran, jangka waktu perjanjian (Perjanjian kerja sama RS dengan PT. Askes, 2008).

Pelayanan yang diberikan RSUP H. Adam Malik berupa pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan, pelayanan rawat inap tingkat lanjutan, pelayanan persalinan, pelayanan transfusi darah, pelayanan obat, pelayanan alat kesehatan, pelayanan cuci darah.

2.2. Tarif Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 582/Menkes/SK/VI/1997, pengertian tarif adalah sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan pelayanan di rumah sakit yang dibebankan kepada masyarakat sebagai imbalan atas jasa pelayanan yang diterimanya. Sedangkan menurut Kotler (2002), tarif atau price adalah harga dalam nilai uang yang harus

dibayar oleh konsumen untuk memperoleh atau mengkomsumsi suatu komoditi, yaitu barang atau jasa.


(37)

2.2.1. Tarif Rumah Sakit

Rumah sakit dihadapkan pada pembiayaan yang terus meningkat. Biaya pelayanan kesehatan meningkat dengan kecepatan melampaui indeks biaya barang komsumsi yang lain dan bahkan melampaui angka-angka inflasi. Rumah sakit juga dihadapkan pada kepentingan pemerintah dan masyarakat yang menghendaki biaya rumah sakit yang wajar dan syukur dapat murah. Sumber biaya rumah sakit berasal dari pemerintah semakin berkurang, sebagian besar pendapatan rumah sakit bukan berasal dari pemerintah tetapi dari pasien yang dilayani. Biaya kesehatan di Indonesia 30 % berasal dari pemerintah melalui APBN, dan APBD, 70 % berasal dari swasta dan biaya yang berasal dari swasta ini dapat berasal dari pengeluaran langsung dari saku masyarakat (direct payment out of pocket) pada waktu mereka jatuh sakit

ataupun dari pembiayaan asuransi

Tarif rumah sakit adalah harga komponen atau kegiatan yang dibebankan kepada masyarakat sebagai imbalan atas pelayanan yang diterima dari rumah sakit (Djojodibroto, 1997). Tarif pada rumah sakit pemerintah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan atas usulan rumah sakit untuk rumah sakit vertikal, sedang untuk rumah sakit daerah oleh Pemerintah Daerah/Gubernur sesuai dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Besarnya tarif yang ditetapkan pada sebuah rumah sakit untuk pelayanan berpijak pada berbagai faktor, dimana untuk organisasi non profit biasanya tarifnya lebih rendah dari organisasi profit. Kebijaksanaan mengenai penetapan tarif rumah sakit pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri


(38)

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 582/Menkes/SK/VI/1997 yang secara nasional yang berlaku saat ini adalah :

1. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2. Biaya penyelenggaraan Rumah Sakit Pemerintah dipikul bersama oleh Pemerintah dan masyarakat dengan memperhatikan kemampuan keuangan Negara dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.

3. Tarif Rumah Sakit tidak dimaksudkan untuk mencari laba dan ditetapkan berdasarkan azas gotong royong, adil dengan mengutamakan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah.

4. Tarif Rumah Sakit untuk golongan masyarakat yang pembayarannya dijamin oleh pihak penjamin, ditetapkan atas dasar saling membantu melalui suatu ikatan perjanjian tertulis.

5. Tarif Rumah Sakit diperhitungkan atas dasar unit cost dengan memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat, rumah sakit setempat lainnya serta kebijakansanaan subsidi silang.

6. Tarif pelayanan bagi orang asing dan tarif general check up ditetapkan oleh

Direktur Rumah Sakit.

7. Besaran tarif untuk pelayanan rawat jalan dan rawat inap kelas III A dan Kelas III B milik Departemen Kesehatan RI ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Medik atas usulan Direktur Rumah Sakit.


(39)

8. Besaran tarif untuk rawat inap kelas II, I dan Utama, ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit setelah mendapat persetujuan dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Setempat.

Dalam menetapkan tarif rumah sakit, perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut (Departemen Kesehatan, 1997; FKM UI 1998) :

1. Biaya Satuan

Analisis penetapan tarif pelayanan rumah sakit merupakan kegiatan setelah diperoleh informasi biaya satuan rumah sakit. Informasi biaya satuan juga dapat dimanfaatkan untuk menilai skala ekonomis produk yang dihasilkan. Suatu proses produksi dikatakan telah memanfaatkan sepenuhnya skala ekonomis yang dimiliki hanya bila tidak lagi dimungkinkan untuk menurunkan biaya satuan tersebut. Secara teoritis semakin besar output semakin rendah biaya satuan,

sampai batas tertentu karena bila tingkat pelayanan terus ditingkatkan, maka dibutuhkan peningkatan faktor input (Departemen Kesehatan, 1997).

Analisis penetapan tarif yang berdasarkan atas biaya satuan aktual mungkin belum efisien karena pemanfaatan yang rendah, sehingga kemungkinan implikasinya adalah tarif yang terlalu tinggi. Atau sebaliknya, rumah sakit memiliki tingkat utilitas yang terlalu tinggi sehingga sebetulnya dibutuhkan sarana prasarana tambahan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu pula dihitung biaya satuan normatif, yaitu biaya yang mempertimbangkan kapasitas produksi optimal dari unit tersebut (FKM UI, 1998).


(40)

Meskipun pada suatu rumah sakit bersifat non profit, tarif yang ditetapkan tidak harus sama besar dengan biaya satuan karena bagaimanapun juga rumah sakit tersebut harus tetap survive disamping kebutuhan untuk pengembangan serta

penggantian peralatan dan fasilitas, adanya peningkatan biaya akibat inflasi dan kemajuan teknologi (Finkler, 1994).

2. Jenis pelayanan, tingkat pemanfaatan dan subsidi silang yang diharapkan.

Jenis pelayanan dan tingkat pemanfaatannya merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penyesuaian tarif, dimana rumah sakit yang terdiri dari berbagai unit produksi memiliki potensi yang berbeda dengan rumah sakit lain (misalnya dalam hal produk unggulannya atau revenue center

nya) atau memiliki kombinasi faktor produksi yang berbeda dengan rumah sakit lain (dalam hal tenaga, fasilitas, kapasitas produksi dan lain-lain) yang akan mempengaruhi tingkat kemampuan layanan serta tingkat pemanfaatan oleh konsumen.

Dalam satu rumah sakit akan terdapat berbagai unit yang tingkat pelayanan maupun pemanfaatannya berbeda-beda (misalnya BOR rendah, kunjungan rendah, jumlah output layanan rendah dan lain-lain) relatif sulit untuk

ditingkatkan tarifnya. Sebaliknya unit-unit yang potensial sebagai revenue center

perlu dikembangkan agar dapat meningkatkan pendapatan rumah sakit. Dalam analisis kebijakan penentuan tarif suatu rumah sakit, perlu pula dipertimbangkan apakah perlu dilakukan penyesuaian produk sesuai demand masyarakat, misalnya


(41)

dengan merelokasi jumlah tempat tidur dari kelas tertentu yang kurang diminati ke kelas lain yang permintaan masyarakatnya tinggi.

Pertimbangan subsidi silang antar kelas perawatan juga perlu dipertimbangkan. Ruang perawatan kelas III yang tarifnya ditetapkan pemerintah dengan tujuan fungsi sosial melayani kelompok masyarakat yang tidak mampu merupakan unit-unit yang perlu disubsidi. Unit lain yang potensial (revenue

center) dan dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat mampu (misalnya ruang

perawatan kelas VIP) diharapkan dapat memperoleh pendapatan relatif besar melalui penetapan tarif sehingga dapat menutupi subsidi kelas III (subsidi silang) (Departemen kesehatan, 1997).

Dengan menghitung biaya satuan melalui cara double distribution dapat

dirinci komponen-komponen biaya dalam biaya satuan tersebut seperti misalnya berapa persen biaya investasi, biaya operasional, dan lain-lain. Atas dasar ini dapat diputuskan apakah subsidi diberikan terbatas misalnya untuk biaya investasi saja, atau juga meliputi semua biaya operasional (Departemen Kesehatan. 1999)

3. Tingkat kemampuan masyarakat

Salah satu persyaratan dalam penetapan tarif rumah sakit adalah mempertimbangkan kemampuan membayar masyarakat, diukur dengan cara melihat ATP (Ability To Pay) serta WTP (Willingness To Pay) masyarakat. Bila

masyarakat mempunyai kemampuan membayar rendah dan tingkat utilisasi selama ini rendah, maka sulit bagi rumah sakit untuk meningkatkan tarifnya.


(42)

Sebaliknya, bila masyarakat masih memiliki consumer surplus (misalnya tampak

dari besarnya pengeluaran untuk hal-hal yang non primer seperti rokok, rekreasi dll.) sementara untuk kesehatan relatif masih rendah, maka dapat diharapkan kenaikan tarif (FKM UI, 1998).

4. Elastisitas

Hukum ekonomi mengatakan bahwa perubahan tarif akan menyebabkan perubahan permintaan akan produk yang ditawarkan. Angka tersebut dinyatakan dalam nilai “e” (elastisitas). Bila rumah sakit mempunyai pengalaman perubahan tarif dan mempunyai data pendukung, angka jumlah kunjungan sebelum dan sesudah perubahan tarif maka nilai “e” dapat dihitung :

% perubahan Q (output) E =

% perubahan P (Tarif)

Elastisitas bermanfaat untuk memprediksi kemungkinan penurunan jumlah output rumah sakit bila dilakukan penyesuaian tarif (Departemen Kesehatan, 1997) Untuk pelayanan yang bersifat gawat darurat, seperti misalnya pelayanan sakit jantung mendadak, Acute appendicitis, dll, biasanya inelastisitas terhadap harga. Sifat tersebut sama dengan komoditi kebutuhan pokok seperti kebutuhan akan makan (beras) (Departemen Kesehatan, 1999).

5. Tarif pelayanan pesaing yang setara

Meskipun telah menghitung biaya satuan dan tingkat kemampuan masyarakat, rumah sakit perlu juga membandingkan tarif pelayanan pesaing yang setara, misalnya tarif poliklinik swasta, praktek bidan swasta, tarif dokter praktek,


(43)

tarif rawat inap rumah sakit swasta di daerah sekitarnya. Faktor penting untuk pembanding adalah kualitas pelayanan yang diberikan, apakah bisa bersaing dengan pesaing yang memiliki tarif serupa namun pelayanan berbeda (FKM UI, 1998).

2.2.2. Tarif Asuransi Kesehatan

Perubahan-perubahan pembiayaan pelayanan kesehatan yang terjadi mempengaruhi setiap hubungan seluruh pihak yang terkait yaitu pelaku, pembeli dan konsumen pelayanan kesehatan. Setiap badan penyelenggara/Asuransi Kesehatan selaku pembayar/pembeli pelayanan kesehatan dituntut selalu mengembangkan berbagai sistem pelayanan kesehatan, dengan tujuan untuk memperoleh efisiensi dan mutu pelayanan kesehatan yang baik. PT. Askes (Persero) sebagai badan penyelenggara program pemeliharaan kesehatan/asuransi kesehatan pegawai negeri merupakan asuransi sosial yang diikuti oleh seluruh pegawai negeri dan pensiunan pegawai negeri sipil dan anggota veteran. Hubungan pembeli, pelaku dan konsumen pelayanan diatur oleh pemerintah. Besarnya premi yang harus dibayar oleh peserta kepada PT. Askes (Persero) adalah sebesar 2 % gaji pokok.

Sistem pembayaran PT. Askes (Persero) kepada Rumah Sakit bagi peserta wajib diatur oleh pemerintah dengan sistem tarif paket, yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 447/Menkes/SK/IV/2004 tentang Tarif Pelayanan Kesehatan bagi peserta PT. Askes (Persero) dan anggota keluarganya di Rumah Sakit Vertikal. Besaran tarif yang ditetapkan merupakan


(44)

besaran maksimum dan tarif yang diberlakukan untuk tiap rumah sakit ditetapkan atas dasar kesepakatan bersama antara pihak rumah sakit dengan PT. Askes (Persero) setempat dan dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama.

Tarif paket merupakan salah satu bentuk dari tarif kontrak (cost type

contract). Secara teoritis tarif kontrak adalah harga yang disetujui atas suatu produk

atau jasa dimana unsurnya meliputi biaya penuh (full cost) dan laba ditetapkan oleh

produsen. Dengan kata lain, dengan tarif paket antara produsen dengan konsumen atau pihak-pihak yang mewakilinya. Menurut SK Menkes tersebut biaya rawat inap ditetapkan berdasarkan tarif paket perawatan perhari rawat dan tarif luar paket., meliputi jasa sarana dan jasa pelayanan. Jasa sarana merupakan biaya penggunaan sarana, fasilitas Rumah Sakit, obat standar, akomodasi, bahan dan alat kesehatan habis pakai yang digunakan dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau pelayanan medis lainnya. Jasa pelayanan meliputi biaya untuk pelaksanaan dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis, dan atau pelayanan medis lainnya, serta untuk pelaksanaan administrasi pelayanan.. Besaran tarif paket rawat inap ditetapkan sesuai dengan Kelas Rumah Sakit.

2.3. Iur Biaya (cost sharing)

Iur biaya adalah pembebanan sebagian biaya pelayanan kesehatan kepada peserta dan atau anggota keluarga, yang dibayarkan kepada fasilias kesehatan yang bekerjasama dengan PT. Askes (Persero). Besaran iur biaya ditetapkan bersama antara PT. Askes (Persero) dengan fasilitas kesehatan (PT. Askes (Persero), 2008).


(45)

Efisiensi biaya dari sisi demand adalah memberlakukan iur biaya (cost

sharing). Motivasi dibalik penerapan iur biaya adalah asumsi bahwa demand yang

tinggi atas layanan kesehatan merupakan penyebab utama tingginya biaya kesehatan. Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang meningkat dan akses informasi yang meluas menyebabkan masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan. Dengan tersedianya perlindungan jaminan kesehatan dan tanpa/sedikit risiko keuangan, besar kemungkinan terjadinya moral hazard, penggunaan jasa yang tidak dibutuhkan dan

tidak tepat (unnecessarry and inappropriate service) (Chusnun, Suwondo, 2007).

Tujuan iur biaya adalah agar masyarakat bertindak rasional dan terhindar dari

moral hazard. Namun, iur biaya yang melampaui batas kemampuan peserta dapat

menjadi paradok dari prinsip asuransi kesehatan yang memproteksi penduduk dari kerugian keuangan dan sekaligus menurunkan akses peserta. Thabrany dalam Chusnun, Suwondo, 2007 menyebutkan bahwa peserta wajib PT. Askes (Persero) mengeluarkan cost sharing lebih dari 100% penghasilan keluarga. Manning et al

melaporkan hasil studi Rand menunjukkan cost sharing terjadinya penurunan utilisasi

terutama bagi masyarakat kelompok menengah ke bawah. Beberapa negara maju di Eropa telah menerapkan besaran iur biaya yang berbeda untuk segmen sosio ekonomi tertentu, tetapi biaya administrasinya menjadi mahal sekali.


(46)

Iur biaya yang lazim digunakan ada 3 model, yaitu deductible, co-payment dan

co-insurance (HIAA. Managed Care, 2000) :

1) Model Deductible

Peserta asuransi membayar iur biaya pelayanan sampai jumlah tertentu, kemudian selebihnya akan dibayar oleh perusahaan asuransi. Cara ini menggeser biaya dari pihak penjamin ke pihak tertanggung.. Cara ini juga akan merangsang pihak tertanggung untuk mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih rendah. Tujuan penetapan deductible ini untuk menghindari klaim yang

kecil-kecil sehingga biaya administrasi premi bisa lebih rendah dan mencegah penggunaan pelayanan kesehatan yang tidak diperlukan (Over utilization).

2) Model Co-payment.

Peserta diwajibkan ikut membayar dalam jumlah tertentu berdasarkan persentase dari total biaya pada setiap kejadian sakit/resiko dan perusahaan akan membayar sisanya. Cara ini dapat mendorong peserta untuk meminimalkan biaya karena peserta akan berbagi biaya atas kerugian yang dialaminya.

3) Model co-insurance

Merupakan pengembangan dari model co-payment, dimana resiko tambahan

yang ditanggung individu pada co-payment menjadi resiko pada co-insurance..

Artinya resiko biaya tambahan yang timbul akibat penggunaan pelayanan tidak lagi dibayar masing-masing individu, tetapi resiko tambahan ikut diasuransikan agar menjadi resiko kelompok. Model yang terakhir inilah yang menjamin prinsip-prinsip keadilan.


(47)

Dengan adanya peningkatan harga obat, bahan dan alat habis pakai serta pelayanan kesehatan lainnya yang sangat drastis sebagai akibat depresiasi nilai rupiah, iur biaya merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Iur biaya merupakan keuntungan atau segi positif dapat meningkatkan efisiensi, meningkatkan mutu pelayanan, membantu pembiayaan rumah sakit dan memberi kepastian biaya kepada peserta Askes. Namun sistem ini juga mempunyai kerugian atau segi negatif dapat memberatkan pasien peserta Askes dan dapat menimbulkan ketidakpuasan peserta atas pelayanan yang diberikan di sarana pelayanan kesehatan.

Menurut Sutopo (2009) pada dasarnya penerapan kebijakan iur biaya tidak boleh keluar atau menyimpang dari kaidah-kaidah sebagai berikut :

a. Iur biaya yang ditetapkan harus menimbulkan rasa keadilan bagi peserta asuransi. Sesungguhnya dengan iur biaya bagi peserta asuransi dapat menumbuhkan rasa ketidakadilan antar peserta asuransi, oleh karena peserta yang jarang memanfaatkan haknya sering merasa dirugikan oleh peserta yang sering menggunakan haknya. Oleh sebab itu, dari aspek iur biaya merupakan alat yang digunakan untuk menumbuhkan sadar biaya, sehingga menjadi penyaring penggunaan pelayanan kesehatan yang berlebihan.

b. Iur biaya tidak boleh berakibat menjadi penghalang seorang peserta untuk memperoleh pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang telah ditentukan oleh pihak penjamin, oleh karena peserta tidak mampu membayar iur biaya. Besarnya iur biaya harus masih dalam batas-batas kemampuan dan kemauan peserta asuransi untuk ikut membayar.


(48)

c. Iur biaya dalam jumlah tertentu dapat mengurangi sedikit prinsip ketidakpastian (uncertainly) menjadi suatu kepastian (certainly).

d. Iur biaya merupakan dana tambahan bagi penyelenggara pelayanan kesehatan, meskipun tidak boleh menjadi penghalang bagi peserta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Iur biaya yang terlalu kecil justru tidak akan mencapai tujuan efisiensi. Sementara iur biaya yang tinggi akan menjadi beban bagi peserta asuransi sekaligus akan menjadi penghalang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan hal kepesertaannya dalam asuransi.

Konsep iur biaya ini juga sudah diterapkan PT. Askes (Persero) dengan RSUP H. Adam Malik yang dicantumkan dalam perjanjian kerja sama. Iur biaya yang diberlakukan adalah biaya pelayanan luar paket (pemeriksaan laboratorium di patologi klinik, radiologi, pemeriksaan elektromedik, tindakan medik operatif, ruangan rawat). Perhitungannya berdasarkan selisih tarif pelayanan namun pelaksanaannya bukan murni selisih tarif tapi 50 % dari selisih tarif yang dibebankan ke peserta Askes (Perjanjian kerja sama RS dengan PT. Askes, 2008)

Peserta Askes yang tidak menggunakan fasilitas pelayanan sesuai dengan kelasnya maka selisih biaya yang timbul dari pelayanan akan dibebankan ke peserta Askes.

Pada gambar 2.2 terlihat alur pembuatan kesepakatan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dengan PT. Askes (Persero).


(49)

Gambar 2.2 : Pola Penetapan Tarif Kesepakatan

2.4. Kepuasan Pasien

Parasuraman (1991), Tokunaga (2000), dan Wirtz (2003) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan/pasien adalah salah satu hasil yang diinginkan dari perawatan di rumah sakit yang mana pelanggan mengevaluasi kualitas pelayanan dengan membandingkan persepsi mereka atas pelayanan dengan harapan-harapan mereka. Day (dalam Tse dan Wilton, 1988) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Wilkie (1990) mendefenisikannya sebagai suatu tanggapan

Tarif yang di klaim ke PT. Askes Tarif yang dibayar pasien (iur biaya) Penetapan tarif RS

- Unit Cost

- Kemampuan ekonomi masyarakat - RS pesaing

- Kebijakan subsidi silang

Tarif Rumah Sakit Tarif PT. Askes Penetapan tarif PT. Askes - Tarif Paket

Tarif Kesepakatan


(50)

emosional pada evaluasi terhadap pengalaman komsumsi suatu produk atau jasa. Engel, et.al. (1990) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan Kotler (1994) menandaskan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

Karena pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan seseorang atau suatu organisasi, maka hanya merekalah yang dapat menentukan kualitasnya seperti apa dan hanya mereka yang dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan mereka. Hal inilah yang menyebabkan slogan gerakan kualitas yang populer berbunyi ”kualitas dimulai dari pelanggan”. Setiap orang dalam perusahaan harus bekerja dengan pelanggan internal dan eksternal untuk menentukan kebutuhan mereka, dan bekerja sama dengan pemasok internal dan eksternal.

Mengukur dan meningkatkan kepuasan pasien dalam sistem pelayanan kesehatan adalah bagian yang penting dalam manajemen, yang mengharuskan penyedia jasa pelayanan memiliki suatu sistim manajemen kualitas yang diterapkan yang meliputi metode untuk mengukur kepuasan pelanggan. (Kuisma M, 2002 dan Chinglin H, 2004).

Aspek kepuasan mempunyai peranan yang penting dalam pelayanan kesehatan, maka disepakati yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Sama halnya dengan kebutuhan dan tuntutan, makin


(51)

sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan (Azwar, 1996).

Secara luas telah diterima bahwa pengertian mutu berkaitan dengan kepuasan ini telah diterima secara luas, namun penerapannya dalam pelayanan kesehatan tidaklah semudah yang diperkirakan. Masalah pokok yang ditemukan ialah karena kepuasan tersebut ternyata bersifat subjektif. Ini tergantung dari latar belakang yang dimilikinya, dapat saja memiliki tingkat kepuasan yang berbeda meskipun sama-sama memanfaatkan satu macam pelayanan kesehatan yang sama. Di samping, sering pula ditemukan pelayanan kesehatan yang sekalipun dinilai telah memuaskan pasien, namun karena penyelenggaraannya tidak sesuai dengan standar dan atau etika profesi yang telah disepakati bersama, sulit disebut sebagai palayanan kesehatan yang bermutu.

Kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor (Muninjaya, 2004) :

1. Pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterimanya. Dalam hal ini aspek komunikasi memegang peranan penting karena pelayanan kesehatan adalah high personal contact.

2. Empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan. Sikap ini akan menyetuh emosi pasien. Faktor ini akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien (complience).

3. Biaya (cost). Tingginya biaya pelayanan dapat dianggap sebagai sumber moral


(52)

keluarganya, ”yang penting sembuh” menyebabkan mereka menerima saja jenis perawatan dan teknologi kedokteran yang ditawarkan petugas kesehatan. Akibatnya biaya perawatan menjadi mahal. Informasi terbatas yang dimiliki oleh pihak pasien dan keluarganya tentang perawatan yang diterima dapat menjadi sumber keluhan pasien. Sistem Asuransi kesehatan akan dapat mengatasi masalah biaya kesehatan.

4. Penampilan fisik (kerapian) petugas, kondisi kebersihan dan kenyamanan ruangan (tangibility).

5. Jaminan keamanan yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan (assurance).

Ketepatan jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter termasuk pada faktor ini. 6. Keandalan dan keterampilan (reliability) petugas kesehatan dalam memberikan

perawatan.

7. Kecepatan petugas memberikan tanggapan terhadap keluhan pasien (responsiveness).

2.5. Landasan Teori

Iur biaya adalah pembebanan sebagian biaya pelayanan kesehatan kepada peserta dan atau anggota keluarga, yang dibayarkan kepada fasilias kesehatan yang bekerjasama dengan PT. Askes (Persero). Besaran iur biaya ditetapkan bersama antara PT. Askes (Persero) dengan fasilitas kesehatan. (PT. Askes (Persero), 2008).

Konsep iur biaya ini juga sudah diterapkan PT. Askes (Persero) dengan RSUP H. Adam Malik yang dicantumkan dalam perjanjian kerja sama. Iur biaya yang


(53)

diberlakukan adalah biaya pelayanan luar paket (pemeriksaan laboratorium di patologi klinik, radiologi, pemeriksaan elektromedik, tindakan medik operatif, ruangan). Perhitungannya berdasarkan selisih tarif pelayanan namun pelaksanaannya bukan murni selisih tarif tapi 50 % dari selisih tarif yang dibebankan ke peserta Askes (Perjanjian kerja sama RS dengan PT. Askes, 2008)

Menurut Kotler (1994) bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

Kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor (Muninjaya, 2004) antara lain :

1. Pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterimanya. Dalam hal ini aspek komunikasi memegang peranan penting karena pelayanan kesehatan adalah high personal contact.

2. Empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan. Sikap ini akan menyetuh emosi pasien. Faktor ini akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien (complience).

3. Biaya (cost). Tingginya biaya pelayanan dapat dianggap sebagai sumber moral

hazard bagi pasien dan keluarganya. Sikap kurang peduli (ignorance) pasien dan

keluarganya, ”yang penting sembuh” menyebabkan mereka menerima saja jenis perawatan dan teknologi kedokteran yang ditawarkan petugas kesehatan. Akibatnya biaya perawatan menjadi mahal. Informasi terbatas yang dimiliki oleh pihak pasien dan keluarganya tentang perawatan yang diterima dapat menjadi


(54)

sumber keluhan pasien. Sistem Asuransi kesehatan akan dapat mengatasi masalah biaya kesehatan.

4. Penampilan fisik (kerapian) petugas, kondisi kebersihan dan kenyamanan ruangan (tangibility).

5. Jaminan keamanan yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan (assurance).

Ketepatan jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter termasuk pada faktor ini. 6. Keandalan dan keterampilan (reliability) petugas kesehatan dalam memberikan

perawatan.

7. Kecepatan petugas memberikan tanggapan terhadap keluhan pasien (responsiveness).

2.6. Peneliti Terdahulu

Penelitian pengaruh iur biaya pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien Askes rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik belum pernah dilaksanakan, terdapat penelitian sejenis yang dilaksanakan di tempat lain seperti yang dilakukan oleh :

1. Didiek Supriyadi (1995), dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan selisih tarif rawat nginap purnawirawan menurut tarif askes dan tarif rumah sakit di Rumah Sakit Kepolisian Pusat tahun 1992”. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik yang dilaksanakan dalam bentuk cross-sectional study. Variabel bebas: Golongan/kepangkatan, Kelengkapan administrasi askes, jenis pelayanan medik dan variable terikat: Selisih tarif perawatan purnawirawan.


(55)

Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa selisih tarif perawatan untuk rawat nginap Purnawirawan berhubungan dengan : 1) Kepangkatan terakhir pasien Purnawirawan yang menentukan akomodasi kelas perawatan, 2) Kelengkapan administrasi, mempengaruhi pembayaran tagihan askes. Sebagai akibat kurangnya atau hilangnya berkas atau bagian berkas tagihan akan berkurang pula jumlah pembayaran tagihan rumah sakit, 3) Jenis pelayanan medik selain dipengaruhi oleh pelayanan paket askes atau non paket juga tergantung kelas perawatan yang membedakan tarif beberapa tindakan.

2. Elly Widiani (2007), dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemauan membayar (WTP) iur biaya pelayanan rawat inap peserta Askes wajib di RSUD Salatiga tahun 2006”. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatory research dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas: iur biaya pelayanan akomodasi, iur biaya tindakan pelayanan, iur biaya pelayanan obat dan variable terikat: kemauan membayar. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kemauan membayar peserta Askes wajib yang mendapatkan pelayanan rawat inap di RSUD Salatiga tidak berhubungan dengan karakteristik peserta yang meliputi tingkat pendidikan (p=0,64), pendapatan (p=0,24) dan golongan kepegawaian (p=0,54). Namun ada hubungan yang signifikan antara iur biaya pelayanan akomodasi (p=0,01), iur biaya tindakan pelayanan (p=0,01), iur biaya pelayanan obat (p=0,01) terhadap kemauan membayar iur biaya rawat inap. Untuk persepsi peserta, tidak ada hubungan yang signifikan dengan kemauan membayar pelayanan rawat inap di RSUD Salatiga terhadap persepsi pelayanan


(56)

akomodasi (p=0,01), persepsi tindakan pelayanan (p=0,77) dan persepsi pelayanan obat (p=0,90).

3. Hujaipah (2007), dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan peserta PT. Askes terhadap kebijakan iur biaya di pelayanan rawat inap RSU Dr. Agoesdjam Kabupaten Ketapang”. Penelitian ini merupakan penelitian

explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas:

pengetahuan tentang iur biaya, sikap, kepuasan tentang iur biaya dan variable terikat: kebijakan iur biaya. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang iur biaya cukup sebanyak 56,5%, sikap tentang iur biaya cukup sebanyak 65,9% dan kepuasan terhadap kebijakan iur biaya yang puas sebanyak 64,7%. Hasil uji hubungan umur, jenis kelamin, pendidikan tidak ada hubungan, sedangkan penghasilan, kelas perawatan, pengetahuan tentang iur biaya dan sikap tentang iur biaya ada hubungan dengan kepuasan peserta PT. Askes terhadap kebijakan iur biaya di pelayanan rawat inap RSU Dr. Agoesdjam Kabupaten Ketapang.


(57)

2.7. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka dan landasan teori, dirumuskan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.3 : Kerangka Konsep

Bertolak dari konsep pemikiran tersebut, maka yang akan diteliti adalah iur biaya pelayanan kesehatan (iur biaya operasi, iur biaya pelayanan laboratorium, iur biaya pelayanan radiologi, iur biaya pelayanan diagnostik terpadu, iur biaya ruangan) sebagai variabel bebas dan Kepuasan Pasien (pemahaman, empati, biaya, tangibility,

assurance, realibility, responsiveness) sebagai variabel terikat.

Kepuasan Pasien (Y) - Pemahaman

- Empati - Biaya - Tangibility - Assurance - Realibility - Responsiveness

Iur Biaya Pelayanan Kesehatan (X) X1. Iur Biaya Operasi

X2. Iur Biaya Pelayanan Laboratorium X3. Iur Biaya Pelayanan Radiologi

X4. Iur Biaya Pelayanan Diagnostik Terpadu X5. Iur Biaya Ruangan


(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan survey eksplanatori (explanatory research)

Metode ini digunakan untuk menganalisis pengaruh iur biaya pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien Askes rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik. Adapun alasan rumah sakit tersebut dipilih sebagai tempat penelitian, dikarenakan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik merupakan rumah sakit pusat rujukan untuk Sumatera bagian Utara, Aceh, Sumbar dan Riau dan rumah sakit menerapkan iur biaya pelayanan kesehatan kepada pasien Askes.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dengan melakukan penelusuran pustaka, konsultasi, dilanjutkan dengan mempersiapkan proposal penelitian, kolokium, dan dilanjutkan dengan penelitian lapangan, pengumpulan data, analisa data serta penyusunan laporan


(1)

Hasil Analisis Bivariat Lampiran 8

Correlations

Correlations

1 .608** .342** .666** .434** .420**

. .000 .001 .000 .000 .000

88 88 88 88 88 88

.608** 1 .445** .765** .612** .425**

.000 . .000 .000 .000 .000

88 88 88 88 88 88

.342** .445** 1 .434** .301** .304**

.001 .000 . .000 .004 .004

88 88 88 88 88 88

.666** .765** .434** 1 .558** .395**

.000 .000 .000 . .000 .000

88 88 88 88 88 88

.434** .612** .301** .558** 1 .401**

.000 .000 .004 .000 . .000

88 88 88 88 88 88

.420** .425** .304** .395** .401** 1

.000 .000 .004 .000 .000 .

88 88 88 88 88 88

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Total Iur Biaya Operasi (X1)

Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium (X2)

Total Iur Biaya Pelayanan Radiologi (X3)

Total Iur Biaya Pelayanan Diagnostik Terpadu (X4)

Total Iur Biaya Ruangan (X5)

Total Kepuasan Pasien (Y)

Total Iur Biaya Operasi (X1)

Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium

(X2)

Total Iur Biaya Pelayanan Radiologi (X3)

Total Iur Biaya Pelayanan Diagnostik Terpadu (X4)

Total Iur Biaya Ruangan (X5)

Total Kepuasan Pasien (Y)

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.


(2)

Hasil Analisis Multivariat Lampiran 9

Regression

Descriptive Statistics

3.11

.749

88

3.14

.790

88

3.07

.770

88

3.11

.749

88

3.06

.793

88

3.09

.768

88

Total Kepuasan Pasien

(Y)

Total Iur Biaya Operasi

(X1)

Total Iur Biaya Pelayanan

Laboratorium (X2)

Total Iur Biaya Pelayanan

Radiologi (X3)

Total Iur Biaya Pelayanan

Diagnostik Terpadu (X4)

Total Iur Biaya Ruangan

(X5)

Mean

Std. Deviation

N

Correlations

1.000 .420 .425 .304 .395 .401

.420 1.000 .608 .342 .666 .434

.425 .608 1.000 .445 .765 .612

.304 .342 .445 1.000 .434 .301

.395 .666 .765 .434 1.000 .558

.401 .434 .612 .301 .558 1.000

. .000 .000 .002 .000 .000

.000 . .000 .001 .000 .000

.000 .000 . .000 .000 .000

.002 .001 .000 . .000 .002

.000 .000 .000 .000 . .000

.000 .000 .000 .002 .000 .

88 88 88 88 88 88

88 88 88 88 88 88

88 88 88 88 88 88

88 88 88 88 88 88

88 88 88 88 88 88

88 88 88 88 88 88

Total Kepuasan Pasien (Y)

Total Iur Biaya Operasi (X1)

Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium (X2) Total Iur Biaya Pelayanan Radiologi (X3) Total Iur Biaya Pelayanan Diagnostik Terpadu (X4) Total Iur Biaya Ruangan (X5)

Total Kepuasan Pasien (Y)

Total Iur Biaya Operasi (X1)

Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium (X2) Total Iur Biaya Pelayanan Radiologi (X3) Total Iur Biaya Pelayanan Diagnostik Terpadu (X4) Total Iur Biaya Ruangan (X5)

Total Kepuasan Pasien (Y)

Total Iur Biaya Operasi (X1)

Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium (X2) Total Iur Biaya Pelayanan Radiologi (X3) Total Iur Biaya Pelayanan Diagnostik Terpadu (X4) Total Iur Biaya Ruangan (X5)

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Total Kepuasan Pasien (Y)

Total Iur Biaya Operasi (X1)

Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium

(X2)

Total Iur Biaya Pelayanan Radiologi (X3)

Total Iur Biaya Pelayanan Diagnostik Terpadu (X4)

Total Iur Biaya Ruangan (X5)


(3)

Variables Entered/Removed

a

Total Iur

Biaya

Pelayanan

Laboratori

um (X2)

.

Stepwise

(Criteria:

Probabilit

y-of-F-to-e

nter <=

.050,

Probabilit

y-of-F-to-r

emove >=

.100).

Total Iur

Biaya

Operasi

(X1)

.

Stepwise

(Criteria:

Probabilit

y-of-F-to-e

nter <=

.050,

Probabilit

y-of-F-to-r

emove >=

.100).

Model

1

2

Variables

Entered

Variables

Removed

Method

Dependent Variable: Total Kepuasan Pasien (Y)

a.

Model Summaryc

.425a .180 .171 .682 .180 18.914 1 86 .000

.471b .222 .203 .669 .041 4.532 1 85 .036

Model 1 2

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

Change Statistics

Predictors: (Constant), Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium (X2) a.

Predictors: (Constant), Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium (X2), Total Iur Biaya Operasi (X1) b.

Dependent Variable: Total Kepuasan Pasien (Y) c.

ANOVA

c

8.809

1

8.809

18.914

.000

a

40.055

86

.466

48.864

87

10.837

2

5.418

12.111

.000

b

38.027

85

.447

48.864

87

Regression

Residual

Total

Regression

Residual

Total

Model

1

2

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Predictors: (Constant), Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium (X2)

a.

Predictors: (Constant), Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium (X2), Total Iur Biaya

Operasi (X1)

b.

Dependent Variable: Total Kepuasan Pasien (Y)

c.


(4)

Coefficientsa

1.846 .300 6.143 .000

.413 .095 .425 4.349 .000 .425 .425 .425 1.000 1.000

1.549 .326 4.752 .000

.262 .117 .269 2.230 .028 .425 .235 .213 .631 1.585

.243 .114 .256 2.129 .036 .420 .225 .204 .631 1.585

(Constant)

Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium (X2) (Constant)

Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium (X2) Total Iur Biaya Operasi (X1)

Model 1

2

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part

Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Total Kepuasan Pasien (Y) a.

Excluded Variablesc

.256a 2.129 .036 .225 .631 1.585 .631

.144a 1.326 .188 .142 .802 1.246 .802

.169a 1.119 .266 .120 .414 2.413 .414

.226a 1.861 .066 .198 .626 1.598 .626

.122b 1.139 .258 .123 .794 1.259 .567

.053b .328 .743 .036 .350 2.854 .350

.203b 1.687 .095 .181 .620 1.613 .482

Total Iur Biaya Operasi (X1)

Total Iur Biaya Pelayanan Radiologi (X3)

Total Iur Biaya Pelayanan Diagnostik Terpadu (X4) Total Iur Biaya Ruangan (X5)

Total Iur Biaya Pelayanan Radiologi (X3)

Total Iur Biaya Pelayanan Diagnostik Terpadu (X4) Total Iur Biaya Ruangan (X5)

Model 1

2

Beta In t Sig.

Partial

Correlation Tolerance VIF

Minimum Tolerance Collinearity Statistics

Predictors in the Model: (Constant), Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium (X2) a.

Predictors in the Model: (Constant), Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium (X2), Total Iur Biaya Operasi (X1) b.

Dependent Variable: Total Kepuasan Pasien (Y) c.

Collinearity Diagnostics

a

1.970

1.000

.01

.01

.030

8.137

.99

.99

2.945

1.000

.01

.00

.00

.032

9.573

.99

.18

.20

.023

11.293

.00

.81

.79

Dimension

1

2

1

2

3

Model

1

2

Eigenvalue

Condition

Index

(Constant)

Total Iur Biaya

Pelayanan

Laboratorium

(X2)

Total Iur Biaya

Operasi (X1)

Variance Proportions

Dependent Variable: Total Kepuasan Pasien (Y)

a.


(5)

Hasil Uji Normalitas Lampiran 10

NPar Tests

Chi-Square Test

Frequencies

Total Iur Biaya Operasi (X1)

22

29.3

-7.3

32

29.3

2.7

34

29.3

4.7

88

Rendah

Cukup Tinggi

Tinggi

Total

Observed N

Expected N

Residual

Total Iur Biaya Pelayanan Laboratorium (X2)

23

29.3

-6.3

36

29.3

6.7

29

29.3

-.3

88

Rendah

Cukup Tinggi

Tinggi

Total

Observed N

Expected N

Residual

Total Iur Biaya Pelayanan Radiologi (X3)

20

29.3

-9.3

38

29.3

8.7

30

29.3

.7

88

Rendah

Cukup Tinggi

Tinggi

Total

Observed N

Expected N

Residual

Total Iur Biaya Pelayanan Diagnostik Terpadu (X4)

25

29.3

-4.3

33

29.3

3.7

30

29.3

.7

88

Rendah

Cukup Tinggi

Tinggi

Total


(6)

Total Iur Biaya Ruangan (X5)

22

29.3

-7.3

36

29.3

6.7

30

29.3

.7

88

Rendah

Cukup Tinggi

Tinggi

Total

Observed N

Expected N

Residual

Total Kepuasan Pasien (Y)

20

29.3

-9.3

38

29.3

8.7

30

29.3

.7

88

Kurang Puas

Cukup Puas

Puas

Total

Observed N

Expected N

Residual

Test Statistics

2.818

2.886

5.545

1.114

3.364

5.545

2

2

2

2

2

2

.244

.236

.062

.573

.186

.062

Chi-Square

a

df

Asymp. Sig.

Total Iur Biaya

Operasi (X1)

Total Iur Biaya

Pelayanan

Laboratorium

(X2)

Total Iur Biaya

Pelayanan

Radiologi (X3)

Total Iur Biaya

Pelayanan

Diagnostik

Terpadu (X4)

Total Iur Biaya

Ruangan (X5)

Total

Kepuasan

Pasien (Y)

0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 29.3.

a.