70
faktor risiko paling penting dalam terjadinya perburukan TB. Peningkatan prevalensi DM sebagai faktor risiko TB juga disertai dengan peningkatan
prevalensi TB Paru Cahyadi, A., dkk, 2011. Pada penderita DM dengan infeksi TB laten akan menjadi TB aktif sebesar 10. Data WHO 2010 menunjukkan
sekitar 10 pasien TB berhubungan dengan DM, dan terdapat peningkatan risiko infeksi TB sebesar 2-3 kali pada penderita DM WHO, 2011. Diabetes juga
mempengaruhi prognosis pada pengobatan TB yaitu DM dapat meningkatkan kematian, risiko kegagalan terapi dan risiko relapse Wulandari, D.R., dkk, 2013.
Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguian psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran,
afek, dan perilaku. Gejala skizofrenia dapat berupa halusinasi, perilaku aneh, isolasi diri dari pergaulan, pendiam, sulit diajak bicara, apatis, dan lain
sebagainya. Penyakit ini akan menghambat pengobatan TB paru yang membutuhkan waktu lama karena tidak adanya sikap percaya penderita terhadap
orang disekitarnya yang menganggap obat yang diberikan adalah racun yang membahayakan dirinya, sehingga mengakibatkan penderita tersebut untuk
mengalami gagal konversi, putus obat ataupun kambuh.
5.1.5 Kebiasaan Merokok
Proporsi penderita TB paru kategori 2 rawat jalan di BP4 Lubuk Alung tahun 2015-Juni 2016 berdasarkan kebiasaan merokok dapat dilihat pada gambar
5.8 dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
71
Gambar 5.8 Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru Kategori 2 Rawat Jalan Berdasarkan Kebiasaan Merokok di BP4 Lubuk Alung
tahun 2015-Juni 2016 Berdasarkan gambar 5.8 dapat dilihat proporsi penderita TB paru kategori
2 rawat jalan berdasarkan kebiasaan merokok paling tinggi adalah yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 85 orang 58,2 dan sedangkan yang tidak
memiliki kebiasaan merokok sebanyak 61 orang 41,8. Hal ini diasumsikan karena zat toksik dalam rokok yang menyebabkan penurunan sistem pertahanan
tubuh dan juga sebagai faktor progresivitas TB paru dan terjadinya fibrosis Croffton, dkk, 2002. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kurniasari
2012 dengan desain case control yang menyatakan bahwa penderita yang memiliki kebiasaan merokok yaitu sebesar 51,5
5.1.6 Kebiasaan Konsumsi Alkohol
Proporsi penderita TB paru kategori 2 rawat jalan di BP4 Lubuk Alung tahun 2015-Juni 2016 berdasarkan kebiasaan konsumsi alkohol dapat dilihat pada
gambar 5.9 dibawah ini. 58,2
41,8
Kebiasaan Merokok
Merokok Tidak Merokok
Universitas Sumatera Utara
72
Gambar 5.9 Diagram Pie Proporsi Penderita TB Paru Kategori 2 Rawat Jalan Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi Alkohol di BP4 Lubuk
Alung tahun 2015-Juni 2016 Berdasarkan gambar 5.9 dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB paru
kategori 2 rawat jalan berdasarkan kebiasaan konsumsi alkohol, penderita yang tidak memiliki kebiasaan konsumsi alkohol sebanyak 138 orang 94,5,
sedangkan penderita yang memiliki kebiasaan konsumsi alkohol sebanyak 8 orang 5,5. Hal ini diasumsikan bahwa tidak adanya kebiasaan konsumsi alkohol di
masyarakat setempat. Kebiasaan konsumsi alkohol dapat menyebabkan penurunan sistem daya tahan tubuh, sehingga rentan terhadap infeksi bakteri penyebab
tuberkulosis.
5.1.7 Komplikasi