35
Tabel 2.3 Ringkasan panduan obat Kategori
Kasus Panduan obat yang
dianjurkan Keterangan
I 1.
TB paru BTA + 2.
TB paru BTA – dengan lesi luas
2 RHZE 4 RH atau 2 RHZE 6 HE
2RHZE 4R3H3
II 1.
Kambuh 2.
Gagal 1.
RHZES 1RHZE sesuai hasil uji resistensi
atau 2RHZES 1RHZE 5 RHE
2. 3-6 kanamisin,
ofloksasin, etionamid, sikloserin 15-18
ofloksasin, etionamid, sikloserin atau 2RHZES
1RHZE 5RHE Bila streptomisin
alergi, dapat diganti kanamisin
II putus berobat
Sesuai lama pengobatan sebelumnya, lama berhenti
minum obat dan keadaan klinis, bakteriologi dan
radiologi saat ini lihat uraiannya atau
2RHZES 1RHZE 5R3H3E3program P2TB
III TB paru BTA
– lesi minimal
2 RHZE 4 RH atau 6 RHE atau 2RHZE 4
R3H3 program P2TB
IV Kronik
RHZES sesuai hasil uji resistensi minimal OAT
yang sensitif + obat lini 2 pengobatan minimal 18
bulan
IV MDR TB
Sesuai uji resistensi + OAT lini 2 atau H seumur hidup
2.8 Pencegahan
2.8.1 Pencegahan Primer
1. Kebersihan lingkungan
a. Mengurangi kepadatan hunian overcrowding dirumah
Universitas Sumatera Utara
36
b. Ventilasi rumah memenuhi standar kesehatan yaitu 10 dari luas
lantai, dan bebas dari kotoran. c.
Pendidikan kesehatan: penyuluhan kepada masyrakat tentang akibat membuang ludah sembarangan.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh
a. Memperbaiki satandar hidup
i. Makan makanan dengan menu seimbang
ii. Usahakan setiap hari tidur yang cukup dan teratur
iii. Lakukan olahraga di tempat dengan udara yang segar
b. Melakukan vaksinasi BCG
2.8.2 Pencegahan Sekunder
a. Penemuan kasus case finding yang dilakukan secara aktif dengan
mencari penderita TB paru di masyarakat ataupun secara pasif dengan menunggu penderita yang datang ke fasilitas kesehatan.
b. Mengobati penderita yang sakit dengan pengobatan adekuat.
2.8.3 Pencegahan Tersier
a. Memberikan makanan yang tinggi kalori, tinggi protein untuk
mengatasi penurunan berat badan
b. Memperpanjang pengobatan sesuai dengan sistem untuk
menghindarkan penyakit yang berkepanjangan ataupun kecacatan
bahkan kematian Alsagaff, dkk, 2005.
Universitas Sumatera Utara
37
2.9 Komplikasi
Penyakit tuberkulosis paru apabila tidak ditangani dengan tepat akan menyebabkan komplikasi. Komplikasi dapat dibagi menjadi komplikasi dini dan
komplikasi lanjut.
2.9.1 Komplikasi dini
a. Pleuritis
Merupakan manifestasi dari tuberkulosis primer atau tuberkulosis post primer reaktivasi ditandai dengan menumpuknya cairan di rongga
paru, tepatnya diantara lapisan luar dan lapisan dalam paru. Pleuritis terdiri dari pleuritis kering dan pleuritis basah Efusi Pleura Pleuritis eksudatif.
Efusi pleura terbentuk sebagai reaksi hipersensitivitas bakteri M. tubercolosis dalam rongga pleura Alsagaff, dkk, 2005.
b. Pneumotoraks Spontan
Pneumotoraks spontan terjadi bila udara memasuki rongga pleura sesudah terjadi robekan pada kavitas tuberkulosis. Hal ini mengakibatkan
rasa sakit pada dada secara kuat dan tiba-tiba pada bagian itu bersamaan dengan sesak napas Suyono, S., 2001.
c. Empiema
Merupakan akibat dari pneumutoraks spontan yang berlanjut dimana terkumpulnya nanah pus di dalam rongga pleura yang terjadi akibat
pecahnya kavitas TB dan keluarnya udara ke dalam rongga pleura Crofton, dkk, 2002.
Universitas Sumatera Utara
38
d. Tuberkulosis Laring
Merupakan akibat dari tuberkulosis paru yang terjadi karena menjalarnya
bakteri tuberkulosis
ke laring
melalui peredaran
darah.tuberkulosis laring sering salah didiagnosa sebagai kanker laring. Kasus tuberkulosis laring jarang terjadi, jumlah kasusnya hanya sekitar 1-
10 dari seluruh kasus tuberkulosis Crofton, dkk, 2002. e.
Aspergillomata Kavitas tuberkulosis yang sudah diobati dengan baik dan sudah
sembuh kadang-kadang dapat terinfeksi dengan jamur Aspergillus fumigatus. Secara klinis, hemoptisis batuk darah merupakan gejala utama
yang berat bahkan dapat mengancam jiwa penderita Crofton, dkk, 2002.
2.9.2 Komplikasi lanjut