Epidemiologi TB Paru .1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Orang

25 3. Pengobatan setelah putus berobat Default Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif. 4. Gagal Failure Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan. 5. Pindahan Transfer In Adalah pasien yang dipindahkan dari sarana pelayanan kesehatan yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya. 6. Lain-lain: Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam kelompok ini termasuk Kasus Kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan. TB paru BTA negatif dan TB ekstra paru, dapat juga mengalami kambuh, gagal, default maupun menjadi kasus kronik. Meskipun sangat jarang, harus dibuktikan secara patologik, bakteriologik biakan, radiologik, dan pertimbangan medis spesialistik Kemenkes, 2014. 2.6 Epidemiologi TB Paru 2.6.1 Distribusi Frekuensi

a. Berdasarkan Orang

Risiko penularan setiap tahun Annual Risk of Tuberculosis Infection = ARTI di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-3 . Pada daerah dengan ARTI sebesar 1 , berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk, 10 Universitas Sumatera Utara 26 sepuluh orang akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita TB, hanya sekitar 10 dari yang terinfeksi yang akan menjadi penderita TB. Penyakit TB paru sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita TB, hanya sekitar 10 dari yang terinfeksi yang akan menjadi penderita TB Kemenkes, 2005. Menurut jenis kelamin, kasus BTA+ pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan yaitu 1,5 kali dibandingkan kasus BTA+ pada perempuan. Menurut kelompok umur, kasus baru paling banyak ditemukan pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebesar 20,76 diikuti kelompok umur 45-54 tahun sebesar 19,57 dan pada kelompok umur 35-44 tahun sebesar 19,24 Kemenkes, 2015. Kasus TB kategori 2 di Sumatera Barat tahun 2014 yang terdiri dari kasus kambuh, default, gagal terdapat 268 kasus. Menurut kelompok umur, kasus kategori 2 paling banyak ditemukan pada kelompok umur 45-54 tahun yaitu dengan 57 kasus 21,27 diikuti kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebanyak 56 kasus 20,89 dan pada kelompok umur 55-64 tahun sebanyak 52 kasus 19,40. Menurut jenis kelamin, kasus TB paru kategori 2 paling banyak diderita oleh jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 170 kasus 63,4 dan jenis kelamin perempuan sebanyak 98 kasus 36,5. Perbandingan kasus kategori 2 antara jenis kelamin adalah 1,7 kali Dinkes Sumbar, 2015. b. Berdasarkan Tempat Pada tahun 2014 ditemukan jumlah kasus baru BTA+ sebanyak 176.677 kasus, menurun bila dibandingkan kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2013 yang sebesar 196.310 kasus Kemenkes, 2015. Menurut hasil Riskesdas 2013, Universitas Sumatera Utara 27 prevalensi TB berdasarkan diagnosis sebesar 0,4 dari jumlah penduduk. Menurut provinsi, prevalensi TB paru tertinggi berdasarkan diagnosis yaitu Jawa Barat sebesar 0,7, DKI Jakarta dan Papua masing-masing sebesar 0,6. Sedangkan Provinsi Riau, Lampung, dan Bali merupakan provinsi dengan prevalensi TB paru terendah berdasarkan diagnosis yaitu masing-masing sebesar 0,1 Riskesdas, 2013. Provinsi Sumatera Barat mempunyai jumlah kasus baru BTA+ tahun 2014 adalah sebesar 5.018 kasus. Sedangkan untuk kasus TB paru kategori 2 di provinsi Sumatera Barat tahun 2014, Kab Kota dengan kasus terbanyak adalah di Kabupaten Padang Pariaman dengan 43 kasus 16,04, diikuti oleh Kabupaten Pasaman Barat dengan 40 kasus 14,92 dan Kota Padang dengan 37 kasus 13,80 Dinkes Sumbar, 2015.

c. Berdasarkan Waktu