Tuberkulosis Primer TINJAUAN PUSTAKA

12 pH optimal berkisar 6,4-7 Aditama, TY, 2002. Dinding bakteri terdiri dari asam lemak lipid, peptidoglikan, dan arabinomannam. Lipid inilah yang membuat bakteri lebih tahan terhadap asam sehingga disebut bakteri tahan asam BTA dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis Suyono, S., 2001.

2.3 Patogenesis

2.3.1 Tuberkulosis Primer

Penyakit tuberkulosis ditularkan melalui batuk atau bersin oleh penderita menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi dapat bertahan dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada atau tidaknya sinar matahari dalam hal ini sinar ultraviolet, ventilasi yang baik dan kelembaban ruangan. Dalam suasana yang lembab dan gelap, bakteri tuberkulosis dapat bertahan berhari-hari sampai berbulan-bulan Sudoyono A., dkk, 2010. Bakteri tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di jaringan paru sehingga akan membentuk sarang pneumoni yang disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer akan terbentuk di bagian mana saja yang ada di dalam paru PDPI, 2006. Dari sarang primer akan timbul peradangan getah bening menuju hilus limfangitis lokal, dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus limfadenifitis regional. Sarang primer bersama-sama dengan limfangitis lokal dan limfadenitis regional dikenal dengan kompleks primer. Kompleks primer selanjutnya akan menjadi salah satu dari: 1. Penderita akan sembuh dengan tidak meninggalkan cacat restirution ad integrum 2. Sembuh dengan meninggalkan bekas seperti Ghon, fibrotik, perkapuran Universitas Sumatera Utara 13 3. Menyebar dengan cara: a. Perkontinuitatum ke jaringan sekitarnya Sebagai contoh adalah pembesaran kelenjar limfe di hilus, sehingga menyebabkan penekanan bronkus lobus medius, berakibat atelektasis. Bakteri akan menjalar sepanjang bronkus yang tersumbat menuju lobus yang atelektasis, menimbulkan peradangan pada lobus yang atelektasis, hal ini disebut sebagai epituberkulosis. Pembesaran kelenjar limfe di leher, dapat menjadi abses yang disebut scrofuloderma. Penyebaran ke pleura menyebabkan efusi pleura. b. Penyebaran bronkogen ke paru bersangkutan atau paru sebelahnya, atau tertelan bersama dahak sehingga terjadi penyebaran di usus. c. Penyebaran secara hematogen dan lomfogen ke organ lain seperti tuberkulosis milier, meningitis, tulang, ginjal, dan genetalia Wibisono, MJ., dkk, 2010

2.3.2 Tuberkulosis Postprimer