Teori-teori tentang Pengakuan PROSEDUR DAN TATACARA PENGAKUAN INTERNASIONAL

2. Negara yang saling akui ada atau siap melakukan kerjasama atau hubungan bilateral perjanjian internasional Akibat dari pengakuan, jika diakui maka akan terjadi negoisasi antar Negara yang mengakui dan diakui, demikian sebaliknya. 56

1. Teori-teori tentang Pengakuan

Salah satu materi penting dalam pengajaran hukum internasional adalah masalah pengakuan recognition. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah ada atau tidaknya pengakuan membawa suatu akibat hukum terhadap status atau keberadaan suatu Negara menurut hukum internasional? Dalam hubungan itu ada beberapa teori : a. Teori Deklaratoir b. Teori Konstitutif c. Teori Pemisah atau Jalan Tengah Menurut penganut Teori Deklaratoir, pengakuan hanyalah sebuah pernyataan formal saja bahwa suatu Negara telah lahir atau ada. Artinya, ada atau tidaknya pengakuan tidak mempunyai akibat apa pun terhadap keberadaan suatu Negara sebagai subjek hukum internasional. Dengan kata lain, ada atau tidaknya pengakuan tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban suatu Negara dalam hubungan internasional. 57 Berbeda dengan penganut Teori Deklaratoir, menurut penganut Teori Konstitutif, pengakuan justru sangat penting. Sebab pengakuan menciptakan penerimaan terhadap suatu Negara sebagai anggota masyarakat internasional. 56 Ibid , hal 77 57 Burhan Stani , Hukum dan Hubungan Internasional, Liberty ; Yogyakarta, 1990, hal 72 Universitas Sumatera Utara Artinya, pengakuan merupakan prasyarat bagi ada-tidaknya kepribadian hukum internasional international legal personality suatu Negara. Dengan kata lain, tanpa pengakuan, suatu Negara bukan belumlah merupakan subjek hukum internasional. 58 Karena adanya perbedaan pendapat yang bertolak belakang itulah lantas lahir teori yang mencoba memberikan jalan tengah. Teori ini juga disebut Teori Pemisah karena, menurut teori ini, harus dipisahkan antara kepribadian hukum suatu Negara dan pelaksanaan hak dan kewajiban dari pribadi hukum itu. Untuk menjadi sebuah pribadi hukum, suatu Negara tidak memerlukan pengakuan. Namun, agar pribadi hukum itu dapat melaksanakan hak dan kewajibannya dalam hukum internasional maka diperlukan pengakuan oleh Negara-negara lain.

2. Macam atau Jenis Pengakuan