Peran Tokoh Masyarakat dan Petugas Kesehatan

ada di tempat pun mereka tidak pernah. Sudah pasti mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan tentang yang namanya alat kontrasepsi. Adapun yang melakukan pemasangan alat kontrasepsi tertentu kebanyakan mengikuti teman-temannya atau pun alat kontrasepsi yang diperoleh dengan cara gratis.

5.6 Peran Tokoh Masyarakat dan Petugas Kesehatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, bahwasanya peran Tokoh Masyarakat dan Petugas Kesehatan sangat mendukung adanya pemakaian KB Implant terhadap informan khususnya di desa Durian IV Mbelang Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang, seperti ungkapan berikut ini: Informan Tokoh Agama mengatakan: “Di desa ini tidak pernah ada larangan menggunakan alat kontrasepsi baik itu dari tokoh agama maupun tokoh masyarakat. Kaitannya dengan program KB kami selalu mendukung petugas kesehatan dan masyarakat dalam menjalankan dan menggalakkan program KB”. Informan Petugas Kesehatan juga mengatakan: “Pelaksanaan program KB di desa Durin IV Mbelang secara umum sudah memenuhi target. Akseptor KB didesa ini lebih banyak menggunakan alat kontrasepsi jenis pil, suntik, dan implant. Kalau mengenai reaksi masyarakat terhadap alat kontrasepsi implant sejauh ini masyarakat senang dan banyak diantara mereka yang ikut serta melakukan pemasangan alat kontrasepsi implant gratis yang diadakan di puskesmas di desa Tiga Juhar”. Dari hasil wawancara dengan Tokoh masyarakat yang ada di Desa Durin IV Mbelang mereka sangat mendukung dengan ikutnya masyarakat durin IV mbelang berpartisipasi menggunakan alat kontrasepsi. Dia juga mengatakan bahwa jaman sekarang ini berbagai cara dapat dibuat uantuk menjarangkan kehamilan, karena banyak anak banyak biaya yang berbeda dengan falsafah pada masa lalu, terlebih masyarakat di desa Durian IV Mbelang sebahagian besar adalah petani yang berekonomi sulit atau pekerja serabutan di lahan pertanian. Para tokoh masyarakat biasanya menggunakan waktu ketika ada rapat desa maupun ketika memberikan sepatah kata atau nasihat dalam acara pernikahan. Bahkan dalam pergaulan sehari-hari seperti di warung, tempat berkumpul sebelum pergi mengerjakan tugas masing-masing mereka juga sering mengingatkan pentingnya ber KB bagi masyarakat karena perbedaan paradigma dulu dengan sekarang bahwasanya dulunya dikatakan banyak anak banyak rejeki namun sekarang banyak anak banyak biaya. Masyarakat tidak lagi dituntut kwantitas tetapi kwalitas dari pada anak sebagai nantinya penerus bangsa. Begitu juga dengan bidan desa yang bertugas di desa tersebut sangat proaktif didalam memotivasi masyarakat untuk ber KB, dimana terkadang mendatangi kumpulan ibu-ibu yang sedang ngerumpi di kedai atau mengunjungi kerumah penduduk sesuai dengan waktu yang ada untuk memberikan informasi tentang pentingnya menggunakan alat kontrasepsi bagi Pasanagn Usia Subur PUS yang nantinya berimbas terhadap ekonomi kelurga. Akan tetapi masih banyak kekurangan informasi tentang alat kontrasepsi kepada masyarakat karena tidak bisa dijelaskan secara detail karena waktu yang cukup sempit dan banyaknya hal yang dibicarakan antar sesama ,dikarnakan mereka kurang tertarik dengan penyuluhan yang diadakan oleh petugas kesehatan didesa, degan alasan mereka sibuk keladang sehingga mereka kurang memahami tentang alat kontrasepsi, cara kerja, efek samping, kontrasepsi yang mereka gunakan. Hal tersebut juga di dukung oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana PLKB yang datang dari kecamatan, selalu mencoba mendekati masyarakat dan terjun kelapangan sekaligus mensosialisasikan pemakaian alat kontrasepsi dengan terlebih dahulu menanyakan informasi kepada aparat desa serta bidan desa yang ada di situ. Sehingga dia sudah mendapatkan informasi yang akurat sebelumnya. Melakukan sosialisasi tentang alat kontrasepsi langsung kelapangan tanpa harus mendundang mereka dalam acara sosialisasi yang bagi masyarakat mengorbankan waktu dan materi. Menurut Saifuddin 2003, Faktor penguat terdiri dari Tokoh masyarakat, tokoh agama diharapkan dapat meyakinkan kepada masyarakat tentang program keluarga berencana dan petugas kesehatan teman, dan keluarga diharapakan perannya untuk dapat meyakinkan pilihan ibu tentang keluarga berencana. Hal tersebut diatas juga ditemukan di Desa Durian IV Mbelang, dimana peran tokoh masyarakat dan petugas kesehatan sangat vital dalam mensosialisasikan tentang alat kontrasepsi dalam segala suasana, baik yang formal maupun non-formal. Dengan begitu perlahan-lahan mengubah pola fikir mereka menjadi merasa perlu untuk ber KB karena manfaatnya sangat besar bagi masyarakat dan membuat kehidupan keluarga menjadi lebih sehat dan sejahtera.

5.7 Keluhan Klinis Yang Dirasakan Terhadap KB Implant