kontrasepsi implant dengan baik dan benar. 3.
Masyarakat memperoleh alat kontrasepsi implant secara geratis sehingga mereka ingin mencoba tanpa mengetahui dan mempertimbangkan effek
samping dan kecocokan dengan diri masing-masing menyebabkan para pengguna implant drop out.
4. Keengganan masyarakat dalam mengikuti sosialisasi dan penyuluhan
tentang alat kontrasepsi implant yang dilaksanankan oleh petugas kesehatan maupun petugas lapangan KB menyebabkan rendahnya
pemahaman masyarakat sehingga harus drop out karena tidak cocok. 5.
Sebahagian akseptor implant tidak mengalami keluhan klinis ataupun perubahan kearah yang negatif setelah menggunakan implant dan mereka
merasa nyaman dan pas dengan alat kontrasepsi implant sehingga mereka melanjutkan menggunakan implant sebagai alat kontrasepsinya.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti memberikan beberapa saran dan masukan yang ditujukan kepada semua pihak, diantara lain:
1. Diharapkan bagi wanita pasangan usia subur PUS di Desa Durian IV
Mbelang sebaiknya lebih meningkatkan kemauan dan kesadaran dalam mencari informasi kesehatan khususnya mengenai penggunaan alat
kontrasepsi dengan konseling, dan mengikuti kegiatan penyuluhan yang di laksanankn oleh desa serta bidan desa yang menyangkut alat kontrasepsi
sehingga tidak terjadi pemikiran dan persepsi yang salah terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Sebelum memilih menggunakan salah satu
alat kontrasepsi yang ada, mereka harus memiliki informasi yang akurat
tentang effek positif dan negative yang timbul akibat menggunakan alat kontrasepsi tertentu sehingga dikemudian hari tidak mengalami keluhan
yang mengakibatkan terganggunya kesehatan dan aktifitas keseharian pengguna alat kontrasepsi dan drop out menggunakan alat kontrasepsi.
2. Diharapkan suami dan keluarga untuk memberikan dukungan dalam
memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan memberikan waktu agar dapat mengikuti penyuluhan tentang alat kontrasepsi dengan
menggantikan sementara untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan mengerjakan pekerjaan di kebun bagi suami sehingga ada suatu kerjasama
yang terjalin yang nantinya juga bermanfaat bagi keluarga karena tidak akan lagi diketemukan pemakai implant yang drop out dan menderita
gangguan kesehatan setelah pemakaian implant. 3.
Diharapkan bagi petugas kesehatan, tokoh agamatokoh masyarakat untuk tidak jemu berperan aktif dan lebih giat mensosialisasikan dan memotivasi
masyarakat dalam menggunakan alat kontrasepsi baik metode jangka pendek maupun jangka panjang sehingga angka kejadian drop out
penggunaan alat kontrasepsi dapat ditekan sekecil mungkin dan terciptanya peningkatan peserta KB aktif lestari.
4. Diharapkan kepada petugas puskesmas desa Tiga Juhar melalui bidan desa
dan kader KB dilapangan agar lebih pro aktif didalam penjaringan KB didesa yaitu dengan memilih kader yang benar-benar mau bekerja dan
menjumpai masyarakat baik secara individu dengan mengunjungi kerumah-rumah atau kelompok seperti dalam perwiritan dan acara lain
serta menyampaikan informasi tentang penggunaan alat kontrasepsi dan
cara memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan masing- masing.
5. Bagi pemerintah melalui perpanjangan Petugas Lapangan Keluarga
Berencana PLKB untuk lebih pro aktif dalam mensosialisasikan manfaat ber KB bagi masyarakat Durian IV Mbelang dengan mengintensifkan
pendekatan yang lebih akrab terhadap masyarakat sehingga dapat memilih orang-orang yang dapat menjadi perpanjangan tangan di tengah
masyarakat sebagai penggerak untuk menggunakan alat kontrasepsi.
20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Desa Durin IV Mbelang 2.1.1 Letak Lokasi Desa