dari temannya tempat mereka tingggal sudah terlebih dulu menggunakan terlebih secara gratis.
Hal ini juga di dukung seperti yang tertera di bawah ini. Menurut Saifuddin 2003, Faktor penguat terdiri dari :
1. Tokoh masyarakat dan Tokoh Agama
2. Petugas kesehatan
3. Teman.
4. Keluarga
Hal ini juga dapat ditemukan di Desa Durin IV Mbelang dimana pengaruh mereka sesuai dengan kedekatan dan intensitas interaksi mereka. Namun
pengaruh dari tokoh masyarakat atau tokoh agama dalam peranan mereka bagi masyarakat untuk menggunakan implant tidak kelihatan di dalam masyarakat. Hal
ini bisa disebabkan karena para tokoh tersebut juga mungkin kurang faham terhadap apa yang disampaikan atau masih ada rasa tabu untuk menyampaikannya
di tengah masyarakat umum.
5.5 Peran Keluarga Terhadap Penggunaan KB Implant.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan bahwasanya peran keluarga terhadap penggunakan KB Implant itu ada, dan informan disarankan
untuk menggunakan KB Implant tersebut. Ada juga keluarga yang tidak berperan terhadap penggunaan KB Implant tersebut sehingga informan tidak disarankan
untuk memakainya. Dari keseluruhan informan yang berjumlah 7 orang informan terdapat 6
orang informan mendapat dukungan dan peran keluarga terhadap penggunaan KB
Implant dan informan disarankan untuk menggunakan KB Implant tersebut. Terdapat 1 orang informan tidak mendapat dukungan dan peran keluarga terhadap
penggunaan KB Implant dan informan tidak disarankan untuk memakainya, seperti pernyataan berikut:
Informan 1 mengatakatakan: “Keluarga saya selalu menyarankan saya untuk pakai KB. Ibu saya selalu
menyuruh saya paka alati KB biar enggak bias hamil lagi”. Informan 2 menyatakan
“Ternyata teman-teman mengatakan ada KB implant gratis di Puskesmas, bagus dan tahan dalam waktu lama akhirnya saya ikut pasang KB implant,
ternyata tidak cocok kebadan saya dan ujung-ujungnya saya buka KB implant itu.
Informan 3 menyatakan : “Waktu itu ada pemasangan KB gratis, karena diajak sama teman-teman
ibu-ibu tetangga disini. Ya sudah saya ikut saja rupanya setelah 6 bulan saya pakai KB implant ini banyak masalahnya. Akhirnya setelah 1 tahun saya pakai
saya putuskan untuk mencabut KB implant ini”.
Informan 4 menyatakan : Ya…sudah saya langsung ikut mumpung gratis lagian tidak perlu harus
kebidan setiap bulan. Setelah saya pasang KB implant itu ternyata 6 bulan kemudian banyak masalah yang saya rasakan akhirnya saya buka KB implant itu
setelah 8 bulan saya pakai”. Informan 7 mengatakan :
“Suami, ibu mertua dan ibu kandung saya selalu mendukung saya menggunakan KB. Tapi kalau masalah memilih KB mana yang harus saya pakai
biasanya saya yang menentukan sendiri.” Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwasanya peran keluarga cukup
besar dalam memberikan dukungan pemakain alat KB implant. Pada dasarnya mereka memberi saran untuk memilih jenis alat KB yang nyaman buat
penggunanya. Dengan adanya dukungan dari orang lain atau keluarga
suami,mertua dan ibu kandung membuat si pengguna merasa lebih nyaman dan merasa diperhatikan dimana manfaatnya juga akan berimbas terutama bagi
keluarga. Keluarga selalu mengingatkan akan pentingnya pemilihan alat kontrasepsi
sehingga dapat menjaga jarak kelahiran dan membatasi jumlah anak mengingat latar belakan ekonomi di Desa Durin IV Mbelang termasuk ekonomi lemah yang
pada umumnya masyarakatnya hidup dari bekerja serabutan. Suami juga memberikan arahan untuk menggunakan salah satu alat kontrasepsi sehingga istri
dapat membantu dalam mencari nafkah bagi keluarga. Jika terus menerus hamil, maka istri hanya tinggal di rumah mengurus bayi.
Berbeda halnya dengan pasangan yang masih muda dan masih memiliki satu orang anak, keluarga ataupun suami tidak menyarankan penggunaan alat
kontrasepsi. Karena biasanya di masyarakat masih memiliki faham untuk memiliki lebih banyak anak sehingga sangat jarang di temui anak tunggal dalam
satu keluarga. Hal tersebut juga di dukung seperti dibawah ini: Menurut Sarwono 2005, penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang
seperti IUD, implan, vasektomi, dan tubektomi harus lebih banyak digalakkan. Penggunaan alat kontrasepsi yang bersifat jangka panjang ini menjadi kebutuhan
utama untuk menekan laju pertambahan penduduk. Dibandingkan dengan pil atau suntik, alat kontrasepsi jangka panjang seperti IUD atau implan memang kalah
populer. Hal ini juga sejalan dengan yang terjadi di Desa Durian IV Mbelang dimana
hal tersebut di akibatkan karena masyarakat tidak pernah mau ikut sosialisasi KB dan mendengarkan penyuluhan. Bahkan untuk bertanya dengan bidan desa yang
ada di tempat pun mereka tidak pernah. Sudah pasti mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan tentang yang namanya alat kontrasepsi. Adapun yang melakukan
pemasangan alat kontrasepsi tertentu kebanyakan mengikuti teman-temannya atau pun alat kontrasepsi yang diperoleh dengan cara gratis.
5.6 Peran Tokoh Masyarakat dan Petugas Kesehatan