Definisi Istilah Pengetahuan Informan tentang KB

2. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Desa Durian IV Mbelang, Puskesmas, dan literatur terkait.

3.5 Definisi Istilah

1. Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit pada lengan atas sebelah dalam, bentuknya semacam tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api yang mengandung progesteron yang berfungsi menhentikan hormon estrogen 2. Kegagalan adalah ketidak mampuan akseptor mempertahankan alat kontrasepsi implant sampai batas waktu yang telah ditentukan. 3. Wanita drop out implant adalah wanita yang mencabut alat kontrasepsi implantnya karena sesuatu hal, sebelum batas waktu yang ditentukan.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, menemukan apa yang penting dan apa yang terjadi sesuai dengan fenomena yang ada di Desa Durian IV Mbelang. Analisa data dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara secara mendalam indepth interview. 46 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Wilayah

Desa Durian IV Mbelang terletak lebih kurang 5 km dari Tiga Juhar yang merupakan kota Kecamatan STM Hulu. Desa Durian IV Mbelang memiliki wilayah seluas 3,82 km, Mempunyai jumlah penduduk 597 jiwa, memiliki dua dusun mayoritas penduduknya adalah buruh tani. Desa Durian IV Mbelang terpilih menjadi Desa percontohan Tananaman Obat keluarga dimana diharapkan Tanaman obat keluarga ini dapat dijadikan obat yang digunakan sehari-hari.

4.1.2 Informan

Informan terdiri dari 9 orang yakni 7 orang wanita PUS yang drop out alat kontrasepsi implant dan 2 informan tambahan tokoh agama dan petugas kesehatan. Yang berdomisili di desa Durian IV Mbelang yang disajikan dalam matriks sebagai berikut : Matriks 4.1 Karakteristik Informan Utama Informan Usia Usia saat menikah Agama Pekerjaan Jumlah anak Usia Suami 1 33 tahun 26 tahun Kristen IRT 2 36 tahun 2 28 tahun 22 tahun Kristen Bertani 3 41 tahun 3 21 tahun 19 tahun Islam IRT 1 25 tahun 4 32 tahun 23 tahun Islam Bertani 3 35 tahun Informan Usia Usia saat menikah Agama Pekerjaan Jumlah anak Usia Suami 5 34 tahun 21 tahun Kristen Bertani 4 39 tahun 6 30 tahun 20 tahun Islam Wiraswasta 3 32 tahun 7 32 tahun 25 tahun Kristen PNS 2 34 tahun Berdasarkan hasil wawancara karakteristik informan diatas menunjukkan bahwa usia informan antara 28-33 tahun, menganut agama Kristen dan Islam, pekerjaan yang berbeda-beda yaitu IRT, Bertani, Wiraswasta dan PNS, memiliki jumlah anak yang berbeda-beda, dan usia suami mulai dari 25-41 tahun. Dari jumlah keseluruhan informan yang berjumlah 7 orang informan terdapat 1 orang informan berusia 21 tahun, 1 orang informan berusia 28 tahun, 1 orang informan berusia 30 tahun, 2 orang informan berusia 32 tahun. 1 orang informan berusia 34 tahun. Dan terdapat 1 orang info\ rman menikah pada usia 26 tahun, 1 orang informan menikah pada usia 22 tahun, 1 orang informan menikah pada usia 19 tahun, 1 orang informan menikah pada usia 23 tahun, 1 orang informan menikah pada usia 21 tahun, 1 orang informan menikah pada usia 20 tahun, 1 orang informan menikah pada usia 25 tahun. Terdapat 4 orang beragama Kristen dan 3 orang beragama Islam. Terdapat 3 orang bertani, 2 orang IRT, 1 orang Wiraswasta, 1 orang PNS. Terdapat 2 orang memiliki anak 2 orang, 3 orang memiliki anak 3, 1 orang memiliki anak 1, 1 orang memiliki anak 4. Terdapat 1 orang memiliki suami berusia 25 tahun, 1 orang memiliki suami berusia 32 tahun, 1 orang memiliki suami berusia 34 tahun, 1 orang memiliki suami berusia 35 tahun, 1 orang memiliki suami berusia 36 tahun, 1 orang memiliki suami berusia 39 tahun, 1 orang memiliki suami berusia 41 tahun. Matriks 4.2 Tokoh Masyarakat Informan Usia Status Pendidikan Agama Jumlah anak Tokoh Agama 49 tahun Guru Agama Sarjana Islam 3 orang Petugas Kesehatan 42 tahun Bidan Desa DIII Kebidanan Kristen 2 orang Berdasarkan hasil wawancara karakteristik informan diatas menunjukkan bahwa Informan tambahan adalah Tokoh Agama yaitu seorang Guru Agama yang berusia 49 tahun, beragam Islam, pendidikan Sarjana dan memiliki 3 orang anak. Dan informan tambahan lainnya adalah Petugas Kesehatan yaitu seorang Bidan yang berusia 42 tahun, beragama Kristen, pendidikan DIII Kebidanan, mempunya 2 orang anak. Matriks 4.3 Pengetahuan Informan tentang KB Informan Pengetahuan KB Implant Suntik Pil KB Spiral Kondom 1 Tidak tahu Tahu Tahu Tahu Tahu 2 Tidak tahu Tahu Tahu Tidak tahu Tahu 3 Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu 4 Tidak tahu Tahu Tahu Tidak tahu Tidak tahu 5 Tidak tahu Tahu Tahu Tahu Tidak tahu 6 Tidak tahu Tahu Tahu Tidak tahu Tahu 7 Tahu Tahu Tahu Tahu Tidak tahu Berdasarkan hasil wawancara bahwa informan mengetahui tentang KB. KB tersebut berupa Implant, suntik, Pil KB, Spiral dan Kondom Dari keseluran informan yang berjumlah 7 orang informan terdapat 2 orang informan mengetahui KB Suntik, Pil dan Kondom. Terdapat 1 orang informan mengetahui KB suntik, Pil, Spiral dan Kondom. Terdapat 1 orang informan mengetahui KB Implant, Suntik, Pil, Spiral dan Kondom. Terdapat 1 orang informan mengetahui KB Suntik dan Pil. Terdapat 1 orang informan mengetahui KB Suntik, Pil, Spiral. Terdapat 1 orang informan mengetahui KB Implant, Suntik, Pil, Spiral. Matriks 4.4 Alasan Informan Menggunakan KB Implant Informan Alasan menggunakan implant Ikut-ikutan Kemauan sendiri Adanya Gangguan Tidak ingin punya anak 1 - √ - - 2 √ - - - 3 - - - √ 4 √ - - - 5 - - √ - 6 - - - √ 7 √ - - - Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa alasan Informan memakai KB Implan ada karena ikut-ikut denga orang lain, ada atas kemauan sendiri, ada karena gangguan karena memakai KB lain, ada karena tidak memiliki anak lagi dan menjarangkan kelahiran anak. Dari keseluruhan informan yang berjumlah 7 orang informan terdapat 3 orang informan menggunakan KB Implant karena ikut-ikutan dengan oranglain dan ajakan dari teman. Terdapat 1 orang informan menggunakan KB Implant karena atas kemauan sendiri. Terdapat 2 orang informan menggunakan KB Implant karena ingin menjarangkan kelahiran anak dan tidak mau memiliki anak lagi. Terdapat 1 orang informan menggunakan KB Implant karena adanya gangguan dengan metode KB sebelumnya. Matriks 4.5 Orang Yang Berperan Menyarankan Penggunaan Implant Informan Teman Bidan Kemauan Sendiri Orangtua Keluarga Suami Mertua 1 - - - √ √ - 2 √ - √ - √ - 3 √ - - - - - 4 √ - √ - √ - 5 √ √ √ - - - 6 - - √ √ √ √ 7 - - - √ √ √ Berdasarkan hasil wawancara bahwa orang yang berperan menyarankan informan menggunakan KB Implant yaitu teman, bidan, adanya kemauan sendiri, dukungan dari orangtuakeluarga, suami, dan mertua. Dari keseluruhan informan yang berjumlah 7 orang informan terdapat 2 orang informan mendapat dukungan dari teman, kemauan sendiri, dan suami. Terdapat 1 orang informan mendapat dukungan dari orangtuakeluarga dan suami. Terdapat 1 orang informan mendapat dukungan dari teman. Terdapat 1 orang informan mendapat dukungan dari teman, bidan, dan kemauan sendiri. Terdapat 1 orang informan mendapat dukungan dari orangtuakeluarga, suami, mertua dan kemauan sendiri. Terdapat 1 orang informan mendapat dukungan dari orantuakeluarga, suami dan mertua. Matriks 4.6 Peran Keluarga Terhadap Penggunaan KB Implant Informan Ada Tidak Ada Disarankan Tidak disarankan 1 √ - √ - 2 √ - √ - 3 - - - √ 4 √ - √ - 5 √ - √ - 6 √ - √ - 7 √ √ - Berdasarkan hasil wawancara bahwa peran keluarga terhadap penggunaan KB Implant ada dan informan disarankan untuk menggunakan KB Implant tersebut. Ada keluarga yang tidak berperan terhadap penggunaan KB Implant tersebut sehingga informan tidak disarankan untuk memakainya. Dari keseluruhan informan yang berjumlah 7 orang informan terdapat 2 orang informan mendapat dukungan dari teman, kemauan sendiri, dan suami. Terdapat 1 orang informan mendapat dukungan dari orangtuakeluarga dan suami. Terdapat 1 orang informan mendapat dukungan dari teman. Terdapat 1 orang informan mendapat dukungan dari teman, bidan, dan kemauan sendiri. Terdapat 1 orang informan mendapat dukungan dari orangtuakeluarga, suami, mertua dan kemauan sendiri. Terdapat 1 orang informan mendapat dukungan dari orantuakeluarga, suami dan mertua. Matriks 4.7 Peran Tokoh Masyarakat dan Petugas Kesehatan Informan Komentar Tokoh masyarakat Mendukung Tidak Mendukung Tokoh Agama √ - Petugas Kesehatan √ - Berdasarkan hasil wawancara bahwa peran Tokoh Masyarakat dan Petugas Kesehatan mendukung adanya pemakaian KB Implant terhadap informan khususnya di desa Durian IV Mbelang Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang. Matriks 4.8 Keluhan Klinis Yang Dirasakan Terhadap KB Implant Informan Keluhan yang dirasakan Sakit Kepala Lemas Kenaikan BB Penurunan BB Gangguan Haid Mual 1 √ - √ - √ - 2 √ √ √ - √ √ 3 √ √ - √ - - Keluhan yang dirasakan Informan Sakit Kepala Lemas Kenaikan BB Penurunan BB Gangguan Haid Mual 4 √ √ - - - - 5 √ - - - √ √ 6 - - - - - √ 7 √ - - - √ √ Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa keluhan yang dirasakan saat menggunakan KB Implant yaitu Sakit kepala, Lemas, Kenaikan Berat Badan , Penurunan Berat Badan , Gangguan Haid dan Mual. Dari keseluruhan informan yang berjumlah 7 orang informan terdapat 2 orang informan saat menggunakan KB Implant merasakan pusing sakit kepala, gangguan haid, mual. Terdapat 1 orang informan saat menggunakan KB Implant merasakan sakit kepala, kenaikan BB, gangguan haid. Terdapat 1 orang informan saat menggunakan KB Implant merasakan sakit kepala, lemas, peningkatan Berat Badan, gangguan haid dan mual. Terdapat 1 orang informan saat menggunakan KB Implant merasakan merasakan sakit kepala, lemas, penurunan berat badan . Terdapat 1 orang informan saat menggunakan KB Implant merasakan sakit kepala, lemas. Terdapat 1 orang informan saat menggunakan KB Implant merasakan mual-mual. 54 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Gambaran karakteristik Kontrasepsi Berdasarkan hasil wawancara, karakteristik informan diatas menunjukkan bahwa usia informan antara 28-33 tahun, menganut agama Kristen dan Islam, pekerjaan yang berbeda-beda yaitu IRT, Bertani, Wiraswasta dan PNS, memiliki jumlah anak yang berbeda-beda, dan usia suami mulai dari 25-41 tahun. Dari jumlah keseluruhan informan yang berjumlah 7 orang informan terdapat 1 orang informan berusia 21 tahun, 1 orang informan berusia 28 tahun, 1 orang informan berusia 30 tahun, 2 orang informan berusia 32 tahun. 1 orang informan berusia 34 tahun. Dan terdapat 1 orang informan menikah pada usia 26 tahun, 1 orang informan menikah pada usia 22 tahun, 1 orang informan menikah pada usia 19 tahun, 1 orang informan menikah pada usia 23 tahun, 1 orang informan menikah pada usia 21 tahun, 1 orang informan menikah pada usia 20 tahun, 1 orang informan menikah pada usia 25 tahun. Terdapat 4 orang beragama Kristen dan 3 orang beragama Islam. Terdapat 3 orang bertani, 2 orang IRT, 1 orang Wiraswasta, 1 orang PNS. Terdapat 2 orang memiliki anak 2 orang, 3 orang memiliki anak 3, 1 orang memiliki anak 1, 1 orang memiliki anak 4. Terdapat 1 orang memiliki suami berusia 25 tahun, 1 orang memiliki suami berusia 32 tahun, 1 orang memiliki suami berusia 34 tahun, 1 orang memiliki suami berusia 35 tahun, 1 orang memiliki suami berusia 36 tahun, 1 orang memiliki suami berusia 39 tahun, 1 orang memiliki suami berusia 41 tahun. Wanita Usia Subur WUS adalah wanita dalam usia reproduktif, yaitu usia 15-49 tahun baik yang berstatus kawin, janda maupun yang belum nikah. Keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun Depkes, 2010.

5.2 Pengetahuan Informan tentang KB

Berdasarkan hasil wawancara bahwa informan mengetahui tentang KB. KB tersebut berupa Implant, suntik, Pil KB, Spiral dan Kondom. Dari keseluran informan yang berjumlah 7 orang, terdapat 2 orang informan yang mengetahui tentang KB Suntik, Pil dan Kondom. Terdapat 1 orang informan yang mengetahui KB suntik, Pil, Spiral dan Kondom. Terdapat 1 orang informan yang mengetahui tentang KB Implant, Suntik, Pil, Spiral dan Kondom. Terdapat 1 orang informan yang mengetahui tentang KB Suntik dan Pil. Terdapat 1 orang informan yang mengetahui tentang KB Suntik, Pil, Spiral. Terdapat 1 orang informan yang mengetahui tentang KB Implant, Suntik, Pil, Spiral, seperti pernyataan berikut ini: Informan 1 mengatakan: “KB yang saya tahu itu ada banyak seperti KB suntik, pil, kondom dan spiral. Dulu pertama kali saya pake KB suntik 1 bulan sampe anak ke 2 saya berumur 6 bulan. Awalnya saya bingung dan takut tapi setelah dijelaskan oleh bidan tersebut akhirnya saya mau pakai KB implant itu”. Informan 2 mengatakan: “KB ada banyak tapi yang saya tahu cuma KB pil, suntik dan kondom saja. Informan 3 Mengatakan : “Kalau alat kontrasepsi saya enggak tahu banyak macamnya, yang saya tahu cuma KB suntik 1 bulan, pil, kondom, KB implant dan spiral. Informan 4 Mengatakan : “Karena saya lihat banyak teman yang berhasil pakai KB implant itu maka pas ada KB gratis di puskesmas kecamatan saya langsung ikut untuk pasang KB implant ini”. Informan 5 juga mengatakan : “Saya pernah pakai KB pil tapi saya sering lupa terus saya sempat pakai spiral tapi karena enggak cocok saya buka spiralnya itupun dulu karena gratis dari puskesmas makanya saya pakai spiral, lumayan kan….enggak perlu bayar jadi uangnya bisa dibuat untuk bayar uang sekolah anak-anak”. Informan 6 mengatakan : “ Yaa….kalau saya tidak salah KB itu ada banyak kayak pil, KB suntik 3 bulan, kondom tapi orang-orang disini sering cerita kalau KB suntik kurang bagus karena membuat badan gemuk terus haidnya enggak lancar. Jadi pas ada KB implant gratis dari puskesmas kecamatan banyak yang pasang” Informan 7 juga mengatakan : “ Karena banyak teman-teman yang bilang lebih bagus pakai KB implant dan banyak yang berhasil tidak punya anak lagi akhirnya saya berpikir dan saya coba tanya suami. Karena suami mengizinkan akhirnya saya ke klinik bidan untuk memasang KB implant tersebut”. Berdasarkan keterangan dari informan di atas, secara umum mereka tidak memahami secara komprhensip atau mendalam tentang alat kontrasepsi yang ada pada saat ini. Dari tujuh orang yang telah di wawancarai, hanya satu orang saja yang memahami dengan dapat menyebutkan jenis jenis alat kontrasepsi akan tetapi tidak mampu menjelaskan.apa fungsinya, cara kerja, efek samping dan dimina dipasang. Dapat dilihat bahwasanya pengetahuan masyarakat tentang KB masih sangat dangkal dan mereka masih sangat awam dengan istilah tersebut. Walaupun ada yang merasa tahu sebenarnya pemahaman tersebut masih sangat minim. Hal tersebut mengapa terjadi dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu kurangnya motivasi dari dalam diri dan luar diri dari pada masyarakat itu sendiri. Yang di maksud dengan kurangnya motivasi dari dalam diri adalah karena ketidak mau tahuan untuk bertanya tentang alat kontrasepsi dan ketidak mauan hadir dalam kegiatan penyuluhan KB. Itu karena rata-rata mereka memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah, paling tinggi setingkat SMA, sehingga daya jangkau fikiran mereka tidak sampai untuk mencari tahu informasi tentang alat kontrasepsi tersebut. Disamping itu tingkat motivasi mereka sangat rendah untuk hadir dalam sosialisasi tentang KB karena pada umumnya ibu-ibu yang masa produktif harus juga bekerja bahkan sebahagian menjadi tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka pada umumnya pekerja serabutan di perladangan yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain tergantung dimana membutuhkan tenaga kerja. Sehingga sudah dapat dipastikan bahwasanya mereka tidak memiliki waktu luang untuk mengikuti sosialisasi baik di tingkat desa maupun Kecamatan. Biasanya mereka berangkat bekerja pada pagi hari dan kembali pada sore hari, tidak jarang jarak yang ditempuh juga memakan waktu hingga berjam-jam ke lokasi tempat bekerja karena harus ditempuh dengan berjalan kaki karena biasanya akses jalan tidak ada dan mereka tidak memiliki kendaraan roda dua sehingga harus ditempuh dengan berjalan kaki dan terkadang juga harus menggendong anak dalam kondisi cuaca yang juga tak menentu. Selanjutnya adalah motivasi dari luar diri mereka yaitu keinginan untuk mengikuti sosialisasi atau penyuluhan KB yang datang dari luar, biasanya keluarga, jiran, petugas dan yang lain sehingga mereka memiliki rasa keinginan untuk meluangkan waktu mengikuti sosialisasi KB. Bagi keluarga, bahkan suami, mengikuti sosialisasi KB berarti mengurangi inkam karena mereka tidak dapat bekerja seperti biasa dan tidak ada uang pengganti bagi mereka ketika ikut sosialisasi. Mereka bahkan melarang untuk tidak mengikuti hal tersebut dan mengatakan itu hanya hal sia-sia. Begitu juga dengan tetangga lain, pada umumnya mereka juga tidak memberikan saran atau himbauan untuk mengikuti sosialisasi KB karena diri mereka juga tidak mengikutinya. Peranan tokoh masyarakata dan tokoh agama juga sangat minim bahkan juga tidak di dengarkan oleh masyarakat walaupun para tokoh tersebut sudah menyampaikan manfaat bagi mereka untuk mengikuti program KB dan memilih kontrasepsi yang benar. Dalam acara perwiritan atau acara perkumpulan anggota jemaat gereja, dimana sebelumnya kepala desa telah mengingatkan kepada para tokoh agama untuk menyinggung manfaat KB, namun tidak juga di respon oleh masyarakat. Hingga himbauan seorang bidan desa bagi masyarakat juga di nisbikan begitu saja dengan alasan bahwasanya mereka tidak memiliki waktu dan tidak ada yang menggantikan pencaharian mereka jika harus ikut bersosialisasi. Tidak jarang bidan desa datang bergabung di tempat para wanita sedang cerita- cerita yang biasanya di warung, namun pada umumnya wanita yang ada di warung tersebut adalah para lansia, sehingga target untuk sosialisasi KB itu tidak memenuhi sasaran. Bila pihak kepala desa membuat acara sosialisasi KB bagi masyarakat dengan mengundang pihak puskesmas sebagai pembicaranya, dengan mudah masyarakat langsung bertanya berapa jumlah uang yang akan diberikan kepada mereka jika ikut acara tersebut. Sudah pasti pihak penyelenggara tidak dapat menjawabnya karena tidak memiliki sumber dana untuk membayar mereka. Sehingga dalam kegiatan tersebut yang hadir hanya istri-istri perangkat desa yang kebanyakan dari mereka bukan target sosialisasi karena mereka bukan Pasangan Usia Subur PUS. Hal serupa juga terjadi ketika penyuluhan program KB datang dari Kabupaten Deli Serdang untuk Desa Durin IV Mbelang. Prangkat desa telah mensosialisasikannya kepada seluruh masyarakat desa untuk datang dan berpartisipasi dalam rangka menyukseskan program pemerintah. Namun sampai pada waktu yang telah di tetapkan dan di tempat yang ditentukan tidak ada warga masyarakat sasaran yang hadir. Seperti biasanya yang hadir itu hanya para istri perangkat desa dan panitia penyelenggara. Masyarakat sama sekali tidak peduli dengan yang namanya sosialisasi. Mereka belum sadar fungsi dan manfaatnya bagi mereka sangat besar di kemudian hari. Adapun yang mengikuti program KB itu kebanyakan dari mereka hanya ikut-ikutan dengan temannya saja, yang informasinya pada umumnya yang didapatkan dari temannya untuk mencegah kehamilan saja, karena mereka merasa perlu untuk mencegah kehamilan karena akan semakin banyak kebutuhan mereka ikut KB tanpa mengkonsultasikannya terlebih dahu dan mereka pada umumnya ber KB karena gratis namun mereka tidak memahami alat kontrasepsi yang mereka pakai dengan baik dan tidak mencari informasi yang sebenarnya tentang effek yang akan timbul jika memakai alat kontrasepsi yang tidak tepat sehingga di kemudian hari mereka menggunakan alat KB dalam jangka yang singkat karena tidak tahu fungsinya, bagaimana cara melanjutkannya dan keluhan kesehatan yang mereka derita akibat effek samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Bahkan bagi yang sudah mengenyam pendidikan setara SMA juga masih sangat minim pengetahuannya tentang KB tersebut, karena di tingkat sekolah tidak ada sosialisasi tentang KB. Sehingga dapat dikatakan bahwasanya pemahan yang mereka memiliki tentang alat kontrasepsi pada umumnya masih sangat rendah dan walaupun mereka sedikit mengetahui namun belum tentu yang mereka ketahui itu sudah benar dan sesuai. Pada umumnya pemilihan dilakukan karena adanya pengaruh dari teman-teman yang merekomendasikannya sehingga mereka begitu saja ikut- ikutan tanpa adanya pertimbangan yang benar untuk memilih alat kontrasepsi yang baik dan sesuai bagi masing-masing individu. Dari hasil observasi di masyarakat pengguna KB,alasan mengapa kebanyakan dari mereka menginginkan menggunakan KB implant karena efektifitas nya yang tinggi dan durasi penggunaannya panjang sehingga mereka merasa lebih hemat baik dalam segi waktu dan biaya padahal mereka sebelumnya tidak tahu atau memiliki pengetahuan tentang bagaimana sebenarnya kontrasepsi implant tersebut sehingga karena kurangnya informasi dan tidak memahami sebelumnya, kebanyakan pengguna kontrasepsi implant menjadi drop out sebelum berakhirnya batas waktu yang ditentukan karena berbagai keluhan yang di alami oleh si pengguna dan gangguan kesehatan yang mereka alami setelah penggunaan alat KB tersebut. Hal ini dapat dikatakan terjadi akibat dari pemasangan implant yang dilakukan secara langsung tanpa melakukan konsultasi dan analisis yang baik sebelum memilih alat KB. Sudah pasti hal ini sangat mempengaruhi minat mereka untuk menggunakan alat kontrasepsi di kemudian hari karena adanya pengalaman yang tidak baik yang mereka alami dalam menggunakan alat kontrasepsi. Butuh proses yang lebih panjang sehingga di kemudian hari mereka menggunakan alat kontrasepsi kembali karena mereka pada umumnya merasa kecewa yang sebenarnya itu akibat dari ketidak fahaman mereka sendiri. Hal ini juga akan berimbas kepada Pasangan Usia Subur PUS lainnya, karena mereka akan menyampaikannya dan memberitahukannya kepada yang lain. Dalam hal ini sangat mempengaruhi minat masyarakat yang lain untuk ber KB. Menurut BKKBN 2012 Tingkat pengetahuan masyarakat akan kontrasepsi sudah tinggi 97,5 namun baru sebatas mampu menyebut jenis alat dan obat kontasepsi, tetapi belum dapat menyebutkan efek samping, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan. Padahal informasi ini penting dipahami sebelum memutuskan menggunakan alat kontrasepsi tertentu. Dari hasil penelitian Imroni, tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan, pengetahuan, sikap, pelayanan, peran suami terhadap penggunaan implant. Keterangan diatas sesuai dengan yang terjadi di Desa Durian IV Mbelang, dimana penelitian tentang alat kontrasepsi implant yang telah dilakukan oleh peneliti. Namun di Desa Durian IV Mbelang ada hal yang membuat mengapa masyarakat tidak memahami tentang alat kontrasepsi sebelum melakukan pemasangan karena mereka sama sekali tidak perduli dan tidak pernah datang dan ikut sosialisasi sehingga sudah dapat dipastikan bahwasanya mereka tidak paham.

5.3 Alasan Informan Menggunakan KB Implant.