Faktor Predisposisi Faktor-Faktor Yang Berkaitan Dengan Penghentian Penggunaan Alat

hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea, hingga timbul keluhan-keluhan seperti : 1. Nyeri kepalapusing. 2. Peningkatan atau penurunan berat badan. 3. Nyeri payudara serta perasaan mual. 4. Perubahan perasaan mood atau kegelisahan nervous. 5. Membutuhkan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan implant. 6. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS. 7. Pasien tidak dapat menghentikan sendiri pemakainan kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan. 8. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi

2.10 Akseptor

Akseptor adalah orang yang menerima serta mengikuti pelaksanaan program keluarga berencana.

2.11 Faktor-Faktor Yang Berkaitan Dengan Penghentian Penggunaan Alat

Kontrasepsi Implant

2.11.1 Faktor Predisposisi

1. Umur Umur dalam hubungannya dengan pemakaian KB berperan sebagai faktor intrinsik. Umur berhubungan dengan struktur organ, fungsi faaliah, komposisi biokimia termasuk system hormonal seorang wanita. Kesehatan PUS sangat memengaruhi kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga waktu melahirkan, jumlah kelahiran atau banyaknya anak yang dimiliki dan jarak anak tiap kelahiran. Maka dari itu umur merupakan salah satu faktor seseorang untuk menjadi akseptor KB, sebab umur berhubungan dengan potensi reproduksi dan juga untuk menentukan perlu tidaknya seseorang melakukan cara kontrasepsi BKKBN, 2007. 2. Jumlah Anak Salah satu faktor yang menentukan keikutsertaan pasangan suami istri dalam gerakan keluarga berencana adalah banyaknya anak yang dimilikinya. Diharapkan pada pasangan yang memiliki jumlah anak lebih banyak, kemungkinan untuk memulai kontrasepsi lebih besar dibandingkan pasangan anak yang mempunyai anak lebih sedikit BKKBN, 2007. 3. Pendidikan Menurut Purwoko 2000, pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi pengetahuan dan sikap tentang metode kontrasepsi. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dari pada mereka yang berpendidikan rendah, lebih kreatif dan lebih terbuka terhadap usaha-usaha pembaharuan. Ia juga lebih dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan sosial. 4. Pekerjaan Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupan keluarganya. Dengan bekerja sesorang dapat berbuat sesuatu yang bernilai, bermanfaat memperoleh berbagai pengalaman Notoatmodjo, 2003. 5. Pengetahuan Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan yang tercakup dalam domain cognitive mempunyai 6 enam tingkatan : - Tahu Know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali Recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. - Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. - Aplikasi Application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya real. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya penggunaan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian. - Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu metode kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. - Sintesis Syntesis Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagain dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. - Evaluasi Evaluation Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justification atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut ber-KB, tidak mau memeriksakan kehamilan dan sebagianya. 6. Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek untuk menghasilkan pengetahuan sehingga akan membentuk orang tersebut berfikir dan berusaha dalam menentukan sesuatu Notoatmodjo, 2003. Sikap terdiri berbagai tingkatan, yakni : - Menerima Receiving, diartikan bahwa orang subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan obyek. - Merespon Responding, memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. - Menghargai Valuing, mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. - Bertanggung jawab Responsible, bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko. Menurut Azwar 2005 ada beberapa faktor yang memengaruhi sikap terhadap obyek sikap antara lain : - Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. - Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting. - Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu masyarakat. - Media massa. Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya. - Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan system kepercayaan, tidak mengherankan jika ada gilirannya konsep tersebut memengaruhi sikap. - Faktor emosional. Kadang kala suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai macam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme perubahan ego.

2.11.2 Faktor Pendukung