Alasan Informan Menggunakan KB Implant.

panjang sehingga di kemudian hari mereka menggunakan alat kontrasepsi kembali karena mereka pada umumnya merasa kecewa yang sebenarnya itu akibat dari ketidak fahaman mereka sendiri. Hal ini juga akan berimbas kepada Pasangan Usia Subur PUS lainnya, karena mereka akan menyampaikannya dan memberitahukannya kepada yang lain. Dalam hal ini sangat mempengaruhi minat masyarakat yang lain untuk ber KB. Menurut BKKBN 2012 Tingkat pengetahuan masyarakat akan kontrasepsi sudah tinggi 97,5 namun baru sebatas mampu menyebut jenis alat dan obat kontasepsi, tetapi belum dapat menyebutkan efek samping, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan. Padahal informasi ini penting dipahami sebelum memutuskan menggunakan alat kontrasepsi tertentu. Dari hasil penelitian Imroni, tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan, pengetahuan, sikap, pelayanan, peran suami terhadap penggunaan implant. Keterangan diatas sesuai dengan yang terjadi di Desa Durian IV Mbelang, dimana penelitian tentang alat kontrasepsi implant yang telah dilakukan oleh peneliti. Namun di Desa Durian IV Mbelang ada hal yang membuat mengapa masyarakat tidak memahami tentang alat kontrasepsi sebelum melakukan pemasangan karena mereka sama sekali tidak perduli dan tidak pernah datang dan ikut sosialisasi sehingga sudah dapat dipastikan bahwasanya mereka tidak paham.

5.3 Alasan Informan Menggunakan KB Implant.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, bahwasanya alasan informan memakai KB Implan ada berbagai macam. Sebahagian karena ikut- ikutan dengan orang lain, biasanya itu datang dari sekelompok ibu-ibu yang akrab dalam keseharian dan memiliki kegiatan yang sama sehingga mereka memiliki banyak waktu untuk bicara. Ketika salah seorang dari memaikai alat kontrasepsi tertentu dan menceritakannya kepada yang lain, maka untuk mengambil jalan pintas dan cepat untuk ber KB mereka dengan mudah mengikuti pemasangan alat kontrasepsi yang sama mengikuti teman sebelumnya. Ada juga menggunakan implant atas kemauan diri sendiri . Hal ini biasanya terjadi karena si ibu ingin menggunakan alat kontrasepsi yang tujuannya untuk menjaga jarak kelahiran dan membatasi jumlah anak namun tidak memiliki informasi yang cukup tentang alat kontrasepsi yang tersedia, atau dia tidak memiliki pengetahuan tentang hal tersebut. Maka dia konsultasi dengan mengarahkan alat kontrasepsi apa yang tidak ribet dalam pemasangan dan penggunaan namun memiliki jangka panjang dalam pemakaian sehingga tidak harus bolak balik mengganti alat kontrasepsi. Pilihan menggunakan implant adalah yang terbaik dan dia pun memakainya. Disamping itu sebahagian menggunakan implant karena menderita gangguan kesehatan ketika memakai alat KB sebelumnya. Keluhan yang mereka alami berfariatif, ada yang mengalami gangguan haid yang datangnya tidak teratur dan sakit yang berlebihan. Sebahagian lagi alasan mereka menggunakan alat kontrasepsi implant karena mereka tidak ingin memiliki anak lagi karena anak yang ada sudah cukup dan memiliki lebih banyak anak pada zaman sekarang ini akan membutuhkan biaya yanglebih banyak pula maka mereka bersepakat untuk ber KB. Dari keseluruhan informan yang berjumlah 7 orang informan terdapat 3 orang informan menggunakan KB Implant karena ikut-ikutan dengan orang lain dan ajakan dari teman. Terdapat 1 orang informan menggunakan KB Implant karena atas kemauan sendiri. Terdapat 2 orang informan menggunakan KB Implant karena ingin menjarangkan kelahiran anak dan tidak mau memiliki anak lagi. Terdapat 1 orang informan menggunakan KB Implant karena adanya gangguan dengan metode KB sebelumnya, seperti pernyataan berikut: Informan 2 juga mengatakan : “Awalnya saya pakai implant karena ajakan teman-teman. Mereka mengatakan ada pemasamngan KB gratis di Puskesmas”. Informan 5 juga mengatakan : “Saya coba pakai KB implant, itu pun setelah saya bertanya sama petugas yang ada di lapangan waktu ada pemasangan KB gratis dipuskesmas” Informan 6 juga mengatakan : “Saya memakai KB implant karena saya tidak ingin punya anak lagi”. Berdasarkan keterangan dari informan seperti yang diatas tentang alasan mengapa mereka menggunakan alat kontrasepsi implant cukup berfariasi diantaranya dikarenakan oleh ajakan teman atau ikut-ikutan dengan orang. Hal ini terjadi ketika dia melihat temannya memasang alat kontrasepsi implant dan dia juga ingin menjaga jarak kelahiran atau membatasi jumlah kelahiran namun tidak memiliki informasi tentang alat-alat kontrasepsi yang ada serta deskripsi lainnya maka untuk menghemat waktu dan didapatkan dengan geratis serta tidak menjadi kegiatan yang berulang-ulang maka dia memutuskan untuk memakai alat kontrasepsi yang sama seperti temannya. Ada juga berdasarkan kemauan sendiri karena tidak ingin menambah jumlah anak lagi maka dia memutuskan untuk memilih implant sebagai alat kontrasepsi karena dia merasa itu yang paling cocok disamping masa pakainya yang cukup lama dan memperolehnya juga tanpa harus membayar. Satu orang informan, ketika menggunakan alat kontrasepsi yang lain mengalami ganguan haid selama dua bulan berturut turut tanpa berhenti sehingga ibu tersebut menjadi lemas tidak dapat beraktipitas dimana sebelum dia menggunakan alat kontrasepsi tidak ada keluhan apapun yang berkaitan dengan kesehatan. Akhirnya, setelah berkonsultasi dengan bidan desa maka dia mengganti alat kontrasepsinya dan menggunakan alat kontrasepsi implant. Disamping itu sebahagian lagi karena mereka mendengar informasi dari teman-teman lain serta kader dari Poskesdes tentang adanya pemasangan alat KB implant secara gratis, menurut mereka karena diperoleh dengan cara geratis kenapa tidak di coba mencobanya. Hal tersebut sesuai dengan teori yang tertera di bawah ini. Menurut Anderson 2003 pendidikan mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi. Pendidikan seorang ibu menentukan pola penerimaan terhadap informasi pengambilan keputusan, faktor ini sangat menentuan terhadap persepsi seseorang mengenai pemilihan alat kontrasepsi. Hal ini juga dapat kita lihat seperti yang terjadi di Desa Durian IV Mbelang yang rata-rata memiliki pendidikan yang rendah sehingga hal tersebut dapat dilihat dalam pola mereka memilih alat kontrasepsi.

5.4 Orang Yang Berperan Menyarankan Penggunaan KB Implant.