BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: a.
Ketersedian air berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, Relative Water Content
RWC, diameter akar, klorofil a, klorofil b, kerapatan stomata atas dan bawah, berat kering tajuk, berat kering akar, tebal daun, efisiensi
penggunaan air EPA, dan rasio tajuk akar, kecuali pada diameter batang dan total klorofil.
b. Penurunan ketersediaan air menyebabkan penurunan tinggi tanaman,
diameter batang, diameter akar, Relative Water Content, klorofil b, total korofil, kerapatan stomata adaksial dan abaksial, berat kering tajuk, berat
kering akar, dan rasio tajuk akar pada varietas Bhaskara.
c. Penurunan ketersediaan air menyebabkan peningkatan Efisiensi Penggunaan
Air EPA, tebal daun, dan kandungan klorofil a pada varietas Bhaskara
seiring dengan penurunan ketersediaan air.
d. Varietas Lokal, Genie dan Bhaskara menunjukkan tingkat toleransi yang
berbeda terhadap penurunan ketersediaan air.
e. Interaksi ketersediaan air dan varietas cabai rawit berpenyaruh nyata terhadap
berat kering akar, Efisiensi Penggunaan Air EPA, kandungan klorofil a, dan kerapatan stomata abaksial. Interaksi ketersediaan air 50 dan varietas
Bhaskara yang masih dapat memberikan pertumbuhan yang optimum.
5.2 Saran
Saran untuk penelitian ini adalah perlunya lanjutan penelitian sampai tahap produksi sehingga dapat diketahui perbedaan tingkat toleransi ketiga varietas
cabai rawit yang lebih jelas.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Capsicum frutescens
Tanaman cabai Capsicum frutescens tergolong tanaman setahun, berbentuk perdu, dari suku famili terong-terongan Solanaceae. Tanaman cabai bukan
tanaman asli Indonesia dan termasuk kedalam golongan tanaman berbunga, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Klass : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum frutescens
Cabai merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara komersil di daerah tropis. Cabai menduduki areal paling luas di antara
sayuran lain di Indonesia. Terdapat lima spesies cabai yang didomestikasi yaitu Capsicum annuum, C. frutescens, C. chinense, C. bacctum,
dan C. pubescens. Tanaman cabai yang memiliki potensi ekonomis ialah C. annuum dan C.
frutescens Siregar, 2005.
Tanaman cabai merupakan tanaman semusim dengan tinggi tanaman 50- 120 cm dan mempunyai banyak cabang, dari setiap cabang akan tumbuh bunga
atau buah. Akar tanaman cabai menyebar, tetapi dangkal. Akar-akar cabang dan rambut-rambut akar banyak terdapat dipermukaan tanah, semakin ke dalam akar-
akar cabang tersebut semakain berkurang. Ujung akar tanaman cabai hanya dapat
Universitas Sumatera Utara
menembus tanah sedalam 30-40 cm. Akar horizontal cepat berkembang didalam tanah, menyebar dengan kedalaman 10-15 cm Zulfitri, 2005.
Varietas cabai rawit yang digunakan terdiri dari varietas Lokal, Genie, dan Bhaskara. Penjelasan dari masing-masing varietas dapat dilihat pada gambar
berikut. Tumbuh liar disekitar semak-semak. Tanaman
dengan pertumbuhan
yang tegak
dengan percabangan yang banyak. Berdaun lebar. Bunga
berwarna kehijuauan. Buah muda berwarna hijau tua dan ketika tua berwarna merah.
Gambar 2.1 Varietas Lokal Tumbuh tegak dan berdaun kecil. Tanaman
dengan banyaknya cabang samping yang produktif cocok untuk dataran rendah hingga tinggi. Bunga
berwarna putih. Buah muda berwarna hijau mengkilap dan ketika berwarna merah mengkilap dan mulus.
Gambar 2.2 Varietas Genie
Tanaman dengan pertumbuhan tegak dan berbuah lebat. Daun berukuran besar. Bunga berwarna
putih. Buah muda berwarna putih kehijauan dan berwana merah cerah ketika tua.
Gambar 2.3 Varietas Bhaskara
2.2 Kandungan Buah Cabai