Besarnya penurunan berat kering tajuk tiga varietas cabai rawit akibat penurunan ketersediaan air dapat dilihat dari Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Rata-rata Berat Kering Tajuk g Tiga Varietas Cabai Rawit
Varietas Ketersediaan Air
Rata- rata
100 75
50 25
10 Lokal
C1 36,6
±4,33
30,03
±5,1
29,77
±4,79
25,2
±6,06
21,47
±6,96
28,61
a
Genie C2
4,82
±1,01
4,47
±1,57
4,2
±0,79
3,53
±0,25
1,57
±0,38
3,72
b
Bhaskara C3
3,2
±0,36
2,23
±0,15
1,93
±0,35
1,37
±0,57
0,7
±0,1
1,89
b
Rata-rata 14,87
a
12,24
a
11,97
a
10,03
a
7,91
b
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata setelah diuji Duncan pada taraf 5.
. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tanaman yang mengalami cekaman air
cenderung memiliki biomassa berat kering yang lebih rendah dibanding dengan tanaman kontrol kapasitas lapang. Penurunan berat kering tajuk pada
ketersediaan air 100, 75, 50, dan 25 menunjukkan perbedaan yang tidak nyata namun berbeda nyata pada ketersediaan air 10, hal ini berarti bahwa
ketersediaan air 25 yang masih mampu memberikan pertumbuhan yang optimum. Hal ini disebabkan karena komponen utama dari tanaman hijau berupa
70-90 air yang merupakan media yang baik untuk fisiologi dan biokimia dari tanaman itu sendiri. Cheeta 2011, menyebutkan bahwa penurunan ketersediaan
air merupakan cekaman abiotik yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman karena air merupakan faktor utama yang berperan
penting dalam proses fisiologi tanaman. Ai 2011 juga menambahkan, hasil penelitian terhadap cekaman air yang diberikan pada tanaman jahe menyebabkan
penurunan biomassa daun jahe.
4.6 Berat Kering Akar g
Hasil analisis sidik ragam Lampiran 2.f menunjukkan tingkat ketersediaan air, macam varietas cabai rawit, dan interaksi keduanya memberikan pengaruh yang
berbeda nyata terhadap berat kering akar. Pengaruh tingkat ketersediaan air
Universitas Sumatera Utara
terhadap berat kering akar pada ketiga macam varietas cabai rawit menunjukkan respon yang sama yaitu berat kering akar menurun seiring dengan penurunan
ketersediaan air, seperti yang terlihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6. Pengaruh penurunan ketersediaan air terhadap berat kering akar C1 dimana Y= 2,744x + 8,702, R
2
= 0,909; C2 dimana Y= 0,790x + 0,218, R
2
= 0,961; dan C3 dimana Y= 0,540x + 0,6 dengan R
2
= 0,88 Berdasarkan Gambar 4.6. berat kering akar tiga macam varietas cabai
rawit semakin menurun seiring dengan penurunan ketersediaan air, dimana tingkat ketersediaan air 100 memberikan pengaruh terhadap berat kering akar yang
lebih besar. Varietas Lokal selalu menunjukkan berat kering akar yang lebih besar bila dibandingkan dengan dua macam varietas lainnya pada kondisi tingkat
ketersediaan air 100 hingga 10. Walaupun ketiga varietas cabai rawit uji menunjukkan respon yang sama pada setiap penurunan ketersediaan air terhadap
berat kering akar, namun laju penurunan berat keringnya berbeda antar tiga macam varietas. Varietas Lokal yang menunjukkan berat kering akar terbesar bila
dibandingkan dengan dua macam varietas lainnya, ternyata juga memiliki laju penurunan yang besar terhadap berat kering akar pada setiap persen penurunan
ketersediaan air. Laju penurunan berat kering akar tanaman varietas Lokal yaitu 2,744 gram diikuti oleh varietas Genie sebesar 0,790 gram dan varietas Bhaskara
sebesar 0,540 gram setiap persen penurunan ketersediaan air. Adanya cekaman kekeringan yang dialami oleh tanaman dapat menyebabkan menurunnya tingkat
Universitas Sumatera Utara
produktivitas biomasssa dari tanaman, Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ai 2011 bahwa cekaman air yang dialami tanaman dapat menurunkan laju
pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif, yang meliputi pertumbuhan akar, batang dan daun.
Besarnya berat kering akar tiga varietas cabai rawit akibat penurunan ketersediaan air dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Rata-rata Berat Kering Akar g Tiga Varietas Cabai Rawit
Varietas Ketersediaan Air
Rata- rata
100 75
50 25
10 Lokal
C1 21,77
a
±6,43
20,03
a
±4,25
18,67
b
±4,25
12,27
b
±1,2
11,93
b
±2,14
16,93
a
Genie C2
4,37
c
±1,16
3,03
c
±0,21
2,57
c
±0,46
2,07
c
±0,45
0,9
c
±0,3
2,59
b
Bhaskara C3
3,67
c
±0,84
2,33
c
±0,93
2,03
c
±0,61
1,87
c
±0,42
1,2
c
±0,5
2,22
b
Rata-rata 9,94
a
8,46
a
7,76
a
5,4
b
4,68
b
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata setelah diuji Duncan pada taraf 5.
Tabel 4.6 menunjukkan besarnya penurunan berat kering akar untuk ketiga macam varietas. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa interaksi antara tingkat
ketersediaan air dan macam varietas cabai rawit memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap berat kering akar. Kombinasi perlakuan varietas Genie
C2 dan 10 ketersediaan air memberikan pengaruh yang paling besar terhadap penurunan berat kering akar yaitu 0,9 gram. Kombinasi perlakuan tersebut tidak
berbeda nyata dengan seluruh perlakuan ketersediaan air varietas Genie dan Bhaskara namun berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya. Berat kering
akar varietas Lokal pada ketersediaan air 10, 25 dan 50 menunjukkan perbedaan yang tidak nyata, namun berbeda nyata pada ketersediaan air 75 dan
100. Hal ini disebabkan karena ketersediaan air 10 hingga 50 menyebabkan akar tanaman tidak mampu menyerap air secara optimal, sehingga berat kering
akar akan semakin menurun seiring dengan menurunnya ketersedian air. Hal serupa juga dijelaskan oleh Sukarman et al. 2000, bahwa respon fisiologis akar
bobot kering akar, jumlah dan efektivitas bintil akar menurun pesat dengan meningkatnya cekaman kekeringan yang diberikan. Cekaman kekeringan 40
Universitas Sumatera Utara
kapasitas lapang mampu menurunkan pertumbuhan dan biomassa tanaman secara nyata.
4.7 Rasio Tajuk Akar