Ketebalan daun terjadi akibat penambahan lapisan kutikula pada daun. Sutriyan 2004 menjelaskan bahwa manfaat lapisan kutikula pada tanaman
adalah i mengurangi transpirasi yang berlebihan, ii melindungi terhadap gangguan air hujan yang berlebihan, iii melindungi dari gangguan
penyakitparasit, dan iv merupakan lapisan yang sukar ditembus sehingga dapat melindungi tanaman dari gangguan mekanik dari luar. Campbell et al. 2003
menambahkan bahwa lapisan kutikula mampu mencegah kehilangan air yang berlebihan.
4.11 Kerapatan Stomata nmm
Stomata umumnya terdapat pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau terutama pada daun. Stomata merupakan porus atau lubang yang terdapat pada epidermis
yang masing-masing dibatasi oleh sel penutup. Gambar stomata dapat di lihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.15. Stomata dengan perbesaran 10 x 40 a Porus, b Sel Punutup, dan c
sel tetangga yang tidak dapat dibedakan dengan epidermis
Hasil analisis sidik ragam Lampiran 2.k.a menunjukkan tingkat ketersediaan air dan macam varietas cabai rawit masing-masing memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap kerapatan stomata bagian atas adaksial. Interaksi keduanya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap kerapatan
stomata adaksial. Pengaruh ketersediaan air terhadap kerapatan stomata adaksial tiga macam varietas cabai menunjukkan respon yang sama yaitu menurunnya
a c
b
Universitas Sumatera Utara
kerapatan stomata adaksial seiring dengan penurunan ketersediaan air, seperti yang terlihat pada Gambar 4.16.
Gambar 4.16. Pengaruh penurunan ketersediaan air terhadap Kerapatan Stomata Adaksial C1 dimana Y= 12,490x + 49,35, R
2
= 0,975; C2 dimana Y= 8,920x + 19,63, R
2
= 0,986; dan C3 dimana Y= 7,135x + 72,56 dengan R
2
= 0,972 Gambar 4.16 menunjukkan kerapatan stomata adaksial dari tiga macam
varietas cabai semakin menurun seiring dengan penurunan ketersediaan air, dimana ketersediaan 100 menunjukkan kerapatan stomata adaksial yang besar.
Varietas Bhaskara cenderung menunjukkan kerapatan stomata adaksial yang besar dibandingkan dua macam varietas lainnya pada kondisi ketersediaan air 100
hingga 10. Walaupun ketiga macam varietas cabai rawit menunjukkan respon yang sama pada setiap penurunan ketersediaan air terhadap kerapatan stomata
adaksial, namun laju penurunannya berbeda antar tiga varietas. Laju penurunan kerapatan stomata adaksial yang terbesar pada varietas Lokal yaitu 12,49mm
diikuti Genie sebesar 8,92mm, dan Bhaskara yaitu 7,135mm setiap persen penurunan ketersediaan air.
Besarnya penurunan kerapatan stomata adaksial tiga varietas cabai rawit akibat penurunan ketersediaan air dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13. Rata-rata Kerapatan Stomata Adaksial nmm Varietas Cabai Rawit
Varietas Ketersediaan Air
Rata- rata
100 75
50 25
10 Lokal
C1
113
±27,25
95,16
±10,3
89,21
±0
77,31
±10,31
59,47
±10,3
86,83
a
Genie C2
65,41
±10,3
53,52
±0
47,57
±10,3
35,68
±0
29,73
±10,3
46,38
b
Bhaskara C3
107,05
±30,91
101,1
±10,3
95,16
±10,3
89,23
±17,85
77,31
±10,31
93,97
a
Rata-rata 95,15
a
83,26
a
77,31
a
6,41
b
55,5
b
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata setelah diuji Duncan pada taraf 5.
Tabel 4.13 menunjukkan penurunan kerapatan stomata adaksial pada ketersedian air 100, 75, dan 50 tidak berbeda nyata, namun berbeda nyata
pada ketersediaan air 25 dan 10. Penyerapan hara berlangsung dengan baik saat ketersediaan air tercukupi, penurunan ketersediaan air akan menyebabkan
mengecilnya ukuran daun sehingga jumlah stomata juga akan berkurang. Campbell et al. 2003 menjelaskan pada sebagian besar tumbuhan jumlah
stomata lebih banyak di permukaan bawah daun dibandingkan bagian atas. Adaptasi ini meminimumkan kehilangan air, yang terjadi lebih cepat melalui
stomata pada bagian atas. Idris dan Mansyurdin 2011 menjelaskan rata-rata stomata semakin berkurang seiring dengan penurunan ketersediaan air yang
dialami oleh planlet Andalas.
a b c
Gambar 4.17. Stomata adaksial dan abaxial a Lokal b Genie dan c Bhaskara dengan perbesaran 10 x 40.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis sidik ragam Lampiran 2.k.b menunjukkan tingkat ketersediaan air, macam varietas cabai rawit dan interaksi keduanya berbeda nyata
terhadap kerapatan stomata bagian bawah abaksial. Pengaruh tingkat ketersediaan air terhadap kerapatan stomata bagian abaksial pada ketiga macam
varietas cabai rawit menunjukkan respon yang sama yaitu menurunnya kerapatan stomata abaksial seiring dengan penurunan ketersediaan air, seperti yang terlihat
pada Gambar 4.18.
Gambar 4.18. Pengaruh penurunan ketersediaan air terhadap Kerapatan Stomata abaksial C1 dimana Y= 51,74x + 281,3, R
2
= 0,769; C2 dimana Y= 13,08x + 151, R
2
= 0,930; dan C3 dimana Y= 19,62x + 152,8 dengan R
2
= 0,929 Gambar 4.18 menunjukkan bahwa kerapatan stomata abaksial tiga macam
varietas cabai rawit semakin menurun seiring dengan penurunan ketersediaan air, dimana tingkat ketersediaan air 100 menunjukkan kerapatan stomata yang lebih
besar. Varietas Lokal selalu menunjukkan kerapatan stomata abaksial yang lebih besar dibandingkan dua macam varietas lainnya pada kondisi ketersediaan air
100 hingga 10. Meskipun ketiga macam varietas cabai rawit uji menunjukkan respon yang sama pada setiap penurunan ketersediaan air terhadap kerapatan
stomata abaksial, namun laju penurunan kerapatannya berbeda antar tiga macam varietas. Varietas Lokal yang menunjukkan kerapatan stomata abaksial yang
terbesar bila dibandingkan dengan dua varietas lainnya, ternyata juga memiliki
Universitas Sumatera Utara
laju penurunan yang besar. Laju penurunan kerapatan stomata abaksial varietas Lokal yaitu 51,73mm, diikuti oleh varietas Bhaskara sebesar 19,62mm dan
varietas Genie yaitu 13,08mm setiap persen penurunan ketersediaan air.
Besarnya penurunan kerapatan stomata abaksial tiga varietas cabai rawit akibat penurunan ketersediaan air dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Rata-rata Kerapatan Stomata Abaksial nmm Varietas Cabai Rawit
Varietas Ketersediaan Air
Rata- rata
100 75
50 25
10 Lokal
C1 594,71
a
±27,25
446,03
a
±17,84
392,51
b
±35,69
380,61
b
±20,61
368,72
b
±10,31
436,52
a
Genie C2
220,04
d
±10,31
196,25
d
±17,84
190,3
d
±20,6
184,36
e
±20,6
160,57
e
±17,84
190,30
b
Bhaskara C3
255,73
c
±10,3
220,04
d
±10,31
214,09
d
±0
202,2
d
±10,3
166,52
e
±10,3
211,72
b
Rata-rata
356,83
a
287,44
b
265,63
b
255,72
b
231,94
a
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata setelah diuji Duncan pada taraf 5.
Tabel 4.14 menunjukkan besarnya kerapatan stomata abaksial dari tiga macam varietas cabai rawit. Kombinasi perlakuan varietas Lokal 10
ketersediaan air memberikan pengaruh penurunan yang paling besar terhadap kerapatan stomata abaksial yaitu sebesar 368,72mm. Kombinasi perlakuan
tersebut tidak berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan Lokal 50 dan 25, namun berbeda nyata dengan seluruh kombinasi perlakuan lainnya. Inamullah dan
Isoda 2005, menyatakan bahwa tanaman yang diperlakukan dengan kondisi stress air yang lebih tinggi akan menyebabkan berkurangnya area stomata,
kerusakan dan kematian sel-sel penyusun stomata. Sutrian 2004 juga menjelaskan, pada daun-daun yang berwarna hijau stomata terdapat pada kedua
permukaan daun, namun ada kemungkinan hanya terdapat pada bagian bawah saja. Daun-daun tumbuhan dikotil pada setiap cm
2
mengandung stomata sekitar 1000-100.000 stomata. Hal tersebut sesuai dengan Kimball 2000, yang
menyatakan bahwa pada kebanyakan tumbuhan stomata banyak terletak di epidermis bawah yang jumlahnya berkisar 100.000cm
2
.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan