Varietas Ketersediaan Air
Rata- rata
100 75
50 25
10 Lokal C1
167,83
±13,37
139,03
±11,68
137,23
±28,74
121,93
±11,77
110,93
±7,18
135,39
a
Genie C2 70,97
±0,71
67
±0,7
65,83
±0,84
59,37
±2,93
46,1
±2,77
61,85
b
Bhaskara C3
53,47
±2,19
47,2
±0,9
45,77
±1,29
38
±5,89
26,07
±0,55
42,10
c
Rata-rata 97,42
a
84,41
a
82,94
a
73,10
b
61,03
b
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata setelah diuji Duncan pada taraf 5.
Tabel 4.1, menunjukkan bahwa walaupun analisis statistika menunjukkan interaksi antara tingkat ketersediaan air dan macam varietas cabai memberikan
pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, namun secara visual perbedaan tinggi tanaman sangat jelas terlihat. Penurunan pertumbuhan tinggi tanaman pada
ketersediaan air 100, 75, dan 50 menunjukkan perbedaan yang tidak nyata, namun berbeda nyata pada ketersediaan air 25 dan 10, dan ketiga varietas
menunjukkan perbedaan yang nyata satu sama lain Tabel 4.1. Berarti bahwa tingkat ketersediaan air 50 yang masih mampu memberikan pertumbuhan
optimum pada ketiga varietas cabai rawit. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Songsri et al. 2009 menjelaskan bahwa derajat kekeringan
airketersedian air yang sangat rendah dibawah 13 dari kapasitas lapang pertumbuhan tanaman termasuk tinggi tanaman akan menurun dan kembali
optimum pada konsentrasi 60 23 dari kapasitas lapang. Djazuli 2010 melaporkan bahwa perlakuan cekaman kekeringan berpengaruh nyata terhadap
penurunan tinggi tanaman nilam.
4.2 Diameter Batang cm
Hasil analisis sidik ragam Lampiran 2.b menunjukkan tingkat ketersediaan air, macam varietas cabai rawit uji, serta interaksinya tidak berbeda nyata terhadap
pertumbuhan diameter batang. Pengaruh tingkat ketersediaan air terhadap diameter batang pada ketiga macam varietas cabai rawit menunjukkan respon
Universitas Sumatera Utara
yang sama yaitu menurunnya pertumbuhan diameter batang seiring dengan penurunan ketersediaan air, seperti yang terlihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Pengaruh penurunan ketersediaan air terhadap diameter batang cabai rawit C1 dimana Y= 0,029x + 0,864 dengan R
2
= 0,945; C2 dimana Y= 0,028x + 0,414 dengan R
2
= 0,5; dan C3 dimana Y= 0,033x + 0,363 dengan R
2
= 0,832 Diameter batang tiga macam varietas cabai semakin menurun seiring
dengan penurunan ketersediaan air, dimana tingkat ketersediaan air 100 menunjukkan ukuran diameter batang yang paling besar. Varietas Lokal
menunjukkan pertumbuhan diameter batang yang selalu lebih baik dibandingkan dua macam varietas lainnya pada kondisi tingkat ketersediaan air 100 hingga
ketersediaan air 10 Gambar 4.2. Walaupun ketiga macam varietas cabai rawit uji menunjukkan respon yang sama pada setiap penurunan ketersediaan air
terhadap diameter batang namun laju penurunan pertumbuhannya berbeda antar tiga macam varietas. Laju penurunan pertumbuhan diameter batang tertinggi
terdapat pada varietas Bhaskara yaitu sebesar 0,033 cm diikuti oleh varietas Lokal sebesar 0,029 cm, dan varietas Genie sebesar 0,028 cm setiap persen penurunan
ketersedian air. Respon yang sama terhadap penurunan pertumbuhan diameter batang pada tiga macam varietas cabai rawit uji dapat dijelaskan oleh Ai 2011
bahwa cekaman kekeringan ringan pada tanaman mampu menurunkan laju pertumbuhan tanaman pada vase vegetatif salah satunya adalah pertumbuhan
batang diameter batang.
Universitas Sumatera Utara
Besarnya penurunan ukuran diameter batang dari tiga varietas cabai rawit akibat penurunan ketersediaan air dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Rata-rata Diameter Batang cm Tiga Varietas Cabai Rawit
Varietas Ketersediaan Air
Rata -rata
100 75
50 25
10 Lokal
C1 1,01
±0,04
0,98
±0,03
0,96
±0,04
0,94
±0,01
0,88
±0,04
0,95
a
Genie C2
0,51
±0,06
0,55
±0,03
0,53
±0,04
0,51
±0,04
0,39
±0,03
0,5
a
Bhaskara C3
0,51
±0,03
0,5
±0,03
0,5
±0,04
0,41
±0,03
0,39
±0,03
0,46
a
Rata-rata 0,68
a
0,68
a
0,66
a
0,62
a
0,55
a
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata setelah diuji Duncan pada taraf 5.
Tabel 4.2. menjelaskan bahwa tingkat ketersediaan air 100 hingga 10 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, dimana ketersediaan air 10 masih
mampu memberikan pertumbuhan diameter batang yang optimum ketiga varietas cabai rawit. Penurunan ukuran diameter batang akibat berkurangnya ketersediaan
air dijelaskan oleh Kurniasari et al. 2010 yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi meliputi proses fisiologi dan biokimia tanaman serta
terkadang menyebabkan terjadinya modifikasi dan morfologi tanaman. Sinaga 2007
menyatakan perubahan-perubahan
morfologi tanaman
berupa terhambatnya pertumbuhan akar, tinggi tanaman, diameter batang, luas daun dan
jumlah daun. Ketersediaan air, varietas cabai rawit dan interaksi keduanya memberikan pengaruh yang tidak nyata berdasarkan hasil analisis statistika,
namun secara visual dapat terlihat jelas bahwa perlakuan tingkat ketersediaan air, varietas dan interaksi keduanya menunjukkan adanya perbedaan pada penurunan
ukuran diameter batang tiga varietas cabai rawit.
4.3 Diameter akar cm