Manajemen Modal Kerja Analisis Modal Kerja Sebagai Dasar Penilaian Posisi Keuangan Perusahaan pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia, Tbk.

7. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku dan supplier yang dibutuhkan. 8. Memungkinkan perusahaan untuk mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.

C. Manajemen Modal Kerja

Penggunaan modal kerja yang tepat sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta berdasarkan pemilihan kebijakan modal kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan perusahaan membutuhkan kerberanian dari seseorang pimpinan perusahaan dalam menetapkan keputusan untuk keberhasilan perusahaan. Modal kerja sangat menentukan posisi likuiditas perusahaan yang pada saat likuiditas perusahaan merupakan persyaratan keberhasilan dan kontinuitas perusahaan. Syahyunan 2004:87 menyatakan bahwa saran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah: 1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar. 2. Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar. 3. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber utang. Pentingnya manajemen modal kerja menurut Sawir 2005:135 antara lain sebagai berikut: 1. Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar waktu manajer tersita untuk kegiatan operasi perusahaan dari hari ke hari, yang kurang lebih dapat diartikan sebagai manajemen modal kerja. Universitas Sumatera Utara 2. Lebih separuh dari total aktiva perusahaan merupakan aktiva lancar. Sebagai bagian investasi yang besar dan mudah diuangkan, maka aktiva lancar memerlukan perhatiaan yang seksama dari manajer keuangan karena bagaimanapun aktiva lancar mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menjalankan bisnis. 3. Keburukan dalam manajemen aktiva lancar dapat mengakibatkan kegagalan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengambilan keputusan strategi dan investasi yang tepat terhadap modal. 4. Manajemen modal kerja terutama sangat penting bagi perusahaan kecil. Walaupun perusahaan kecil ini dapat mengurangi investasi aktiva tetapnya melalui sewa-beli peralatan dan mesin, mereka tidak dapat menghindari kebutuhan akan kas, piutang dan persediaan. Oleh karena itu, aktiva lancar sangat penting bagi para manajer perusahaan kecil. 5. Adanya hubungan yang langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar. Peningkatan penjualan juga membutuhkan tambahan persediaan dan mungkin juga tambahan kas. Investasi aktiva lancar hanya memiliki waktu yang relatif singkat dalam pengambilan keputusan. 6. Dalam memberikan kredit, kreditor sangat memperhatikan bagaimana perusahaan mengelola aktiva lancar dan kewajiban lancarnya. Kegagalan dalam mengelola akan mempengaruhi perusahaan. Universitas Sumatera Utara

D. Unsur-unsur Modal Kerja