3. Modal Kerja Fungsional Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
pendapat income. Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan dalam perusahaan adalah yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapat. Ada
sebagian dana yang harus digunakan dalam suatu periode accounting tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapat bagi periode tersebut current
income dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current dari dana itu
dimaksudkan juga untuk menghasilkan pendapat untuk periode-periode berikutnya future income.
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja
Perusahaan yang menjalankan kegiatan operasional sehari-hari, akan membutuhkan dana yang cukup lebih pihak manajemennya untuk menjamin
kontinuitas operasionalnya tersebut. Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan akan dipengaruhi beberapa faktor Syahyunan, 2004:40 yaitu:
a. Volume penjualan
Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Apabila penjualan meningkat maka kebutuhan modal
kerja pun akan meningkat, demikian sebaliknya. b. Besar kecinya skala perusahaan
Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat
Universitas Sumatera Utara
luasnya sumber-sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada beberapa sumber saja.
c. Aktivitas perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual barang secara tunai
tidak memiliki piutang dagang. d. Perkembangan
teknologi Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi
akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. e. Sikap perusahaan terhadapat likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk
mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk
membayar transaksi-transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang
cukup.
H. Rasio Modal Kerja
Analisis dan penafsiran positif keuangan jangka pendek adalah penting bagi pihak manajemen maupun pihak-pihak luar perusahaan seperti kreditor dan
pemilik perusahaan. Bank-bank komersial dan kreditur jangka pendek lainnya sangat menaruh perhatian pada tingkat keamanan bagi kredit-kredit jangka
pendeknya, manajemen berkepentingan untuk mengetahui efisiensi penggunaan
Universitas Sumatera Utara
modal kerja, dan pemegang saham beserta kreditur berkepentingan untuk mengetahui prospek pembayaran dan bunga. Yang termasuk dalam rasio modal
kerja adalah:
1. Rasio Likuiditas.
Istilah likuiditas berasal dari kata likuid yang berarti cair. Suatu perusahaan dapat dikatakan likuid jika ia mampu membayar hutang jangka
pendek tepat pada waktunya, dengan kata lain rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka
pendeknya Harahap, 2007:301. Menurut Riyanto 2001:332 yang temasuk dalam rasio likuiditas adalah:
a. Current Ratio
Rasio yang umum digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah rasio lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. 100
x Lancar
Hutang Lancar
Aktiva
Ratio Current
b. Acid Test Ratio Rasio ini sering disebut juga sebagai Quick Ratio yaitu perbandingan antar
aktiva lancar – persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar yang lebih likuid Quick Assets. 100
x Lancar
Hutang Piutang
Efek Kas
Ratio
Test Acid
Universitas Sumatera Utara
c. Cash Ratio Rasio kas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang
yang akan segera dipenuhi dengan menggunakan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.
100 x
Lancar Hutang
Efek Kas
Ratio Cash
d. Working Capital to Total Assets Ratio Rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas dari total aktiva dan posisi modal
kerja bersih neto.
Aktiva Jumlah
lancar Hutang
- Lancar
Aktiva
Ratio Assets
Total to
Capital Working
x100
2. Rasio Aktivitas
Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan
lainnya Harahap, 2007:308. Menurut Riyanto 2001:334 yang termasuk dalam rasio aktivitas adalah:
a. Receivable Turn Over Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam piutang
berputar dalam suatu periode tertentu.
Piutang rata
- Rata
Bersih Kredit
Penjualan Re
Ratio
Over Turn
ceivable b.
Inventory Turn Over Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan
berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari persediaan dan tendensi untuk adanya over stock.
Universitas Sumatera Utara
Persediaan rata
- Rata
Penjualan Pokok
Harga
Ratio Over
Turn Inventory
c. Working Capital Turn Over Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan modal kerja netto berputar dalam suatu
periode siklus kas dari perusahaan. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan
rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar.
Lancar Hutang
- Lancar
Aktiva Bersih
Penjualan
Ratio Over
Turn Capital
Working d. Total Assets Turn OverRatio
Rasio ini menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemempuan modal yang
diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
Aktiva Jumlah
Bersih Penjualan
Ratio
Over Turn
Assets Total
e. Average Collection Periode Ratio Rasio ini menunjukkan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam
suatu periode tertentu.
Kredit Penjualan
360 x
Rata -
Rata Piutang
Ratio
Periode Collection
Average f. Average Day’s Inventory Ratio
Rasio ini menunjukkan periode menahan persediaan rata-rata atau periode rata-rata persediaan barang berada di gudang.
Penjualan Pokok
Harga x360
Persediaan Rata
- Rata
Ratio
Inventory s
Day Average
Universitas Sumatera Utara
26
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Perusahaan Perkebunan di Indonesia
Berikut ini nama-nama perusahaan perkebunan di Indonesia yang penulis gunakan sebagai pembanding dengan PT. Perusahaan Perkebunan London
Sumatera Indonesia Tbk. Adapun nama-nama perusahaan tersebut adalah:
Kode Profil Perusahaan
AALI Nama
: PT. Astra Agro Lestari, Tbk Tanggal Berdiri
: 3 Agustus 1988 Tanggal Listing
: 9 Desember 1977 Alamat
: Jl.Pulo Ayang Raya Blok OR No.1 Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta
UNSP Nama :
PT. Bakrie
Sumatra Plantations, Tbk Tanggal Berdiri
: 17 Mei 1911 Tanggal Listing
: 6 Maret 1990 Alamat
: Wisma Bakrie 2 Lnt.15 Jl.H.R. Rasuna Said Kav.B-2. Jakarta 12920
SMAR Nama : PT. SMART, Tbk
Tanggal Berdiri : 18 Juni 1963
Tanggal Listing : 20 November 1992
Alamat : BII Tower, 28th – 31st Floor Jl.MH.Thamrin
No.51 Jakarta 10350
TBLA Nama
: PT. Tunas Baru Lampung, Tbk Tanggal Berdiri
: 22 Desember 1973 Tanggal Listing
: 14 Februari 2000 Alamat
: Jl.H.R.Rasuna Said Kav.C-6 Wisma Budi Lnt.8 – 9 Jakarta 12940
B. Sejarah Singkat Perusahaan