Latar Belakang Masalah Analisis Modal Kerja Sebagai Dasar Penilaian Posisi Keuangan Perusahaan pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia, Tbk.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum suatu perusahaan didirikan bertujuan mendapatkan keuntungan. Menghasilkan keuntungan biasanya menjadi prioritas utama bagi perusahaan sehingga dapat memberikan nilai lebih guna meningkatkan nilai perusahaan. Untuk dapat menghasilkan keuntungan, setiap perusahaan berusaha beroperasi secara efisiensi dan efektif dimana setiap kegiatan operasi perusahaan dilaksanakan dengan pengorbanan atau biaya yang terbaik sehingga keuntungan yang diperoleh dapat ditingkatkan. Banyak faktor yang harus diperhatikan perusahaan agar dapat beroperasi dengan baik dan lancar, salah satu faktor yang mendukung kelancaran operasi perusahaan adalah modal kerja. Pengelolaan modal kerja akan sangat menentukan posisi keuangan perusahaan, terutama dalam hal likuiditas dan efektifitas perusahaan dalam melakukan aktivitasnya yang ditunjukkan dalam tingkat profitabilitas perusahaan. Dalam pengelolaan modal kerja, masalah yang sering dihadapi manajer keuangan adalah menjaga keseimbangan antara likuiditas dan rentabilitas perusahaan, tetapi apabila jumlah aktiva lancar lebih besar dibandingkan dengan hutang jangka pendek yang akan dibayar, akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba karena aktiva lancar tersebut tidak produktif atau sebagian besar dana menganggur. Demikian juga kekurangan modal kerja menyebabkan perusahaan sulit untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang sewaktu- waktu harus dibayar, yang mengakibatkan hilangnya peluang untuk menghasilkan laba. Universitas Sumatera Utara Jumlah modal kerja yang tersedia oleh perusahaan harus sesuai dengan kebutuhan operasional perusahan. Penentuan jumlah modal kerja perusahaan haruslah diperhitungkan dengan cermat agar dalam prakteknya tidak menghambat jalannya kegiatan perusahaan. Sektor perkebunan pada masanya pernah menguasai pasar internasional. Bahkan pada masa penjajahan Belanda, komoditas perkebunan sempat membuat Belanda menjadi salah satu kerajaan paling kaya di dunia, salah satunya berkat komoditas lada. Namun, kejayaan sektor perkebunan kita cenderung menurun. Bahkan jika kondisi ini tidak segera ditanggulangi bukan tidak mungkin pada era penjajahan Belanda akan terulang www.majalahkonstan.com. Hingga kini pemerintah justru sibuk mencari investor-investor asing untuk pengembangan sektor pekebunan Indonesia. Dalam beberapa kesempatan pemerintah cenderung untuk merangkul pengusaha asing dibanding memajukan industri yang ada di dalam negeri. Dengan kondisi seperti ini tidak heran jika perusahaan-perusahaan perkebunan asing seolah berlomba-lomba mengembangkan usahanya. PT. PP Lonsum berdiri sejak tahun 1906 oleh Harison dan Crossfield Plc HC. Perusahaan perkebunan dan perdagangan tersebut berbasis di London ini kemudian berkembang menjadi salah satu perusahaan perkebunan yang terkemuka di dunia. Ditinjau dari aspek legalitasnya PT. PP Lonsum didirikan berdasarkan akta notaris Raden Kadiman No.93 tanggal 18 Desember 1962 yang diubah dengan akta No.29 tanggal 9 September 1963. Sampai saat ini PT. PP Lonsum mengelola 40 anak perusahaan yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, bergerak dibidang industri perkebunan dengan Universitas Sumatera Utara menanam dan memelihara tanaman kelapa sawit, karet, kakao, kelapa serta teh dan kopi, mengelola hasil perkebunan tersebut dan menjual hasilnya di dalam maupun di luar negeri. Pentingnya peranan modal kerja tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang modal kerja yang digunakan sebagai dasar penilaian posisi keuangan perusahaan. Dalam hal ini penulis memilih PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk, sebagai tempat dilakukannya penelitian. Tabel 1.1 Laporan Modal Kerja Bersih PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk Periode tahun 2003 sampai dengan 2007 dalam jutaan rupiah URAIAN TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007 Aktiva Lancar 357.636 633.341 415.065 397.512 539.735 Hutang Lancar 1.760.916 1.746.918 868.810 784.121 933.191 Modal Kerja Bersih 1.403.280 1.113.577 453.745 386.609 393.456 Laba Rugi Perusahaan 500.489 310.909 247.198 355.724 303.105 Sumber: www.idx.co.id data diolah Berdasarkan laporan modal kerja bersih PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Tbk, seperti yang terdapat pada Tabel 1.1 terlihat bahwa adanya suatu ketimpangan terhadap modal kerja dari tahun 2003 sampai 2007 dimana jumlah hutang lancar lebih besar dari aktiva lancar yang dimiliki, sehingga jumlah aktiva lancar tidak mampu untuk menutupi kewajiban lancarnya. Akibat adanya ketimpangan dari modal kerja menyebabkan laba perusahaan tidak stabil bahkan pada tahun 2005 perusahaan mengalami kerugian dan ini tidak efektif bagi Universitas Sumatera Utara perusahaan, sehingga dibutuhkan suatu manajemen modal kerja yang tepat agar tidak terjadi ketimpangan terhadap modal kerja pada tahun-tahun berikutnya demi menjaga likuiditas perusahaan. PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk perlu mengetahui tindakan apa yang perlu dilakukan dalam manajemen modal kerjanya agar dapat tetap mempertahankan likuiditas perusahaan dimana jumlah aktiva lancar lebih besar dari jumlah hutang lancarnya, sehingga jumlah aktiva lancar yang tersedia dapat menutupi jumlah hutang lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk memilih judul “Analisis Modal Kerja Sebagai Dasar Penilaian Posisi Keuangan Perusahaan pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk”

B. Perumusan Masalah