Analisis Perbandingan Modal Kerja dari Tahun 2003 sampai Tahun 2007

41 BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Analisis Perbandingan Modal Kerja dari Tahun 2003 sampai Tahun 2007

Laporan keuangan yang disajikan oleh PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk, sesuai dengan prinsip akuntan yang berlaku umum di Indonesia yaitu prinsip akuntan yang didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Pemerintah yang lain yang berlaku dalam penyajian laporan keuangan perusahaan perkebunan. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang terdapat pada Bab III maka dapat dilakukan suatu analisis modal kerja Bersih Net Working Capital mulai tahun 2003 sampai tahun 2007 sebagai berikut: Tabel 4.1 Perbandingan Modal Kerja Bersih PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk dengan Industri Perkebunan di Indonesia Periode Tahun 2003-Tahun 2004 dalam jutaan rupiah Tahun Uraian PT. PP Lonsum Tbk Industri Perkebunan 2003 Aktiva Lancar 357.636 489.111 Hutang Lancar 1.760.916 618.175 Modal Kerja 1.403.280 129.064 2004 Aktiva Lancar 633.341 749.770 Hutang Lancar 1.746.918 835.653 Modal Kerja 1.113.577 85.883 Sumber: www.idx.co.id data diolah Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah aktiva lancar tahun 2004 mengalami peningkatan sebesar Rp. 275.705 bila dibandingkan dengan tahun 2003 Universitas Sumatera Utara 42 sedangkan hutang lancarnya mengalami penurunan sebesar Rp. 13.998. Perbedaan kenaikan dan penurunan aktiva lancar serta hutang lancar menyebabkan modal kerja bersih PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk mengalami perubahan sebesar Rp. 289.703. Pada tahun 2003 terjadi kekurangan modal kerja bersih sebesar Rp. 1.403.280 dan tahun 2004 terjadi kekurangan modal kerja bersih sebesar Rp. 1.113.577. Kekurangan modal kerja ini dikarenakan PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk lebih mengorientasikan kegiatan operasional seperti pengembangan tanaman perkebunan yang berumur diatas 1 tahun atau dalam jangka panjang. Hal ini terlihat dari penempatan dana pada pos-pos aktiva tidak lancar. Pada tahun 2003 Industri Perkebunan di Indonesia juga mengalami kekurangan modal kerja bersih sebesar Rp. 129.064 dan pada tahun 2004 mengalami kekurangan modal kerja bersih sebesar Rp. 85.883. Tetapi kekurangan modal kerja bersih yang terjadi pada Industri Perkebunan di Indonesia jumlahnya diatas PT.Perusahan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk. Hal ini dikarenakan Industri Perkebunan di Indonesia lebih baik dalam mengelola modal kerja dari pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk. Kurangnya modal kerja tersebut diakibatkan karena pada laporan keuangan perusahaan terlihat dengan jelas bahwa perusahaan memiliki jumlah hutang lancar yang jumlahnya sangat besar dibandingkan dengan jumlah aktiva lancar. Sementara keadaan perusahaan dikatakan aman bila jumlah aktiva lancar dibandingkan dengan hutang lancar 1:1. Universitas Sumatera Utara 43 Tabel 4.2 Perbandingan Modal Kerja Bersih PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk dengan Industri Perkebunan di Indonesia Periode Tahun 2004-Tahun 2005 dalam jutaan rupiah Tahun Uraian PT. PP Lonsum Tbk Industri Perkebunan 2004 Aktiva Lancar 633.341 749.770 Hutang Lancar 1.746.918 835.653 Modal Kerja 1.113.577 85.883 2005 Aktiva Lancar 415.065 703.597 Hutang Lancar 868.810 476.944 Modal Kerja 453.745 226.653 Sumber: www.idx.co.id data diolah Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah aktiva lancar tahun 2005 mengalami penurunan sebesar Rp. 218.276 bila dibandingkan dengan tahun 2004 sedangkan hutang lancarnya mengalami penurunan sebesar Rp. 878.108. Akibat adanya penurunan aktiva lancar serta hutang lancar menyebabkan modal kerja bersih PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk mengalami perubahan sebesar Rp. 659.832. Pada tahun 2004 terjadi kekurangan modal kerja bersih sebesar Rp. 1.113.577 dan tahun 2005 terjadi kekurangan modal kerja bersih sebesar Rp. 453.745. Kurangnya modal kerja tersebut diakibatkan karena pada laporan keuangan perusahaan terlihat dengan jelas bahwa perusahaan memiliki jumlah hutang lancar yang jumlahnya sangat besar dibandingkan dengan jumlah aktiva lancar. Besarnya jumlah hutang lancar dibandingkan dengan jumlah aktiva lancar dikarenakan PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk lebih mengorientasikan kegiatan operasional seperti pengembangan tanaman perkebunan yang berumur diatas Universitas Sumatera Utara 44 1 tahun atau dalam jangka panjang. Hal ini terlihat dari penempatan dana pada pos- pos aktiva tidak lancar. Sementara keadaan perusahaan dikatakan aman bila jumlah aktiva lancar dibandingkan dengan hutang lancar 1:1. Pada tahun 2005 Industri Perkebunan di Indonesia mengalami kelebihan modal kerja bersih sebesar Rp. 226.653. Ini berarti bahwa jumlah aktiva lancar yang dimiliki Industri Perkebunan di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan jumlah kewajiban lancar sehingga perusahaan dapat menutupi hutang lancarnya. Hal ini dikarenakan Industri Perkebunan di Indonesia dapat mengelola modal kerjanya dengan efektif. Tabel 4.3 Perbandingan Modal Kerja Bersih PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk dengan Industri Perkebunan di Indonesia Periode Tahun 2005-Tahun 2006 dalam jutaan rupiah Tahun Uraian PT. PP Lonsum Tbk Industri Perkebunan 2005 Aktiva Lancar 415.065 703.597 Hutang Lancar 868.810 476.944 Modal Kerja 453.745 226.653 2006 Aktiva Lancar 397.512 946.160 Hutang Lancar 784.121 623.213 Modal Kerja 386.609 313.497 Sumber: www.idx.co.id data diolah Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jumlah aktiva lancar tahun 2006 mengalami penurunan sebesar Rp. 17.553 bila dibandingkan dengan tahun 2005 sedangkan hutang lancarnya mengalami penurunan sebesar Rp. 84.689. Akibat adanya penurunan aktiva lancar serta hutang lancar menyebabkan modal kerja bersih Universitas Sumatera Utara 45 PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk mengalami perubahan sebesar Rp. 67.136. Pada tahun 2005 terjadi kekurangan modal kerja bersih sebesar Rp. 453.745 dan tahun 2006 terjadi kekurangan modal kerja bersih sebesar Rp. 386.609. Kurangnya modal kerja tersebut diakibatkan karena pada laporan keuangan perusahaan terlihat dengan jelas bahwa perusahaan memiliki jumlah hutang lancar yang jumlahnya sangat besar dibandingkan dengan jumlah aktiva lancar. Besarnya jumlah hutang lancar dibandingkan dengan jumlah aktiva lancar dikarenakan PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk lebih mengorientasikan kegiatan operasional seperti pengembangan tanaman perkebunan yang berumur diatas 1 tahun atau dalam jangka panjang. Hal ini terlihat dari penempatan dana pada pos- pos aktiva tidak lancar. Sementara keadaan perusahaan dikatakan aman bila jumlah aktiva lancar dibandingkan dengan hutang lancar 1:1. Pada tahun 2005 Industri Perkebunan di Indonesia mengalami kelebihan modal kerja bersih sebesar Rp. 226.653 dan pada tahun 2006 mengalami kelebihan modal kerja bersih sebesar Rp. 313.947. Ini berarti bahwa jumlah aktiva lancar yang dimiliki Industri Perkebunan di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan jumlah kewajiban lancar sehingga perusahaan dapat menutupi hutang lancarnya. Hal ini dikarenakan Industri Perkebunan di Indonesia dapat mengelola modal kerjanya dengan efektif. Universitas Sumatera Utara 46 Tabel 4.4 Perbandingan Modal Kerja Bersih PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk dengan Industri Perkebunan di Indonesia Periode Tahun 2006-Tahun 2007 dalam jutaan rupiah Tahun Uraian PT. PP Lonsum Tbk Industri Perkebunan 2006 Aktiva Lancar 397.512 946.160 Hutang Lancar 784.121 623.213 Modal Kerja 386.609 313.497 2007 Aktiva Lancar 539.735 1.146.421 Hutang Lancar 933.191 673.042 Modal Kerja 393.456 473.379 Sumber: www.idx.co.id data diolah Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jumlah aktiva lancar tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar Rp. 142.223 bila dibandingkan dengan tahun 2006 sedangkan hutang lancarnya mengalami peningkatan sebesar Rp. 149.070. Akibat adanya peningkatan aktiva lancar serta hutang lancar menyebabkan modal kerja bersih PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk mengalami perubahan sebesar Rp. 6.847. Pada tahun 2006 terjadi kekurangan modal kerja bersih sebesar Rp. 386.609 dan tahun 2007 terjadi kekurangan modal kerja bersih sebesar Rp. 393.456. Kurangnya modal kerja tersebut diakibatkan karena pada laporan keuangan perusahaan terlihat dengan jelas bahwa perusahaan memiliki jumlah hutang lancar yang jumlahnya sangat besar dibandingkan dengan jumlah aktiva lancar. Besarnya jumlah hutang lancar dibandingkan dengan jumlah aktiva lancar dikarenakan PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk lebih mengorientasikan kegiatan operasional seperti pengembangan tanaman perkebunan Universitas Sumatera Utara 47 yang berumur diatas 1 tahun atau dalam jangka panjang. Hal ini terlihat dari penempatan dana pada pos-pos aktiva tidak lancar. Sementara keadaan perusahaan dikatakan aman bila jumlah aktiva lancar dibandingkan dengan hutang lancar 1:1. Pada tahun 2006 Industri Perkebunan di Indonesia mengalami kelebihan modal kerja bersih sebesar Rp. 313.947 dan pada tahun 2007 mengalami kelebihan modal kerja bersih sebesar Rp. 473.379. Ini berarti bahwa jumlah aktiva lancar yang dimiliki Industri Perkebunan di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan jumlah kewajiban lancar sehingga perusahaan dapat menutupi hutang lancarnya. Hal ini dikarenakan Industri Perkebunan di Indonesia dapat mengelola modal kerjanya dengan efektif. Pengelolaan modal kerja yang terjadi pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk dapat menimbulkan masalah yang mengakibatkan perusahaan tidak mampu menutupi hutang lancar dengan aktiva lancarnya seperti yang terlihat dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Hal ini diakibatkan karena perusahaan tidak mampu mengelola modal kerja dengan efektif sehingga dengan kondisi yang demikian perusahaan dapat dikatakan dalam kondisi yang tidak likuid.

B. Analisis dan Evaluasi Rasio Modal Kerja 1. Rasio Likuiditas