Nusantara III Persero Medan. Nasution menggunakan rasio likuiditas sebagai alat ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan dan membandingkannya
dengan menggunakan rasio modal kerja yang ada selama 5 tahun berturut-turut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ditemukan
bahwa posisi keuangan perusahaan menunjukkan kondisi perusahaan yang kurang efektif, terutama dilihat dari kondisi likuiditas perusahaan pada tahun 2002, 2005
dan tahun 2006.
B. Pengertian Modal Kerja
Perusahaan atau badan usaha adalah suatu unit ekonomi yang memanfaatkan faktor-faktor produksi berupa bahan baku, teknologi, moda, dan
lain-lain untuk diproses menjadi produk lain yang mempunyai daya guna dan nilai guna lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau rumah tangga
ekonomi lain. Jadi, perusahaan membutuhkan berbagai faktor produksi untuk menjalankan operasinya dalam upaya mencati tujuan perusahaan.
Modal kerja merupakan salah satu faktor produksi penting diantara berbagai faktor produksi yang diperlukan. Bahkan modal kerja merupakan faktor
produksi penting untuk pengadaan faktor produksi seperti tanah, bahan baku, mesin dan lain-lain.
Modal kerja adalah suatu yang termasuk dalam aktiva lancar disini terdiri kas atau bank cash or bank, investasinya sementara, piutang, persediaan, biaya
dibayar dimuka Purba, 2002:37. Menurut Amin Widjaja 2000:65 modal
kerja adalah selisih lebih antara aktiva lancar dan hutang lancar.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ridwan dan Barlian 2000:155 modal kerja adalah aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari suatu bentuk ke bentuk
lainnya dalam melaksanakan suatu usaha, atau modal kerja adalah kas bank, suat berharga yang mudah diuangkan giro, cek, depisito piutang dagang dan
persediaan yang tingkat perputarannya tidak lebih dari satu tahun atau jangka waktu operasional normal perusahaannya.
Menurut Djarwanto 2001:87, manfaat dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah untuk:
1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa menurunya aktiva lancar,
misalnya adanya kerugian karena turunnya nilai persediaan karena harga merosot.
2. Kemungkinan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya tepat pada waktunya. 3.
Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga.
4. Menjamin perusahaan untuk memiliki kredit standing dan dapat mengatasi
peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya, seperti adanya kebakaran, pencurian, dan lain-lain.
5. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang
cukup guna melayani permintaan konsumennya. 6.
Memungkinkan perusahaan untuk dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan bagi pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
7. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku dan supplier yang dibutuhkan.
8. Memungkinkan perusahaan untuk mampu bertahan dalam periode resesi atau
depresi.
C. Manajemen Modal Kerja