PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN MEDIA (AUDIO VISUAL VIDEO COMPACT DISK) PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

i

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN MEDIA (AUDIO VISUAL VIDEO COMPACT DISK) PADA

SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Drajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh :

TUGAS UTAMI HANDAYANI

NIM S840809223

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Disusun Oleh :

TUGAS UTAMI HANDAYANI NIM : S840809223

Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof.Dr.Herman J. Waluyo, M.Pd.

NIP. 19440315 197804 1 001 ……… ……….

Pembimbing II Dr. E. Nugraheni EW., M.Hum.

NIP. 19700716 200212 2 001 ……… ………

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Bahasa Indonesia

Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd. NIP. 19440315 197804 1 001


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

iii

PENGESAHAN DOSEN PENGUJI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO COMPACT DISK PADA

SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011

Disusun Oleh :

TUGAS UTAMI HANDAYANI NIM : S840809223

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada tanggal :

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Prof Dr. Retno Winarni, M.Pd ………

Sekretaris : Dr. Hj. Andayani, M.Pd ………

Anggota Penguji :

1. Prof.Dr.Herman J. Waluyo, M.Pd. ………

2. Dr. E. Nugraheni EW., M.Hum.

………

Mengetahui Direktur PPs UNS

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D NIP 19570820 198503 1 004

Surakarta, 2010

Ketua Program Pendidikan Bahasa Indonesia

Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd. NIP 19440315 197804 1 001


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan (Roma 12 :20)

Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Ams.17:22)

Kasih sayang merupakan bentuk tertinggi dari sikap tanpa kekerasan (Mahatma Gandhi)

Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani (Ki Hajar Dewantoro)

Orang yang dapat menerima kegagalan adalah orang yang dapat merasakan kebahagiaan (Khong Fu Tse)


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

v

Tesis ini kupersembahkan kepada : 1. Keluarga tercinta

2. Suamiku Drs. Pranowo N S, M.H

3. Anak-anakku tersayang Aditya, Advent, Yosafat, dan Julio Farrell


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Nama : Tugas Utami Handayani

NIM : S 840809223

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul : Peningkatan

Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Media Audio Visual Compact Disk pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 2 Sukoharjo, Tahun 2010/2011

adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya sendiri ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, saya bersedia menerima sanksi akademik dari Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sukoharjo, November 2010


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan anugerah-Nya sehingga penelitian ini dapat selesai dengan baik. Tesis berjudul Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Media Audio Visual Compact Disk merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program pascasarjana pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Terselesaikannya tesis ini atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. dr. Much Syamsulhadi, Sp.Kj,(K), selaku Rektor UNS yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian.

2. Prof. Drs. Suranto Tj, M.Sc,Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana UNS

yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

3. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Bahasa

Indonesia dan pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan demi terselesaikannya tesis ini

4. Dr. E. Nugraheni Eko Wardhani, M.Hum, selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan demi terselesaikannya tesis ini.

5. Dra. Eni Haryaningsih, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP N 2 Sukoharjo yang

telah memberikan izin, dukungan, dan fasilitas dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini;

6. Drs. Pranowo NS, M.H suamiku tercinta yang telah memberikan motivasi dalam

membantu menyelesaikan penelitian ini.


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

JUDUL ……… PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. PENGESAHAN PENGUJI TESIS ………... MOTTO……… PERSEMBAHAN ………... PERNYATAAN ………. KATA PENGANTAR ……….. DAFTAR ISI ………. DAFTAR GAMBAR………... DAFTAR LAMPIRAN……… ABSTRACT……….. BAB I PENDAHULUAN………

A. L

atar Belakang ………

B. R

umusan Masalah ………...

C. T

ujuan Penelitian ………

i ii iii iv v vi vii vii i ix x xi 1 1 4 4 5 7


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ix

D. M

anfaat Penelitian ………

BAB II KAJIAN TEORI……….

A. K

ajian Teori …..………..

1. H

akikat Keterampilan Menyimak Berita ………..

a. P

engertian Menyimak………

b. P

engertian Berita ……….

c. H

akikat Menyimak Berita ………

d. T

ujuan Menyimak ………

e. M

anfaat Menyimak………..

f. F

aktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak ………..

g. T

ips Menjadi Pendengar yang Baik………..

h. P 7 7 7 15 17 18 21 22 25 26 30 35 35 35 37 38 39 40 40 45 47 48


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. H

akikat Media Pembelajaran Audio Visual VCD………..

a. P

engertian Media Pembelajaran ………..

b. P

engertian Media Audio Visual VCD……….

c. C

iri-ciri Media Pembelajaran………

d. F

ungsi Media Pembelajaran……….

e. M

anfaat Media Pembelajaran………..

f. K

arakteristik Media Pembelajaran………..

B. P

enelitian yang Relevan ………

C. K erangka Berpikir………. D. H 53 53 55 55 56 56 64 64 68 68 79 92 10 4 12 3 12 3 12


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xi

ipotesis Tindakan ………. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………..

A. M

etode Penelitian ………

B. S

etting Penelitian……….

C. S

ubjek Penelitian………..

D. D

ata dan Sumber Data……….

E. T

eknik Pengumpulan Data……….

F. V

aliditas Data……….

G. T

eknik Analisis Data………..

H. I

ndikator Kinerja ……….

I. P

rosedur Penelitian ………. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….

A. K

4 12 7 13 0 13 3


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. S

iklus 1……….

2. S

iklus 2……….

3. S

iklus 3 ……….

C. P

embahasan Tiap Siklus dan Antarsiklus ………. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ……….

A. S

impulan ……….

B. I

mplikasi Hasil Penelitian………

C. S

aran ……… DAFTAR PUSTAKA………. LAMPIRAN ………


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nilai Keterampilan Menyimak Pratindakan ……….. 67

Tabel 2 Hasil Minat Keterampilan Menyimak Siswa ………. 75

Tabel 3 Nilai Keterampilan Menyimak pada Siklus 1 ……… 76

Tabel 4 Hasil Minat Keterampilan Menyimak Siswa ………. 87

Tabel 5 Nilai Keterampilan Menyimak pada Siklus 2……… 88

Tabel 6 Hasil Minat Keterampilan Menyimak Siswa ………. 98

Tabel 7 Nilai Keterampilan Menyimak pada Siklus 3……… 99


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Alur Kerangka Berpikir ………...

Gambar 2 SMP Negeri 2 Sukoharjo ………

Gambar 3 Grafik Pekerjaan Orang Tua Siswa Kelas VIIF ……….

Gambar 4 Grafik Jarak Rumah Siswa Kelas VIIF ……….

Gambar 5 Foto Pembelajaran Pratindakan ………

Gambar 6 Suasana Kegiatan Mengajar Guru Pratindakan ……….

Gambar 7 Media Pembelajaran Audio Visual VCD Siklus 1 ………

Gambar 8 Kegiatan Pembelajaran Siklus 1 ………..………..

Gambar 9 Media Pembelajaran VCD Siklus 2 ….…… ………

Gambar 10 Siswa dalam Pembelajaran Siklus 2 ………..……….

Gambar 11 Siswa sedang Mengemukakan Pendapat dalam Siklus 2 ...……

Gambar 12 Seorang Pembawa Berita sedang Membawakan Berita . …….

Gambar 13 Berita Luapan Lumpur Lapindo ………

Gambar 14 Keadaan Siswa pada Saat Pembelajaran Menyimak Siklus 3…. Gambar 15 Seorang Guru sedang Berkeliling Memandu Siswa pada Siklus 3 Gambar 16 Kegiatan Belajar Menyimak pada Siklus 3 ………..

46 49 51 52 66 66 77 77 89 89 90 90 100 101 101 102


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xv

Gambar 17 Dua Orang Siswa Sedang Mengemukakan Hasil Pekerjaannya... Gambar 18 Luapan Lumpur Lapindo pada Siklus 3 ……… Gambar 19 Seorang Pembawa Berita Sedang Menyiarkan Berita ………….

102 103 103

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pratindakan ……….

2. Wawancara Guru dengan Siswa Pratindakan ………

3. Wawancara Guru dengan Peneliti Pratindakan ………..

4. Teks Berita Pratindakan ……….

5. Soal Ulangan Pratindakan………..

6. Hasil Ulangan Pratindakan……….

7. Catatan Hasil Observasi Pratindakan ……….

8. Tabel Minat Keterampilan Menyimak Siswa Pratindakan …………

9. Nilai Keterampilan Menyimak Berita Pratindakan ………

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ………..

11. Wawancara Guru dengan Siswa Siklus 1………

12. Wawancara Guru dengan Peneliti Siklus 1 ………

13. Teks Berita Siklus 1………

14. Soal Ulangan Siklus 1……….

15. Hasil Ulangan Siklus 1 ………..

134 139 141 144 145 146 147 150 151 152 157 161 163 163 164


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19. Nilai Keterampilan Menyimak Berita Siklus 1……….

20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ………

21. Wawancara Guru dengan Siswa Siklus 2……….

22. Wawancara Guru dengan Peneliti Siklus 2………

23. Teks Berita Siklus 2………

24. Soal Ulangan Siklus 2………

25. Hasil Ulangan Siklus 2………..

26. Catatan Hasil Observasi Siklus 2 Pertemuan 1………..

27. Catatan Hasil Observasi Siklus 2 Pertemuan 2………..

28. Tabel Minat Keterampilan Menyimak Siswa Siklus 2………..

29. Nilai Keterampilan Menyimak Berita Siklus 2……….

30. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 3 ……….

31. Wawancara Guru dengan Siswa Siklus 3………..

32. Wawancara Guru dengan Peneliti Siklus 3 ………..

33. Teks Berita Siklus 3………..

34. Soal Ulangan Siklus 3………

35. Hasil Ulangan Siklus 3 ……….

36. Tabel Minat Keterampilan Menyimak Siswa Siklus 3………..

37. Nilai Keterampilan Menyimak Berita Siklus 3……….

172 173 179 182 184 184 185 186 189 191 192 193 199 202 204 204 205 206 207


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xvii

38. Standar Kompetensi ……….

39. Silabus………

40. Refleksi Hasil Analisis Dokumen ……….

41. Rekapitulasi Hasil Pembelajaran Menyimak Siklus 1, 2, 3…………

42. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas………..

43. Instrumen Minat Menyimak Siswa………

44. Rekapitulasi Instrumen Menyimak………

45. Lembar Pengamatan Guru Pratindakan………

46. Lembar Pengamatan Guru Siklus 1………..

47. Lembar Pengamatan Guru Siklus 2………..

48. Lembar Pengamatan guru Siklus 3………

49. Skala Penilaian Lembar Pengamatan Guru………..

50. Instrumen Angket Keadaan Siswa Kelas VIIF………

208 209 214 216 217 218 220 223 224 225 226 227 229


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Tugas Utami Handayani, S840809223 2010. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Media Audio Visual Compact Disk (Penelitian Tindakan Kelas VIIF SMP Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011). Pembimbing I : Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd. Pembimbing II : Dr. E. Nugraheni EW.M.Hum. Tesis, Surakarta : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk 1) meningkatkan minat keterampilan menyimak berita siswa kelas VIIF SMP Negeri 2 Sukoharjo melalui penggunaan media audio visual compac disk (VCD), 2) meningkatkan keterampilan menyimak berita siswa kelas VIIF SMP Negeri 2 Sukoharjo melalui penggunaan media audio visual compac disk (VCD).

Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas yang mengambil lokasi di SMP Negeri 2 Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Teknik pengumpulan data meliputi pengamatan, wawancara, dokumen yang terdiri jurnal siswa, guru, tes, kurikulum, Rencana pelaksanaan pembelajaran, buku penilaian. Data diperoleh dari informan, peristiwa selama kegiatan belajar mengajar menyimak berita dan dokumen. Informan dalam penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia kelas VII dan siswa kelas VIIF. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas data adalah trianggulasi. Sumber data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif komparatif yaitu dengan cara membandingkan hasil yang didapat dari pelaksanaan tiap siklus.

Temuan penelitian di lapangan meliputi : (1) Meningkatnya minat menyimak berita siswa kelas VIIF SMPN 2 Sukoharjo melalui penggunaan media audio visual video compac disk (VCD), (2) Meningkatnya keterampilan menyimak berita kelas VIIF SMP Negeri 2 Sukoharjo melalui penggunaan media audio visual compac disk (VCD).


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xix

Kata kunci : Audio visual video compac disk, media, minat dan keterampilan

ABSTRACT

Tugas Utami Handayani, S840809223 2010. The Improvement Listening Skills Using Media Audio News Visual Compact Disk (VCD) (Classroom Action Research VII F Junior High School 2 Sukoharjo Academic Year 2010/2011). Advisor I: Prof. Dr. Herman J. Kes, M.Pd. Advisors II: Dr. Nugraheni EW.M.Hum. Thesis, Surakarta: The Indonesian Language Education Study Post graduate Program Sebelas Maret University of Surakarta.

This research generally, it aims to 1) increase interest news listening skills, students. VII F class Junior High School 2 Sukoharjo through the use of audiovisual media compact disk (VCD), 2) improving listening skills VII F graders news Junior High School 2 Sukoharjo through the use of audiovisual media compact disk (VCD).

This research is included in the study who took locations the class action in Junior High School 2 Sukoharjo. Data collection techniques include observation, interviews, documents, journals consisting of students, teachers, tests, curriculum, Plan the informants, the events during the teaching and learning activities listen news and documents. Informants in this study is the Indonesian teacher and student of class VII and VII F class. The technique used to test validity was triangulation of data. Triangulation of data sources and methods. Technical analysis, the data used is a comparative descriptive technique that is by comparing the result obtained from the implementation of each cycle.

The findings of research in the field include: (1) Increased interest in listening to news VII F graders Junior High School 2 Sukoharjo through the use of media,


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Keterampilan berbahasa erat kaitannya dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin cerah dan jelas pikiran seseorang semakin terampil seseorang berbahasa. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih keterampilan berpikir. Keterampilan berbahasa mencakup empat segi, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempatnya merupakan catur tunggal atau dengan kata lain saling berhubungan erat dan tidak bisa dipisah-pisahkan.

Kegiatan menyimak merupakan suatu keterampilan awal dan dasar dari proses pembelajaran bahasa dari manusia. Hal ini tampak ketika masih bayi yang belum mampu untuk berbicara, namun sudah terlihat adanya kegiatan menyimak dan usaha memahami bahasa orang-orang di sekelilingnya. Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, di sekolah maupun di masyarakat diperlukan keterampilan menyimak sebagai sarana interaksi dan komunikasi.

Dalam pergaulan di masyarakat, kegiatan menyimak lebih banyak dilakukan daripada kegiatan berbahasa yang lain. hal ini dibuktikan oleh Paul T.Rankin (dalam ST.Y.Slamet 2008:8), kebanyakan orang dewasa menggunakan 45% waktunya untuk menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk membaca, dan 9% untuk menulis, berdasarkan hal di atas terlihat bahwa keterampilan menyimak sangat berperan dalam kehidupan manusia di lingkungan masyarakat.


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menyimak aktif didefinisikan sebagai sebuah kerangka dari lima prinsip untuk pengajaran yang efektif yang meliputi : (1) kontak diantara siswa dan pengajar, (2) kontak diantara siswa, (3) pembelajaran yang berpengalaman aktif, (4) waktu yang lebih untuk memberikan tugas, dan (5) menghargai cara yang berbeda dari pembelajaran (Chickering & Gamson, 1999:8). De-Bard & Guidera (1999/2000:28) menyatakan bahwa prinsip dalam menyimak aktif mungkin memberikan kesuksesan pada lingkungan pembelajaran virtual/maya yang menggunakan komunikasi yang meliputi (e-mail, diskusi elektronik, milis) dan alat untuk membangun sebuah keberhasilan dari komunitas dalam lingkungan pembelajaran yang inovatif. (Juan Enrigue Huerta-Wong, Richard Schech, 2010: 5) Pengalaman Pembelajaran dan Lingkungan Pembelajaran Kasus dalam Pembelajaran Menyimak Aktif.

Namun, pencapaian kompetensi dasar tersebut belum bisa diwujudkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIIF SMP Negeri 2 Sukoharjo. Hasil wawancara dengan guru kelas dan observasi menunjukkan bahwa kompetensi dasar yang terkait dengan menemukan pokok-pokok berita yang diperdengarkan (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana) masih rendah. Nilai yang dicapai dari hasil tes menyimak pertama dari 39 siswa yang tuntas (tercapai) hanya 14 siswa, tidak tuntas 25 siswa. Sebagian besar kurang dari 70 yang merupakan batas KKM (kriteria ketuntasan minimal)nya.

Selain nilai mereka yang masih rendah, penggunaan media pun masih sangat kurang. Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang ada (hasil observasi). Kondisi pembelajaran, justru membuat siswa semakin tenggelam dalam kepasifan. Mereka belajar tidak lebih dari suatu rutinitas, bukan suatu kebutuhan sehingga kurang tertantang terlibat secara aktif dalam proses belajar.


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 25 Agustus 2010, guru yang menggunakan media pembelajaran menyimak belum bervariasi atau masih monoton. Guru belum maksimal menggunakan media pembelajaran yang sudah disediakan

oleh sekolah berupa sarana sekolah (tape, televisi, dan CD player). Guru belum

menggunakan atau belum maksimal menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menyimak khususnya media audio visual. Siswa cenderung belajar secara individual, menghafal konsep-konsep yang abstrak dan teoretis.

Sistem pembelajaran yang masih terpusat pada guru (teacher center) tersebut,

akhirnya membuat siswa kurang mampu mengembangkan kreativitasnya, sebab jarang kesempatan untuk berlatih menyimak dengan intensif. Di samping itu, pola pembelajaran yang demikian akan membiasakan siswa pasif, hanya menerima tanpa pernah memberi. Siswa cenderung kurang bergairah, kurang bersemangat, kurang tertarik atau kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran. Akibatnya, siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembalajaran. Keadaan pembelajaran yang tentu tidak akan menopang pencapaian kompetensi dasar pembalajaran yang telah ditentukan, khususnya kompetensi atau kemampuan menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, dimana, kapan dan bagaimana) yang di dengar atau ditonton melalui radio, tape, atau televisi.

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti yang juga berprofesi sebagai guru terpanggil untuk membantu memecahkan pokok persoalan tersebut dengan


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

peningkatan pembelajaran karena siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah yang selama ini digunakan oleh guru.

Media Audio Visual Video Compact Disk (VCD) merupakan suatu bahan

yang mengandung pesan dalam bentuk disc (piringan) yang dapat menampilkan gambar dan suara yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemajuan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar. (By Rubby S. Denver. 2010 : 4).

Penggunaan media audio visual dan teknik dengar-jawab ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi dan informasi yang disampaikan.

Sehingga penggunaan media Audio Visual Video Compact Disk (VCD) dapat

meningkatkan keterampilan menyimak berita pada siswa kelas VIIF SMP Negeri 2 Sukoharjo.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan media Audio Visual Video Compact Disk (VCD) dapat

meningkatkan minat menyimak berita siswa kelas VIIF SMP Negeri 2 Sukoharjo?

2. Apakah penggunaan media “Audio Visual Video Compact Disk” (VCD) dapat

meningkatkan keterampilan menyimak siswa kelas VIIF SMP Negeri 2 Sukoharjo ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat menyimak siswa dan meningkatkan keterampilan menyimak berita siswa


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

melalui penggunaanA media pembelajaran media Audio Visual Video Compact

Disk (VCD).

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan minat keterampilan menyimak berita siswa kelas VII F SMP

Negeri 2 Sukoharjo melalui penggunaan media Audio Visual Video

Compact Disk (VCD).

b. Meningkatkan keterampilan menyimak berita siswa kelas VII F SMP

Negeri 2 Sukoharjo melalui penggunaan media Audio Visual Video

Compact Disk (VCD).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi praktisi pendidikan dalam mendesain pembelajaran. Penelitian ini daiharapkan mampu memberikan cara lain atau sebagai alternatif untuk memilih dan menentukan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran keterampilan menyimak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1. Keterampilan menyimak siswa meningkat sehingga pembelajaran lebih

bermanfaat.

2. Menambah pengalaman siswa dalam aktivitas menyimak, sehingga


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Bagi guru

1. Sebagai sumber bahan dalam upaya meningkatkan keterampilan

menyimak berita

2. Mendapatkan pemahaman yang benar tentang pembelajaran keterampilan

menyimak, sehingga mampu menentukan penggunaan media

pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran

3. Kemampuan mengajar dengan penggunaan media pembelajaran

meningkat

c. Bagi sekolah

1. Menumbuhkan minat siswa untuk meningkatkan keterampilan menyimak

berita sehingga tercapai pembelajaran yang efektif.

2. Sebagai masukan kepada para guru dalam melakukan pembelajaran

menyimak berita dengan media pembelajaran Audio Visual Video

Compact Disk

d. Bagi pengambil kebijakan pendidikan

Untuk memberikan deskripsi tentang pembelajaran yang efektif dengan

menggunakan media Audio Visual Video Compact Disk khususnya dalam

pembelajaran menyima pada SMP Negeri 2 Sukoharjo, sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan.


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. KAJIAN TEORI

1. Hakikat Keterampilan Menyimak Berita

a. Pengertian Menyimak

Henry Guntur Tarigan (2008:28) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Menyimak juga memperlancar keterampilan berbicara dan menulis. Semakin baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau pengetahuan yang disimaknya.

Pengertian menyimak menurut Akhadiah Sabakti (dalam Sutari, dkk, 1998:19) ialah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Keterampilan menyimak dapat diartikan sebagai

koordinasi komponen-komponen keterampilan, baik keterampilan

mempersepsi, menganalisis, maupun menyintesis Rahmina.2006:3. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pembelajar (http.///www/lalf.edu/)


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dalam komunikasi berbahasa terdapat empat keterampilan yang saling berkaitan dan merupakan keterampilan yang perlu dikuasai seseorang agar ia pandai berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah : menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sesuai dengan ruang lingkup tesis ini, keterampilan yang akan dibahas di sini hanya satu yakni menyimak.

Keterampilan ini merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Menurut Logan (1972:12) hakikat menyimak itu dapat dipandang dari berbagai segi, antara lain menyimak sebagai suatu keterampilan, menyimak sebagai suatu seni, menyimak sebagai suatu respon, dan menyimak sebagai suatu proses. Menyimak sebagai suatu keterampilan berarti bahwa menyimak bertujuan untuk berkomunikasi dan melibatkan keterampilan aural dan oral. Berdasarkan pendapat ini mendengar dan menyimak merupakan dua proses yang berbeda. Mendengar merupakan proses persepsi bunyi, dilakukan tanpa sengaja, dan merupakan fase pertama. Sedangkan menyimak merupakan proses fase kedua karena merupakan kegiatan yang sengaja untuk dilakukan yang merupakan proses pemberian arti terhadap simbul-simbul aural.

Senada dengan pendapat Logan, Don Campbell (1977:8) juga membedakan kata mendengar dan menyimak. Menurutnya kata mendengar merupakan keterampilan untuk menerima informasi auditif melalui telinga, kulit, dan tulang belulang, sedangkan menyimak merupakan keterampilan untuk mendengarkan, untuk menyaring, memusatkan perhatian secara selektif, mengingat dan menanggapi bunyi. Selain menerima dan mengirimkannya ke


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

otak, telinga memberikan keterampilan yang komplek termasuk untuk menangkap jarak dan hubungan spasial.

Menyimak sebagai suatu seni, berarti bahwa penyimak yang baik akan melakukan kegiatan menyimak seperti kalau kita mempelajari seni, apakah itu seni musik, seni rupa, seni arsitektur dan seni peran. Pada waktu mempelajari seni diperlukan hal-hal seperti kedisiplinan, konsentrasi, partisipasi aktif, komprehensif, dan evaluasi. Oleh karena itu dalam menyimak pun kita harus disiplin berkonsentrasi, dan berpartisipasi aktif dalam memahami bahan simakan dan dapat mengevaluasi isi bahan simakan.

Menyimak sebagai suatu respons. Di sini berarti bahwa unsur respon merupakan unsur utama dalam menyimak. Agar dapat merespon bahan simakan secara efektif, penyimak harus memiliki panca indera yang baik dan harus memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan pesan yang didengarnya. Untuk itu penyimak hendaknya dapat menerima pesan secara utuh, memahami maknanya, memutuskan menerima atau menolak pesan tersebut, dan memberi saran kepada pembaca.

Menyimak sebagai suatu proses. Menyimak adalah suatu proses dari berbagai keterampilan yang kompleks. Oleh karena itu, kepada penyimak harus diajarkan atau dilatihkan keterampilan-keterampilan berikut : (1) mendengar, (2) memahami, (3) mengevaluasi, dan (4) merespons. Senada dengan hal tersebut di atas, menurut Tubbs dan Moss (2000:161) menyimak adalah proses yang melibatkan empat unsur, yaitu : (1) mendengar, (2) memperhatikan, (3) memahami, dan (4) mengingat. Selain mereka, Brownell (1996:12) juga


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berpendapat bahwa menyimak merupakan suatu proses. Menurutnya menyimak merupakan suatu proses :(1) mendengar, (2) memahami, (3) mengingat, dan (4) menginter-pretasikan, (5) mengevaluasi, dan (6) merespon. Semuanya harus dilakukan secara berurutan.

Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dipahami bahwa menyimak memerlukan serangkaian proses yang sengaja dilakukan oleh penyimak. Oleh karena itu, menyimak bukanlah keterampilan yang pasif, melainkan suatu keterampilan yang aktif. Menyimak merupakan keterampilan yang aktif yang melibatkan fisik dan psikis seorang penyimak.

Sementara itu menurut River (1981:151) menyimak merupakan suatu keterampilan yang kreatif. Hal ini karena untuk memahami bunyi yang didengarnya seorang penyimak harus memproses “bahan mentah” yang berupa bunyi tersebut, agar menjadi bermakna. Hal itu dibuktikan dengan adanya kemungkinan bahwa ujaran tidak dapat dimengerti maknanya oleh penyimak meskipun seluruh kata-kata yang digunakannya dapat dimengerti artinya oleh penyimak. Jadi “bahan mentah” tadi sudah mengandung arti, namun makna yang sebenarnya ada di benak penyimak, dan ini belum tentu cocok dengan makna yang ada dalam benak pembicara. Dengan demikian dalam menyimak, dimungkinkan terjadinya salah pengertian. Lebih lanjut dikemukakan bahwa pemberian makna ini bergantung pada tiga faktor, yaitu : 1) Informasi linguistik yang diperoleh dari bunyi yang berasal dari pembicara. 2) Konteks ujaran yang mempengaruhi proses penyimak atas apa ynag sudah, sedang, dan akan disimak. dan 3) persepsi penyimak atau maksud yang akan disampaikan


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

oleh pembicara. Jadi berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa keberhasilan penyimak untuk memahami bahan simakan bergantung tidak hanya pada hal-hal yang ada di dalam diri penyimak, melainkan juga berasal dari luar penyimak.

Dalam KTSP SMP Tahun 2006, standar kompetensi bahasa dan sastra Indonesia dalam kemampuan menyimak adalah mendengarkan, memahami, dan memberikan tanggapan terhadap gagasan, pendapat, kritikan, dan perasaan orang lain dalam berbagai bentuk wacana lisan. Itu berarti, penekanan pada menyimak adalah pemahaman. Menyimak pemahaman adalah menyimak dengan tujuan utama untuk memahami bahan simakan, agar kemudian penyimak dapat mengevaluasi dan meresponnya. Dengan demikian, berarti juga meliputi menyimak kritis.

Dalam hal menyimak pemahaman, Hadley (1993: 122) berpendapat bahwa menyimak pemahaman merupakan proses yang sangat rumit. Di dalam proses ini, penyimak harus menggunakan pengetahuan linguistik, kemampuan kognitif, pengetahuan umum, dan pemahaman atas konteks ujaran yang dimiliki agar dapat menghasilkan suatu pemahaman. Proses ini merupakan

proses pemecahan masalah (problem solving) karena penyimak memperkirakan

terlebih dahulu ujaran yang disimaknya berdasarkan masukan yang telah diterima. Membuktikan benar tidaknya apa yang telah diperkirakan melalui inferensi, memahami ambiguitas masukan tadi dan akhirnya sampai ke pemahaman makna ujaran.


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Setelah itu mengevaluasi untuk memberikan respons yang berbentuk kritik setuju, tidak setuju, memberikan saran, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa menyimak pemahaman benar-benar merupakan proses menyimak yang rumit untuk sampai pada tingkat pemahaman yang sama seperti yang dimaksud pembicara.

Rumitnya proses menyimak juga disampaikan oleh Paulston (1992:57), yang mengemukakan bahwa pemahaman atas wacana lisan merupakan proses aktif yang melibatkan perkataan, pengharapan, dan kemampuan linguistik maupun non linguistik yang menyertai wacana tersebut. Jadi penyimak akan melakukan kegiatan membuat perkiraan untuk mencocokkan kebenarannya serta mengubahnya bila perlu, sampai tercapainya pemahaman yang benar tentang wacana tersebut.

Untuk memahami materi simakan, penyimak akan merasa menjadi lebih mudah apabila ia mengetahui konteks wacana yang disimaknya. Hal itu karena penyimak dapat menggunakan pengetahuan yang telah mereka miliki untuk menafsirkan dan memahami materi simakan. Dengan kata lain pengetahuan penyimak sangat berperan dalam proses menyimak. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Zuchdi, D (1988:6) yang mengemukakan bahwa dalam proses menyimak, penyimak tidak memusatkan perhatian pada setiap kata yang disimaknya. Dipercontohkannya pada saat seseoarng menyimak TV atau radio, penyimak menangkap beberapa hal yang lainnya itu mungkin disebabkan karena kurangnya perhatian atau kurang tertariknya penyimak pada topik, atau kurang efisien mereka dalam menyimak. Jadi jelaslah sudah bagi kita bahwa


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pemahaman terhadap bahan simakan melewati proses yang rumit dan banyak faktor yang mempengaruhinya.

Menyimak bukan hanya sebatas mendengar (hear) saja, tetapi memerlukan kegiatan lainnya yakni memahami (understand) isi pembicaraan yang disampaikan oleh si pembicara. Lebih jauh lagi diharapkan dalam

menafsirkan (interpret) butir-butir pendapat yang disimaknya baik tersurat

maupun tersirat. Kegiatan selanjutnya dalam proses menyimak adalah kegaitan mengevaluasi (evaluate). Pada kegiatan ini si penyimak menilai gagasan baik dari segi keunggulan maupun dari segi kelemahannya. Kegiatan akhir yakni menanggapi (responding). Pada tahap akhir ini penyimak menyembut, mencamkan, menyerap, serta menerima gagasan yang dikemukakan oleh si

pembicara.(http://Heri-Satoto.com.2007:4)-hakikat-menyimak.//www.chang.

jaya.diunduh, 10 Juli 2010.

Berdasarkan hal tersebut, dalam menyimak diperlukan suatu kemampuan khusus. Kemampuan ini berarti kesanggupan, kecakapan dan kekuatan (Poerwadarminta, 1988:628). Menyimak dapat juga diartikan sebagai memperhatikan baik-baik yang diucapkan atau dibaca orang (Pusbinbangsa, 1988:840). Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat dirumuskan kemampuan menyimak itu adalah kemampuan, kesanggupan, kecapaian, siswa menerima dan memahami apa yang diucapkan atau dibaca orang lain. Seperti yang dikemukakan Bloom yang berhubungan dengan aspek kognitif di dalam menyimak dapat berupa kemampuan menyimak tingkat ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (Burhan Nurgiantoro, 1995:237).


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kegiatan menyimak yang baik menyangkut sikap, ingatan, persepsi, kemampuan membedakan, intelegensi, perhatian dan motivasi yang harus dikerjakan secara integral dalam tindakan yang optimal pada saat kegiatan menyimak berlangsung baik menyimak intensif maupun ekstensif. Menyimak intensif adalah menyimak yang diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol pada suatu hal tertentu baik dari program pengajaran bahasa maupun pemahaman serta pengetahuan umum secara kritis, konsentratif, kreatif, eksploratif interogratif, dan selektif, berbeda dengan menyimak ekstensif. Untuk melaksanakan dan mengoptimalkan kemampuan menyimak mahasiswa tersebut, salah satu pendekatannya adalah pendekatan kontekstual.

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa diantara empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca dan berbicara. Keterampilan menyimak dapat kita klasifikasikan ke dalam keterampilan berbahasa yang paling awal kita peroleh. Dalam kajian proses perolehan bahasa anak, maka keterampilan ini memegang peranan yang tidak kecil, bahkan dapat dikatakan sangat penting. Pengenalan satu wujud benda tertentu tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya penyebutan atau penamaan benda benda itu oleh orang lain atau anak. Perolehan suatu kata lewat pendengaran itulah yang memberikan makna pada benda yang diperlihatkan kepada anak tersebut. Jenis tes untuk mengukur kemampuan menyimak adalah tes respons

terbatas, tes respons pilihan ganda, dan tes komunikasi luas.


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan

mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya”. Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian. Bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimakpun harus diperhitungkan dalam menentukan maknanya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah mendengarkan lambang-lambang bunyi yang dilakukan dengan sengaja dengan penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi, interpretasi, reaksi dan evaluasi untuk memperoleh pesan, informasi, menangkap isi dan merespon makna yang terkandung di dalamnya.

b. Pengertian Berita

Berita berasal dari bahasa Sanksekerta, yakni Vrit yang dalam bahasa

Inggris disebut write, arti sebenarnya ialah ada atau terjadi. Sebagian ada yang

menyebut dengan Vritta, artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Vrita

dalam bahasa Indonesia karya (W.J.S. Poerwadarminta,1988:528) (berita) berita kabar atau warta, sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, arti berita diperjelas menjadi “laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”. Jadi, berita dapat diakitkan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi.

Menurut Turner Ctledge (dalam Idris, 1987:141), berita adalah segala sesuatu yang tidak anda ketahui pada pada hari kemarin. Sedangkan menurut


(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Robert Tyell (dalam Idris, 1987:141), berita adalah informasi yang baru,

menarik perhatian, mempengaruhi (effect) orang banyak, dan mempunyai

kekuatan untuk membangkitkan selera pengikutnya.

Menurut Henshall & Ingram (2000:7), berita adalah susunan kejadian setiap hari, sehingga masyarakat menerimanya dalam bentuk yang tersusun dan dikemas rapi menjadi cerita, pada hari yang sama di radio atau televisi dan keesokan hari di berbagai surat kabar. Berita yang faktual dan aktual sangat diperlukan bagi penerima berita.

Menurut Williard C.Bleyer (dalam Djuroto, 2000:47) berita adalah sesuatu yang termasa atau baru yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena ia dapat menarik pembaca-pembaca tersebut. Sedangkan menurut Dean M.Lyle Spencer (dalam Djuroto, 2000:47), berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca.

Suatu wacana dapat dikatakan sebagai berita apabila terdapat unsur 5W+1H yaitu: what (apa), who (siapa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa) dan how (bagaimana). Unsur 5W+1H harus melekat dalam setiap penulisan berita, tujuannya agar penyajian suatu informasi menjadi lengkap dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para pembaca atau pendengar/pemirsa televisi (Iskandar 2003:56).

Menurut Freda Morris (dalam Harahap, 2006:3), berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia.


(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sedangkan menurut Eric C. Hepwood (dalam Harahap, 2006:3), berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik kepentingan umum. Berita dapat juga diartikan semua yang tercetak dalam surat kabar atau media cetak. Juga semua yang ditayangkan dengan audio atau

video juga disebut berita (Setiawan.2006. Memahami Apa Itu Berita.

(

Asep

Setiawan,2006.:4)

Berdasarkan beberapa pengertian berita di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian berita adalah laporan yang berisi suatu peristiwa atau kejadian penting yang menarik perhatian orang banyak dan berita itu berisi tentang fakta atau sesuatu yang baru yang dapat dipublikasikan melalui media cetak atau media elektronik.

c. Hakikat Menyimak Berita

Menyimak berita adalah suatu proses kegiatan mendengarkan laporan yang berisi suatu peristiwa atau kejadian penting yang menarik perhatian orang banyak, dilakukan dengan penuh perhatian, pemahaman, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna yang terkandung didalamnya, yang disampaikan oleh pembawa berita.

- What (apa) : Artinya, apa yang tengah terjadi. Peristiwa atau kejadian apa

yang sedang terjadi dalam berita.

- Who (siapa) : Artinya, siapa pelaku kejadian atau peristiwa yang terjadi


(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Where (di mana) : Artinya, di mana peristiwa atau kejadian berita yang sedang berlangsung.

- When (kapan) : Artinya, kapan peristiwa atau kejadian berita itu

terjadi.

- Why (mengapa) : Artinya, mengapa kejadian yang ada dalam berita itu

bisa terjadi

- How (bagaimana) : Artinya, bagaimana kejadian yang ada dalam berita itu

bisa berlangsung.

Dalam sebuah berita terdapat 6 unsur berita yang disingkat menjadi

5W + 1H (what, who, where, when, why, dan how). (Putra 2006:38)

d. Tujuan Menyimak

Tujuan menyimak menurut Lagon (dalam Tarigan, 1994:56).

a. Menyimak untuk belajar, yaitu untuk memperoleh pengetahuan dari ujaran

pembicara.

b. Menyimak untuk menikmati keindahan audial, yaitu menyimak dengan

menekankan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan.

c. Menyimak untuk mengevaluasi. Menyimak dengan maksud agar dia dapat

menilai apa-apa yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, dan lain-lain).

d. Menyimak untuk mengapresiasi materi simakan. Orang menyimak agar


(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri. Orang menyimak

dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan ide, gagasan, maupun perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.

f. Menyimak dengan maksud dan tujuan dapat membedakan bunyi-bunyi

dengan tepat.

g. Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.

h. Menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat

yang diragukan (disarikan dari: Logan [et al]; Shrope dalam Tarigan 1994:56).

Setiawan (dalam Suratno 2006:16-18) menjelaskan bahwa tujuan pokok menyimak adalah sebagai berikut.

a. Untuk mendapatkan fakta. Banyak cara yang dilakukan oleh orang untuk

mendapatkan fakta yaitu pertama, dengan mengadakan eksperimen, penelitian, membaca buku, membaca surat kabar, membaca majalah, dan

sebagainya. Cara yang kedua untuk mendapatkan fakta sebagian orang

melakukannya dengan mendengarkan radio, melihat televisi, berdiskusi dengan sesama, dan lain sebagainya. Dari cara yang kedua tersebut, maka menyimak merupakan media untuk mendapatkan fakta atau informasi.

b. Untuk menganalisis fakta dan ide. Setelah mendapatkan fakta atau data,

penyimak kemudian melakukan analisis terhadap fakta atau ide tersebut dengan mempertimbangkan hasil simakan dengan pengetahuan dan pengalamannya.


(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Untuk mengevaluasi fakta atau ide. Dalam mengevaluasi fakta, penyimak

perlu mempertimbangkan sesuatu yang disimak dengan menggunakan pengetahuan dan pengalamannya. Berdasarkan evaluasi di atas penyimak boleh berpendapat : a) fakta yang disimak tersebut benar atau tidak, masuk akal atau tidak. Sehingga penyimak akan menyetujui atau mungkin menolak apa yang disampaikan oleh pembicara. b) fakta yang disampaikan berbeda dengan fakta yang pernah penyimak terima atau berbeda dengan pengalaman penyimak. Dari uraian tersebut, setelah dilakukan evaluasi dapat disimpulkan bahwa penyimak dapat : pertama mengemukakan pendapat, kedua menolak pendapat, ketiga meragukan fakta yang diterima, keempat mempertimbangkan fakta yang diterima, kelima menyimpulkan ide pokok, dan keenam menilai kebenaran fakta yang diterima.

d. Untuk mendapatkan inspirasi. Kita sering dihadapkan pada beberapa

masalah. Masalah-masalah tersebut belum tentu segera dapat kita selesaikan atau kita pecahkan. Untuk keperluan inilah kadang-kadang kita segera melibatkan kegiatan menyimak, baik menyimak pembicaraan seseorang, menyimak pidato seseorang dalam pertemuan, maupun menyimak cerita seseorang tamu tentang pengalaman hidupnya. Dengan demikian tadi sebenarnya penyimak bertujuan mendapat sesuatu inspirasi untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

e. Untuk memperoleh hiburan. Dalam kenyataan kita senantiasa dihadapkan

pada beberapa kesibukan dan beberapa masalah. Setelah pemikiran kita jenuh karena terlalu lelah, kita membutuhkan hiburan. Untuk memperoleh


(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

hiburan antara lain dapat kita lakukan dengan menyimak (a) nyanyian-nyanyian dari langgam jawa lewat radio, (b) tayangan-tayangan televisi, dan (c) pertunjukan-pertunjukan secara langsung.

f. Untuk memperbaiki kemampuan berbicara. Perlu kita ketahui bahwa

berbicara itu tidak mudah. Oleh karena itu, untuk memperlancar atau tingkatan kemampuan berbicara, antara lain dapat ditempuh lewat menyimak pembicaraan orang lain. hal ini tampak ketika kita belajar bahasa asing.

Berdasarkan tujuan-tujuan menyimak di atas, maka menyimak yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dari materi yang diperdengarkan. Selain itu, bertujuan untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri

e. Manfaat Menyimak

Menurut Setiawan (dalam Suratno 2006:16-18) manfaat menyimak sebagai berikut :

a. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi

kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu memberikan masukan-masukan tertentu yang menjadikan lebih berpengalaman

b. Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan dan


(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Memperkaya kosa kata, menambah perbendaharaan ungkapan yang tepat,

bermutu dan puitis. Orang yang banyak menyimak komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata-kata yang digunakan lebih variatif.

d. Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina

sifat terbuka dan objektif.

e. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial

f. Meningkatkan citra artistik jika yang di simak itu merupakan bahan simakan

yang isinya halus dan bahasanya. Banyak menyimak dapat menumbuh suburkan sikap apresiatif, sikap menghargai karya atau pendapat orang lain dan kehidupan ini serta meningkatkan selera estetis.

g. Menggugah kreativitas dan semangat mencipta untuk menghasilkan

ujaran-ujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri. Jika banyak menyimak, akan mendapatkan ide-ide yang cemerlang dan segar, pengalaman hidup yang berharga. Semua itu akan mendorong untuk giat berkarya dan kreatif.

Semua manfaat di atas, diharapkan diperoleh dalam kegiatan menyimak. Namun, dalam penelitian ini manfaat utama yang diperoleh adalah memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan.

f. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak

Menurut St.Y.Slamet (2009:18-19) aktivitas menyimak, terutama menyimak pembicaraan orang lain, bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur. Setiap orang selalu berusaha agar penyimaknya dapat efektif, untuk mendapatkan hasil yang


(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

maksimal. Beberapa unsur yang mempengaruhi keefektifan menyimak tersebut antara lain : (1) pembicara, (2) pembicaraan, (3) situasi, dan (4) penyimak. Hal tersebut dijelaskan berikut ini.

1) Pembicara adalah orang yang menyampaikan pembicaraan, ide, pesan,

informasi kepada penyimak melalui bahasa lisan. Keefektifan menyimak akan dipengaruhi oleh faktor pembicara ini. Kualitas, keahlian, kharisma, dan kepopuleran pembicara sangat berpengaruh terhadap para penyimaknya. Oleh karena itu, sejumlah faktor dituntut dari pembicara antara lain : penguasaan materi; berbahasa baik dan benar; percaya diri; berbicara sistematis yaitu bahan yang disampaikan hendaknya disusun secara sistematis dan logis untuk memudahkan penyimak; gaya bicara menarik; kontak dengan penyimak hendaknya dilakukan pembicara untuk

menyesuaikan diri, menghargai, menghormati serta menguasai

pendengarnya.

2) Pembicaraan adalah materi, isi pesan, atau informasi yang disampaikan oleh

pembicara kepada penyimak. Pembicaraan yang baik dan menarik akan

memenuhi hal-hal seperti : Aktual, hendaknya diusahakan masalah yang

hangat, baru agar diminati pendengar; berguna bagi pendengar; dalam pusat

minat penyimak; sistematis untuk memudahkan pendengar untuk mengikuti

alur pembicaraan ; seimbang, taraf kesulitan materi hendaknya seimbang

dengan taraf kemampuan dan pengalaman pendengar.

3) Situasi menyimak diartikan sesuai yang menyertai kegiatan menyimak di


(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

diperhatikan adalah : ruangan haruslah menunjang persyaratan akustik, ventilasi, penerangan, pengaturan tempat duduk, luas ruangan; waktu hendaknya diperhitungkan dengan tepat; suasana dan lingkungan diusahakan tenang, jauh dari kebisingan, pemandangan yang mengganggu konsentrasi dan sebagainya ; peralatan hendaknya mendukung keefektifan menyimak.

4) Penyimak adalah orang yang mendengarkan dan memahami isi bahan

simakan yang disampaikan oleh pembicara. Dari beberapa faktor yang telah dikemukakan penyimak merupakan faktor yang paling menentukan keefektifan dalam peristiwa menyimak. Beberapa hal yang terkait dengan penyimak adalah : (1) kondisi fisik dan mental penyimak dalam keadaan baik dan stabil; (2) konsentrasi penyimak ; (3) bertujuan, penyimak mempunyai tujuan yang jelas dalam menyimaknya; (4) berminat, merupakan dasar aktivitas seseorang. Oleh karena itu penyimak hendaknya mempunyai minat yang kuat terhadap bahan yang disimaknya; (5) berkemampuan linguistik, kemampuan linguistik dan non linguistik sangatlah bermanfaat sebagai sarat memahami, menginterpretasi dan menilai bahan simakan; (6) berpengetahuan dan berpengalaman yang luas akan memudahkan dalam menerima, mencerna, memahami dan mereaksi bahan simakan.


(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

g. Tips Menjadi Pendengar yang Baik

Berikan perhatian penuh pada orang yang berbicara, jangan melihat keluar jendela atau apapun yang terjadi dalam ruangan.

Yakinkan bahwa dirimu dalam keadaan fokus. Pikiranmu akan mudah terpecah jika kamu berfikir kamu tahu apa yang akan dikatakan selanjutnya, padahal kamu bisa saja salah. Jika kamu merasa pikiranmu terpecah, ubah posisi tubuhmu dan cobalah untuk berkonsentrasi dengan kata-kata pembicara.

Biarkan pembicara selesai sebelum kamu berbicara. Pembicara akan lebih senang jika mendapat kesempatan untuk menyelesaikan apa yang ingin disampaiakn tanpa disela. Ketika kamu menyela, kamu jadi tampak seperti sedang tidak mendengarkan.

Dengarkan dulu sampai selesai sebelum kamu bicara. Kamu tidak akan bisa sungguh-sungguh mendengarkan jika kamu sibuk memikirkan apa yang ingin kamu katakan.

Dengarkan ide pokoknya. Ide pokok adalah hal terpenting yang ingin disampaikan pembicara. Ide pokok tersebut mungkin saja disebutkan di depan atau di akhir, dan diulang berkai-kali. Perhatikan kalimat yang dimulai dengan frase seperti “intinya adalah… “ atau “ yang perlu diingat adalah..”

Bertanyalah jika kamu tidak yakin telah mengerti dengan apa yang dikatakan oleh pembicara, bertanyalah. Salah satu cara yang bagus adalah kamu mengulang kembali kata-kata pembicara, bertanyalah. Salah satu cara yang bagus adalah kamu mengulang kembali kata-kata pembicara sehingga kamu dapat yakin betul bahwa pemahamanmu itu benar. Contohnya, kamu bisa


(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berkata, “ketika kamu bilang tidak ada zebra yang sama, apakah yang kamu maksud adalah garis zebra tersebut?”.

Berikan umpan balik. Duduklah dengan tegap dan perhatikan pembicara secara langsung. Tunjukkan bahwa kamu mengerti. Kemudian kamu juga bisa tambahkan dengan tersenyum, mengernyitkan dahi. (Naney, 2007:133).

h. Pembelajaran Menyimak yang Efektif

Tujuan pembelajaran menyimak di sekolah adalah agar siswa mempunyai kemampuan dalam aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Untuk mencapai tujuan tersebut pembelajaran menyimak sudah mendapat tempat tersendiri dalam pembelajaran menyimak merupakan satu proses. Menurut Djago Tarigan (1986:6.3) pembelajaran menyimak merupakan satu proses. Dalam proses pembelajaran tersebut melibatkan tujuh komponen, yaitu siswa, guru, tujuan, bahan, metode, media dan evaluasi.

Agar kegiatan pembelajaran menyimak dapat efektif maka ketujuh

komponen tersebut ditunjang dengan penggunaan media Audio Visual Video

Compact Disk (VCD). Perpaduan antara tujuh komponen pembelajaran dan

penggunaan media Audio Visual Video Compact Disk (VCD) diharapkan

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Menurut Djago Tarigan ketujuh komponen pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :


(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Siswa merupakan subjek dan bukan objek. Berhubung siswa merupakan

subjek maka sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini kompetensi siswa diutamakan sehingga guru harus memperhatikan minat, bakat dan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa. Dengan begitu guru akan mengetahui bagaimana cara menangani anak yang satu dengan anak yang lainnya karena sudah tahu kesulitan masing-masing siswanya.

2. Guru mempunyai peran sebagai motivator, fasilitator dan mediator dalam

proses pembelajaran. Dengan begitu guru berfungsi menjembatani agar siswa dapat melakukan kegiatan menyimak dengan memberikan motivasi, memfasilitasi dan memberikan media yang memadai.

3. Tujuan kegiatan pembelajaran dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.

Tujuan pembelajaran menyimak ditentukan oleh guru yang berpedoman pada kurikulum dan silabus yang berlaku saat ini. Tujuan pembelajaran harus diberitahukan pada siswa agar siswa mengetahui akan dibawa kemana mereka. Dengan demikian akan terjadi hubungan yang positif antara guru dengan siswa karena siswa tahu tujuan yang akan dicapai.

4. Bahan dan materi. Untuk mencapai tujuan yang telah digariskan dalam

silabus, maka dalam menentukan materi dan bahan pembelajaran harus sesuai pula. Dalam memilih bahan harus disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan siswa, dan menarik.

5. Metode, Agar tujuan dapat tercapai guru harus mampu memilih,

mengkombinasikan, dan mempraktekkan metode yang sesuai dengan materi.


(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Media. Fungsi media adalah untuk memperjelas materi yang disampaikan

sehingga dalam memilih media pembelajaran harus sesuai dengan materi saat itu.

7. Evaluasi. Evaluasi dapat berfungsi sebagai umpan balik bagi guru dalam

mengadakan proses pembelajaran. Dari hasil evaluasi guru dapat

mengukur keberhasilan penyusunan dan pelaksanaan program

pembelajaran.

Masih menurut Djago Tarigan (1986:6.22) teknik pembelajaran menyimak yang efektif adalah : (1) Dengar dan ucap berkali-kali, (2) Dengar dan kerjakan, (3) menemukan benda, (4) bisik berantai, (5) Simon bilang, (6) menyelesaikan cerita, (7) identifikasi kata-kata kunci, (8) identifikasi kalimat topik, (9) merangkum, (10) parafrase, (11) menjawab pertanyaan.

Menyimak merupakan suatu proses, dalam proses menyimak tersebut dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : (1) pembicara, (2) pembicaraan, (3) situasi, dan (4) penyimak.

Jika diperhatikan dari faktor penyimak sendiri dituntut mempunyai kemampuan. Kemampuan tersebut adalah : (1) kemampuan untuk memusatkan perhatian, (2) kemampuan menangkap bunyi, (3) kemampuan linguistik dan nonlinguistik, (4) kemampuan untuk memverifikasi, (5) kemampuan untuk merespon, dan (7) kemampuan untuk mengingat.

Selain penyimak harus mempunyai kemampuan beragam sebelum mengikuti pembelajaran menyimak, guru diharapkan mampu mengetahui kemampuan daya simak siswanya. Untuk dapat mengetahui daya simak


(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

siswanya guru mengupayakan agar penyimak mau mengadakan pendugaan terhadap daya simaknya pribadi. Dengan mengetahui daya simak siswanya, diharapkan guru akan mengetahui kesulitan yang dialami sehingga mampu mencari dan memberi solusi yang tepat untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswanya.

Salah satu metode yang sudah dikembangkan untuk mengetahui daya semak adalah yang dikembangkan oleh Greene dan Petty yaitu “Checking Up On My Listening” atau daya duga simak diri dalam Djago Tarigan (1986:4.6). Butir-butir yang dikembangkan oleh mereka adalah mencakup lima hal, yaitu : (1) kesiapan fisik dan mental, (2) konsentrasi, (3) pemahaman akan arah pembicaraan, (4) pembuktian ide pokok, dan (5) penilaian.

Setelah guru mengetahui kemampuan masing-masing siswanya dalam menyimak, maka dia dapat menggolongkannya dalam catatan pribadinya tentang posisi siswa tersebut, sehingga dalam proses pembelajaran tidak akan lagi mengalami kesulitan karena guru sudah dapat mengantisipasi dari hasil daya simak pribadi tersebut.

Untuk dapat menggolongkan siswa-siswanya dalam hal menyimak guru dapat menggunakan ciri-ciri di bawah ini, termasuk penyimak yang baik atau tidak. Adapun ciri-ciri penyimak yang baik adalah : (1) siap fisik dan mental, (2) konsentrasi, (3) motivasi, (4) obyektif, (5) menyeluruh, (6) menghargai, (7) selektif, (8) sungguh-sungguh, (9) tidak mudah terganggu, (10) cepat menyesuaikan diri, (11) kenal arah pembicaraan, (12) kontak dengan pembicara, (13) merangkum, (14) mengevaluasi, dan (15) merespon


(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

i. Penilaian Keterampilan Menyimak Berita

Dalam penilaian berbasis kelas, evaluasi dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran. Demikian halnya penilaian keterampilan menyimak berita, dilakukan lewat penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian hasil hanya merujuk pada hasil simakan siswa yang berupa respon atau jawaban-jawaban terhadap pertanyaan, apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana tentang berita yang didengar, sedangkan penilaian pada proses dilakukan dengan menggunakan model instrumen penilaian yang dirancang guru.

Penilaian hasil dapat dilakukan dengan menggunakan tes. Tes keterampilan menyimak dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa menangkap dan memahami informasi yang terkandung di dalam wacana yang diterima melalui saluran pendengaran (Nurgiantoro, 1988:214). Untuk tes kemampuan menyimak, pemilihan bahan tes lebih ditekankan pada keadaan wacana, baik dilihat dari segi tingkat kesulitan, isi dan cakupan, maupun jenis-jenis wacana (Burhan Nurgiyantoro, 1988:214)

Instrumen tes yang diberikan berupa perintah kepada siswa untuk

menyimak berita menggunakan media Audio Visual Video Compact Disk

(VCD) dan mengerjakan soal berupa soal pemahaman untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap hasil simakan dan soal esei terbuka.

Kisi-kisi dalam pembuatan soal mengacu pada kurikulum 2006 kelas VII pada tingkat kemampuan berbahasa, yaitu pada keterampilan mendengarkan. Kompetensi dasar tersebut mempunyai beberapa indikator, yaitu (1) mampu menjawab pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa


(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan bagaimana tentang berita yang didengar, (2) mampu mengungkapkan kembali isi berita.

(1) Untuk soal pemahaman isi berita mengacu pada indikator mampu

menjawab pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana tentang berita yang didengar

No Aspek Interval Skor Kategori Kriteria

1 Apa 3

2 1 0 Sangat baik Baik Cukup Kurang

Tepat dan lengkap mengungkapkan isi berita

Tepat tetapi kurang lengkap mengungkapkan isi berita Kurang tepat dan kurang lengkap mengungkapkan isi berita itu Jawaban salah

2 Siapa 3

2 1 0 Sangat baik Baik Cukup Kurang

Tepat dan lengkap mengungkapkan isi berita

Tepat tetapi kurang lengkap mengungkapkan isi berita Kurang tepat dan kurang lengkap mengungkapkan isi berita itu Jawaban salah

3 Di mana 4

3 2 1 Sangat baik Baik Cukup Kurang

Tepat dan lengkap mengungkapkan isi berita

Tepat tetapi kurang lengkap mengungkapkan isi berita Kurang tepat dan kurang lengkap mengungkapkan isi berita itu Jawaban salah

4 Kapan 4

3 2 1 Sangat baik Baik Cukup Kurang

Tepat dan lengkap mengungkapkan isi berita

Tepat tetapi kurang lengkap mengungkapkan isi berita Kurang tepat dan kurang lengkap mengungkapkan isi berita itu Jawaban salah


(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5 Mengapa 5

4 3 2 Sangat baik Baik Cukup Kurang

Tepat dan lengkap mengungkapkan isi berita

Tepat tetapi kurang lengkap mengungkapkan isi berita Kurang tepat dan kurang lengkap mengungkapkan isi berita itu Jawaban salah

6 Bagaimana 6

5 4 3 Sangat baik Baik Cukup Kurang

Tepat dan lengkap mengungkapkan isi berita

Tepat tetapi kurang lengkap mengungkapkan isi berita Kurang tepat dan kurang lengkap mengungkapkan isi berita itu Jawaban salah

ƊiǂϜȖ̜Ϝ̜ǂ Ƥ pȖ̜ ǂϜȖ̜Ϝ ik ϜǂƤ pȖ̜ k \Ϝ

Di bawah ini adalah tabel mengenai kategori rata-rata kumulatif indikator mampu menjawab pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana.

Tabel 4. Daftar Penilaian Rata-rata Kumulatif Indikator Mampu Menjawab Pertanyaan Apa, Siapa, Di Mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana.

No Kategori Rentang

Skor Frekuensi

Bobot

Skor % Rata-rata 1 Sangat baik 86-100

2 Baik 76-85 3 Cukup 56-74 4 Kurang 10-55

Burhan Nurgiyantoro.2010. Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi. Yogyakarta : BPFE.


(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(2) Untuk soal esei terbuka mengacu pada indikator mampu mengungkapkan

kembali isi berita yang didengar. Pedoman penilaian dan kategori penilaiannya sebagai berikut.

Tabel 5. Daftar Penilaian Esei Menyimak Berita

Aspek Interval Skor

Kategori Kriteria

Mampu

mengungkapkan kembali isi berita yang didengar

86 – 100

71 – 85

65 – 70

0 – 55

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Isi berita sangat tepat, sesuai dengan isi, dan minimal 3 kalimat

Isi berita tepat, kurang sesuai dengan isi, dan minimal 2 kalimat

Isi berita kurang tepat, tidak sesuai dengan isi, dan hanya 1 kalimat

Tidak ada jawaban

Di bawah ini adalah tabel mengenai kategori nilai kumulatif menyimak berita.

Tabel 6. Kategori Nilai Kumulatif Menyimak Berita

No Kategori Rentang

Skor Frekuensi

Bobot

Skor % Rata-rata 1 Sangat baik 86-100

2 Baik 71-85 3 Cukup 68-70 4 Kurang 0-55

Tes menyimak berdasar tingkatan penguasaan siswa :

1. Tes Kemampuan Menyimak Tingkat Ingatan

Tes kemampuan menyimak pada tingkat ingatan sekadar menuntut siswa untuk mengingat fakta atau menyatukan kembali fakta-fakta yang terdapat di dalam


(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

wacana yang telah diperdengarkan. Fakta dalam wacana dapat berupa tanggal, tahun, peristiwa dan sebagainya. Bentuk tes yang dipergunakan dapat tes bentuk objektif, isian singkat, ataupun bentuk pilihan ganda.

2. Tes Menyimak Tingkat Pemahaman

Tes keterampilan menyimak pada tingkat pemahaman menuntut siswa untuk dapat memahami wacana yang dipergunakan. Pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman terhadap isi wacana, hubungan, hubungan antar kejadian, hubungan antar ide, hubungan sebab akibat, dan sebagainya. Pemahaman pada tingkat ini belum kompleks benar, belum menuntut kerja kognitif tingkat tinggi. Bentuk tes yang dipergunakan esai ataupun bentuk objektif.

3. Tes Menyimak Tingkat Penerapan

Diharapkan siswa dapat menerapkan konsep atau masalah tertentu pada situasi yang baru misalnya, diperdengarkan beberapa buah wacana dengan gambar yang sesuai. Tingkat kesulitannya bergantung sederhana atau kompleksnya wacana gambar.

4. Tingkat Kemampuan Menyimak Tingkat Analisis

Tes keterampilan menyimak pada tingkat analisis menuntut siswa untuk melakukan kerja analisis, untuk memilih alternatif jawaban yang tepat. Analisis yang dilakukan berupa analisis detail informasi, mempertimbangkan bentuk dan aspek kebahasaan tertentu, menemukan hubungan kelogisan, sebab akibat dan lain-lain.

Jawaban terhadap pertanyaan dapat dinilai berdasarkan tepat atau tidaknya jawaban ini dengan melakukan penskoran berdasarkan jumlah soal


(55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan bobot soal, sedangkan hasil simakan siswa yang berupa respon dinilai berdasarkan tepat atau tidak respon itu dengan apa yang akan diungkapkan atau diperintahkan dalam bahan simakan (Subyantoro dan Hartono 2003:14). Aspek-aspek penilaian ditentukan berdasarkan indikator pencapaian hasil pelajar. Penilaian proses dapat dilakukan dengan menggunakan model instrumen yang dirancang guru.

2. Hakikat Media Pembelajaran Audio Visual VCD

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’. Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis, untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.(Sri Anitah, 2009:1)

b. Pengertian Media Audio Visual VCD

Media audio visual merupakan media pembelajaran yang pemakaiannya dilakukan dengan cara diproyeksikan melalui arus listrik dalam bentuk suara.

Misalnya, radio, tape recorder. Dan media yang diproyeksikan ke layar

monitor dalam bentuk gambar dan suara misalnya, Televisi, Video, Film,


(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu melainkan sekaligus bisa mendengar segala sesuatu yang divisualisasikan (Hastuti, 2006:208).

Djamarah dan Zain (2006:124-125) menjelaskan bahwa media audio visual

adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media

yaitu media yang pertama adalah media audio visual diam yaitu media yang

menampilkan suara dan gambar seperti film bingkai suara (sound slides).

Film rangka suara, dan cetak suara. Sedangkan media yang kedua adalah

audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette.

Media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini berupa Audio

Visual Video Compact Disk (VCD). Media Audio Visual Video Compact Disk

(VCD) merupakan perpaduan antara media suara (audio) dan media gambar (visual) yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Media ini mampu menggugah perasaan dua pikiran siswa, memudahkan pemakaian materi dan menarik minat siswa untuk belajar.

Media Audio Visual Compact Disk (VCD) mempunyai dua perangkat,

yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (Software). Adapun

perangkat keras dari video compac disk (VCD) adalah player atas alat yang

memproses perangkat lunak ke dalam tampilan gambar. Sedangkan,

perangkat lunaknya adalah berupa kepingan disk, yang berisi data yaitu


(57)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kedua perangkat tersebut dalam menampilkan gambar, alat tersebut berupa televisi.

Penggunaan media Audio Visual Video Compact Disk (VCD) dalam

proses pembelajaran menyimak berita diharapkan dapat mempertinggi proses dan hasil pembelajaran sehingga kompetensi ini benar-benar dikuasai siswa. Selain itu menjadikan proses pembelajaran lebih bervariasi dan menarik, karena dengan penggunaan media audio visual siswa tidak hanya dapat mendengar tetapi juga bisa melihat segala sesuatu yang disimaknya. (Thomas C.Harly, 2006:4).

c. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannya.

1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket computer dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera dengan mudah dapat direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan.

2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu


(58)

berhari-perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan

tenik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya : bagaimana

proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Disamping dapat dipercaya, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Media dapat diedit sehingga guru dapat menampilkan bagian-bagian utama dari ceramah, pidato atau urutan kejadian dengan memotong bagian yang diperlukan. Kemampuan media ini memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi salah penafsiran.

3. Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek kejadian ditransformasikan melalui ruang selanjutnya disajikan kepada sejumlah besar siswa. Dewasa ini media distribusi tidak terbatas pada satu kelas atau satu sekolah di dalam suatu wilayah tertentu. Sekali informasi di rekam dalam format media, ia dapat direproduksi berapapun yang diinginkan.

d. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru.


(59)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi medi pembelelajaran khususnya media visual, yaitu : (1) fungsi atensi yaitu menarik dan emngarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan; (2) fungsi afektif dapat terlihat dari kenikmatan siswa ketika membaca teks yang bergambar ; (3) fungsi kognitif bertujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar; (4) fungsi kompensatoris adalah untuk mengakomidasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran.

e. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Kemp & Dayton (1985:3-4) keuntungan penggunaan media pembelajaran penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pembelajaran berjalan amat lambat. Hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif adalah dengan pembelajaran langsung sebagai berikut : (1) penyampaian pelajaran menjadi lebih baku; (2) pengajaran bisa lebih menarik; (3) pembelajaran menjadi lebih interaktif; (4) lama waktu pengajaran bisa dipersingkat; (5) kuliatas hasil belajar dapat ditingkatkan ; (6) pengajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan; (7) sikap positif siswa terhadap apa yang dipelajari semakin meningkat; (8) beban guru untuk penjelasan berulang-ulang bisa dihilangkan sehingga bisa lebih memusatkan perhatian dalm hal yang lain, misalnya sebagai konsultan atau penasehat siswa.


(60)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

f. Karakteristik Media Pembelajaran

Menurut Arief S.Sadiman, dkk (2002:19-80) dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam khasanah pendidikan seperti ilmu mencetak, tingkah laku komunikasi dan laju perkembangan elektronik, media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai format masing-masing dengan ciri-ciri dan kemampuannya sendiri. Dari sini ada pengelompokkan atau klasifikasi menurut ciri dan karakteristiknya. Beberapa contoh usaha ke arah taksonomi media tersebut antara lain : (1) Taksonomi menurut Rudy Bretz mengidentifikasi ciri utama media menjadi 3 unsur yaitu suara, visual, dan gerak. (2) Hirarki menurut Duncan, dalam menyusun taksonomi media menurut hirarki pemanfaatannya untuk pendidikan. (3) Taksonomi menurut Briggs lebih mengarahkan pada stimulus atau rangsangan yang ditimbulkan dari media sendiri, yaitu adanya karakteristik siswa, tugas pembelajaran dan transmisinya.

g. Jenis-jenis Media Pembelajaran

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang pernah dilakukan dan dapat dijadikan pembanding adalah “Pelaksanaan Pembelajaran Menyimak dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Studi Kasus Siswa Kelas VII SMPN 3 Bendosari)” oleh Supatmi, 2009. Penelitian yang dilakukan Supatmi membahas tentang pembelajaran menyimak yang meliputi : (1) persepsi guru bahasa Indonesia terhadap KTSP, (2) perencanaan pembelajaran menyimak, (3) pelaksanaan pembelajaran menyimak, (4) kendala yang


(61)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dihadapi dalam pembelajaran menyimak, dan (5) cara mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran menyimak.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa : (1) persepsi guru bahasa dan sastra Indonesia terhadap KTSP cukup baik, (2) perencanaan pembelajaran sudah disusun guru dalam pelaksanaan pembelajaran beserta perangkatnya, (3) pelaksanaan pembelajaran menyimak belum sepenuhnya mengarah pada pembelajaran kontekstual, (4) kendala-kendala yang dihadapi guru atau sekolah dalam pembelajaran menyimak, yaitu sedikitnya waktu yang disediakan, rendahnya motivasi siswa, sistem pengelolaan kelas yang kurang tepat, pola pembelajaran yang dilakukan guru belum maksimal, dan sistem penilaian yang dilakukan guru belum sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku saat ini, dan (5) cara mengatasi kendala-kendala yang dihadapi, yaitu memberikan tugas yang dikerjakan di rumah, guru berusaha menyediakan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan

keterampilan menyimak, guru aktif dalam berbagai kegiatan workshop, seminar

MGMP, dll, memotivasi siswa dengan membuat pembelajaran menyimak yang menarik, guru berusaha membuat rencana pembelajaran yang menarik, guru berusaha membuat rencana pembelajaran yang baik dan dilaksanakan dengan baik pula, dan guru berusaha membuat sistem penilaian proses dan hasil pembelajaran menyimak.

Penelitian tersebut mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yakni sama-sama berupa penelitian kualitatif di SMP, tetapi obyek dan kajiannya berbeda. Penelitian tersebut dilakukan di SMPN 1 Bendosari Sukoharjo, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti di SMPN 2 Sukoharjo. Kajian yang


(1)

c. Membiasakan Penggunaan Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran Audio Visual (VCD) dalam pembelajaran, khususnya menyimak harus senantiasa dibiasakan, karena dengan penggunaan media pembelajaran kesulitan dalam pembelajaran dapat diatasi dan menumbuhkan rasa senang pada diri siswa. Sehingga peningkatan keterampilan menyimak dapat tercapai.

d. Memberi kesempatan pada siswa

Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar dan mengajar sangat menarik perhatian siswa karena pembelajaran tidak berpusat pada guru tetapi pada media yang diproyeksikan melalui pesawat televisi. Hal ini memberi kebebasan pada siswa untuk menemukan sendiri apa yang disimaknya. Jadi peran guru dalam pembelajaran hanya sebagai fasilitator dan mengarahkan saja bila perlu.

C. Saran

1. Saran untuk guru

a. Kepada para guru, khususnya guru meta pelajaran Bahasa Indonesia dapat menerapkan penggunaan media pembelajaran Audio Visual VCD dalam rangka peningkatan keterampilan menyimak.

b. Kepada para guru, khususnya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu lebih meningkatkan pengetahuannya tentang penggunaan berbagai media dalam pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar lebih menarik dan tidak membosankan


(2)

c. Khususnya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia senantiasa harus memberi contoh atau keteladanan serta memberikan motivasi pada siswa agar dapat meningkatkan keterampilan menyimak.

2. Saran untuk Kepala Sekolah

a. Kepala Sekolah perlu mengupayakan peningkatan profesionalisme guru yang berkaitan penggunaan multi media dalam pembelajaran, khususnya penggunaan media pembelajaran baik yang diproyeksikan maupun yang tidak diproyeksikan.

b. Kepala Sekolah perlu mengupayakan fasilitas-fasilitas yang menunjang terselenggaranya pembelajaran dengan multi media.

3. Saran untuk Dinas Pendidikan

Dinas pendidikan dan kebudayaan hendaknya dapat memfasilitasi terselenggaranya pelatihan-pelatihan terhadap pengembangan profesionalisme guru, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan berbagai multi media dalam pembelajaran.

4. Saran untuk Penelitian lain

Karena keterbatasan yang ada pada diri peneliti, penelitian ini tentu masih ada kekurangan-kekurangan yag perlu disempurnakan. Maka dari itu, kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjut yang sejenis, disarankan :

a. Menyusun perencanaan yang lebih baik dan sistematis agar benar-benar diperoleh hasil yang maksimal


(3)

b. Tindakan perbaikan pada tiap-tiap siklus pada penelitia belum optimal. Maka dari itu kepada peneliti lain yang sejenis perlu adanya penekanan lagi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Don. 2000. Listening the Ear dan development the World of Dr.Alfred A> Tomatis. Internert : http: //www.newhorizon.ord. Diunduh 5 Mei 2004 Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Ketrampilan Menyimak. Jakarta:

Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Djago Tarigan, 1986a. Keterampilan Menyimak. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka

Djago Tarigan, 1986b. Keterampilan Menyimak. Jakarta. Karunika Universitas Terbuka

Djuroto, Totok. 2002. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Furchan, Arif. 1982. Pengantar Penilaian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha nasional

Gray, John. 1998. The language learner as Teacher. The use of Interactive dieries in Teacher Traning. ECT. Journal. Number 1

Harahap, Arifin. 2006. Jurnalistik Televisi Teknik Memburu dan Menulis Berita. Jakarta: PT Gramedia.

Hastuti, Sri. 1996. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Henshall, Peter dan David Ingram. 2000. Menjadi Jurnalis. Jogjakarta: LkiS.

Henry Guntur Tarigan. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Idris, Soewardi. 1987. Jurnalistik Televisi. Bandung: Remadja Karya.

Muda, Iskandar Deddy. 2003. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.


(5)

Nurgiantoro, Burhan.1988. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jogjakarta: BPFE.

Putra, Sareb Masri. 2006. Teknik Menulis Berita dan Feature. Jakarta: Gramedia. Sarwiji Suwandi, 2008, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Modul PLPG, UNS Press. Sarwiji Suwandi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah.

Surakarta: FKIP UNS

Sri Anitah. 2009. Media Pembelajaran. LPP UNS dan UPT Penerbitan dan

Pencetakan UNS (UNS Press)

Suharsini Ari Kunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Supadmi. 2009. Pelaksanaan Pembelajaran Menyimak dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Studi Kasus Siswa Kelas VII SMP N 3 Bendosari Sukoharjo) Tesis Prodi S2 Pendidikan Bahasa Indonesia. Surakarta: UNS Suratman. 2007. Pelaksanaan Pengajaran Menyimak (Studi Kasus di Sekolah

Menengah Pertama) Tesis Prodi S2 Pendidikan Bahasa Indonesia.

Surakarta: UNS

Surtikanthi, Sri Hartini, 2009, Pendalaman Media Pembelajaran dan Evaluasi, Depdiknas, UMS

Rahmina, Iim. 2006. Upaya Meningkatan Kemampuan Menyimak Pembelajar BIPA. (http/www.Lalf.Edu/kipbipa?Papers/Iim Rahmina.Doc)

Riyanto, Yatim.2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.

Setiawan, Asep. 2006. Memahami Apa Itu Berita. (http:/freejournalist. Wordpress. com? Diunduh 2006/07/09/ Memahami-apa-itu-berita/)

Subyantoro dan Bambang Hartono. 2003. Pengembangan Kemampuan Berbahasa (Pembelajaran Keterampilan Mendengarkan, Berbicara, Membaca, dan Menulis). Makalah Disajikan pada Pelatihan Terintegrasi Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun 2003

Suratno. 2006. Keterampilan Menyimak Berita Melalui Audio Visual dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiry pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 1 Tarub Kabupaten Tegal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Sutari,Ice dkk. 1997. Menyimak. Jakarta: Depdikbud.


(6)

St.Y.Slamet, 2009. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia, UNS Press Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Nancy, Brouwer, December 2007, you probably spend more time using your listening skills than any other kind of skill. Like other skills, Listening takes practise. Journal of Listening Skill no.17. vol-2-PP-133-123.

Thomas C.Harley, November 2006, Audio visual research collections and their preservation. Journal of audio visual research : vol.3 no.2 PP.112-123

By Rubby.s.Denver. The technical challenge of audio visual preservation. Journal of Teaching and Media Vo.19 No.2 PP.177-178

By Marthyn, Sharon American Educational Journal Vol.117. No.2. PP.262-272. Juan Enrigue Huerta-Wong, Richard Schoech, Universitas Monterrey, Universitas

Texas, Pengalaman Pembelajaran dan lingkungan pembelajaran : Kasus dalam kemampuan keterampilan menyimak aktif.

Hyslop, Nancy B – Tone Bruce, Februari -2010,Listening= Aoe weteacling It, and if so ,How? Journal of ERIC Clearinghouse on Reading and Communication Skills. Vol 14 PP-221-231.

Bunga Impian Semusim : Hakikat Menyimak-Windows Internet Eksplorer Tuesday, April 17, 2007.E:\hakikat-menyimak.html.

Nancy, Brouwer, 2007, you probably spend more time using your listening skills than any other kind of skill. Like other skills, Listening take practise. Journal of Listening Skill no.17. vol-2-PP-123-133.

Penulisan Daftar Pustaka dari Internet. Contoh : Heri Satoto. 2006. “Kakikat Menyimak” (Online)


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Audio terhadap Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

0 4 175

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111

Peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual siswa kelas VIII semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun pelajaran 2013/2014

3 35 174

PEMANFAATAN PROGRAM MEDIA AUDIO VISUAL, VIDEO COMPACT DISK (VCD) PADA PEMBELAJARAN KIMIA-SMA.

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MENGGUNAKAN MEDIA TEKS BACAAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII- F SMP NEGERI 2 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 8

Media audio visual, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara.

0 4 26

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menyimak Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Karanganyar 02 Tahun Ajaran

0 0 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menyimak Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Karanganyar 02 Tahun Ajaran

1 1 16

Peningkatan Keterampilan Menyimak Menggunakan Media Audio Visual Animasi pada Siswa Kelas VII D SMP 1 Margasari Kabupaten Tegal.

0 1 2

Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Metode Peta Pikiran melalui Media Audiovisual pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 36 Semarang.

0 0 2