Tinggi pengaruh iklan televisi terhadap citra merek brand image Pocari Sweat khususnya pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU merupakan suatu hal
yang menarik untuk diketahui. Melalui pengamatan penulis, tingkat konsumsi Pocari Sweat pada Fakultas ini tergolong cukup tinggi bila dibandingkan dengan
minuman isotonik lainnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas iklan TV telah
menjadi suatu media untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen, tetapi apakah setiap iklan yang telah dilakukan akan dapat mempengaruhi citra merek
brand image? Efektifitas sebuah iklan tentunya dapat dilihat dari citra merek brand image yang tercipta. Berangkat dari fenomena tersebut di atas, peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul: ”Analisis Pengaruh Iklan TV Pocari Sweat Terhadap Citra Merek Brand Image”. Penelitian diadakan dengan
melakukan survei terhadap mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
B. Perumusan Masalah
Persaingan yang semakin ketat dan diferensiasi produk yang semakin sulit dilakukan, strategi periklanan yang efektif tentunya menjadi suatu strategi
tersendiri bagi perusahaan untuk tetap menjaga pelanggannya. Akan tetapi perusahaan tentunya perlu mengetahui apakah periklanan yang dilakukan
membawa dampak yang signifikan, khususnya terhadap citra merek brand image
? Agar masalah dapat terjawab secara akurat maka masalah yang akan diteliti perlu dirumuskan secara spesifik. Berdasarkan uraian dalam latar belakang
masalah maka perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
”Apakah iklan TV berpengaruh terhadap citra merek brand image Pocari Sweat pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU?”
C. Kerangka Konseptual
Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Iklan bersifat persuasif, di mana pada tiap bagian
iklan, pesan yang disampaikan berusaha untuk mempengaruhi pemirsa. Dikatakan oleh Sutherland dan Sylvester 2004:81, “Iklan mampu mempengaruhi image,
perilaku, sikap, dan persepsi pemirsa terhadap merek”. Iklan yang ditayangkan di media TV
diharapkan mendapat tempat
di hati atau disukai oleh
pemirsa. Sikap pemirsa terhadap iklan dapat diteliti melalui
perasaan suka atau tidak suka terhadap stimuli-stimuli yang ditampilkan pada iklan. Sikap terhadap iklan bekerja melalui sebuah proses tanggapan atau reaksi
pemirsa terhadap elemen-elemen stimuli-stimuli dari periklanan. Tanggapan dan reaksi ini dapat diartikan pada saat pemirsa sedang melihat, mendengar, atau
berpikir tentang suatu iklan. Rossiter dan Percy 1997:197 menyatakan, “Processing
responses are made to stimulus details elements contained in the advertisement. These elements or stimuli, depending on the advertising medium,
can be pictures still or video, words seen or heard, music or other special effects, that comprise the various details of the ad.”
Pemirsa akan merespon stimuli yang terkandung dalam suatu iklan melalui elemen iklan, yang terdiri dari: suara, musik, kata-kata, gambar, warna,
dan gerakan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 1.1 Kerangka konseptual
Sumber: Rossiter dan Percy 1997:197, Sutherland dan Sylvester 2004:81 diolah penulis.
D. Hipotesis