5. 7. Tulangan Geser 5. 8. Analisa Balok Kantilever 5. 8. 1. Defleksi Balok Kantilever 5. 8. 2. Hmin Balok 5. 8. 3. Bentang Balok kantilever 5. 8. Pemilihan Dilatasi Balok 5. 9. Perhitungan Pondasi Bangunan II 5. 9. 1. Pemilihan tipe pondasi

109 �� = 0,25.1000.135 100 = 337,5 �� 2 Dipakai tulangan D10-200 As = 393 mm 2 Selanjutnya akan dijelaskan pada tabel Lampiran II Dimensi dan Penulangan Tabel 4. 20. Penulangan Pelat Kantilever.

4. 5. 7. Tulangan Geser

Dilampirkan pada tabel Lampiran II Dimensi dan Penulangan Tabel 4. 21. Tulangan Geser Balok dan Kolom Bangunan II untuk penulangan geser utama dan Tabel 4. 22. Tulangan Geser Balok Kantilever untuk balok kantilever. 4. 5. 8. Analisa Balok Kantilever 4. 5. 8. 1. Defleksi Balok Kantilever Beban P = 49,977 kN E = 4700 √30 = 25742,96 MPa = 25742960 kNm 2 Fv 1,5 m Universitas Sumatera Utara 110 Ibalok = 1 12 . �. ℎ 3 = 1 12 . 0,3. 0,5 3 = 0,003125 � 4 ∆= �� 3 3 �� ∆ ���� = 49,977. 1,5 3 3.25742960.0,003125 = 0,00069890 � = 0,6989 �� Lendutan Ijin = 2� 300 = 2.1500 300 = 10 �� ∆ ∆ ���� ��

4. 5. 8. 2. Hmin Balok

SNI beton 2002 menyajikan tinggi minimum balok kantilever Balok kantilever : hmin = L8. H min = 1508 = 18,75 cm Dimensi balok = 30 x 50 cm ► OK

4. 5. 8. 3. Bentang Balok kantilever

Balok Kantilever memiliki batasan bentang. Disebutkan, bentang maksimal adalah 13 dari bentang balok induk. Maka, 13 x 6 m = 2 m. Maka, diambil bentang balok 1,5 m. 4. 5. 8. 4. Pemilihan Dilatasi Balok Dalam bangunan ekspansi yang perlu diperhatikan adalah jarak bangunan. Dalam menyambung bangunan, jarak sangat perlu diperhatikan agar bangunan baru tidak mempengaruhi bangunan lama. Dengan system dilatasi, yang paling Universitas Sumatera Utara 111 mungkin dilakukan pada bangunan ekspansi adalah system dilatasi balok kantilever. Dengan sistem ini, bangunan baru dapat ditambah dengan catatan memperhatikan bentang balok kantilever. Dalam perencanaan balok kantilever, pondasi yang direncanakan haruslah dapat mendukung dan tidak mengganggu pondasi lama. 4. 5. 9. Perhitungan Pondasi Bangunan II 4. 5. 9. 1. Pemilihan tipe pondasi Pemilihan tipe pondasi dengan adanya system dilatasi ini, harus lebih diperhitungkan. Selain beban, tanah, biaya, tentu jarak juga menjadi alas an kuat dalam pemilihan pondasi. Jika dibandingkan antara pondasi sumuran, pondasi tiang pancang, dan pondasi bored piled, untuk masalah berat bangunan dan tanah serta biaya, tentu akan digunakan Pondasi Tiang Pancang. Dan untuk pondasi sumuran, berat bangunan, biaya, dan pengerjaan dilapangan justru lebih menguntungkan. Pondasi tiang Pancang ini ini memiliki kelemahan dalam hal pengerjaan dilapangan. Karena untuk mengerjakan Pondasi tipe ini diperlukan alat berat dan dengan cara pengerjaan yang dilakukan dengan metode pancang, bisa dipastikan akan mengganggu bangunan I yang memiliki jarak yang sangat dekat dengan bangunan II. Selain getaran yang dihasilkan pada saat pemancangan akan merusak daya dukung tanah disekitarnya. Sedangkan, untuk pondasi sumuran, memiliki kelemahan dalam menanggung beban bangunan. Untuk memperbesarkan daya dukung diperlukan luasan pondasi sumuran yang juga besar. Sehingga Universitas Sumatera Utara 112 kelemahannya berada pada besar tapak pondasinya Pile Cap akan menyinggung bangunan I. Ada beberapa jenis alat dan sistem pengerjaan Bored Pile Namun pada dasarnya sama, diantaranya: Bored Pile Mini Crane. Dengan alat ini bisa dilaksanakan pengeboran dengan pilihan diameter 30 cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm, dengan kedalaman ber variasi 6 – 20 meter. Keunggulan Bored Pile Mini Crane : 1. Ringkas dan praktis sehingga mudah dan murah dalam mobilisasinya. 2. Mudah dioperasionalkan pada medan-medan yang sulit seperti : Daerah yang sekitarnya sudah rapat dengan bangunan lain dan luas area yang sempit. 3. Tidak menimbulkan getaran. Hal ini sangat penting, terutama untuk pembuatan pondasi di daerah perkotaan yang bangunannya cukup rapat dan tidak memungkinkan dipakainya tiang pancang. Sehingga pondasi dalam yang paling memungkinkan untuk direncanakan bagi Bangunan dengan system dilatasi seperti ini adalah pondasi Bored Pile. Untuk ukuran bore pile pun harus dibatasi. Karena jarak yang tersedia adalah 1,5 m, dan pondasi yang telah ada memiliki dimensi 70x120 cm. Lebar pondasi dibatasi : 150 – 1202 = 90. Sehingga lebar lebih atau sama dengan 180 cm, pondasi sudah pasti saling menyinggung. Makan lebar pondasi harus kurang dari 180 cm. Universitas Sumatera Utara 113 Spesifikasi teknik Jenis tiang pancang : Bore Pile Ukuran : D 300 mm Panjang tiang : 5 m Mutu bahan : f’c = 30 MPa Vu : 104,736 T Karena diameter yang digunkan 300 mm maka termasuk jenis Normal Bore Pile , Sehingga perhitungan beban ultimate yang didasarkan pada daya dukung tanahnya menggunakan rumus : Pu = 9CbAb + 0,5πdCsLs Shaft Resistance Dikarenakan kondisi tanah cukup baik maka diambil Fs = 3. Diketahui : Cs = 18,25 Tm 2 Cb = 82,5Tm 2

1. Oleh Base Resistance