7. Analisa Bangunan dengan Dilatasi 7. 1. Simpangan
129
Lantai Bangunan I
Bangunan II
SNI 03-1726-2002 SNI 03-1726-2010 SNI 03-1726-2002
SNI 03-1726-2010
3 338,008
248,7173 249,883
183,8739
2
231,325 166,4627
171,2206 123,2124
1 115,663
80,11802 85,61032
59,30177
Dapat terlihat bahwa dengan SNI 03-1726-2010, beban lateral gempa yang didapatkan lebih kecil dari perhitungan SNI 03-1726-2002.
4. 7. Analisa Bangunan dengan Dilatasi 4. 7. 1. Simpangan
Simpangan drift lateral maksimum atau dapat juga disebut dengan Δ
s
maksimum yang timbul pada struktur yang menggunakan dilatasi dan tanpa dilatasi dibatasi berdasarkan Δ
m
. Pembatasan simpangan ini dilakukan untuk membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur gedung yang dapat
menimbulkan korban jiwa manusia dan untuk mencegah benturan berbahaya antar-gedung atau antar bagian struktur gedung yang dipisah dengan sela pemisah
sela dilatasi. Kinerja batas layan Δs struktur gedung ditentukan oleh simpangan antar
tingkat akibat pengaruh gempa rencana, yaitu untuk membatasi terjadinya pelelehan baja dan peretakan beton yang berlebihan, disamping untuk mencegah
kerusakan non struktural dan ketidaknyamanan penghuni. Simpangan antar tingkat ini harus dihitung dari simpangan struktur gedung akibat pengaruh gempa
Universitas Sumatera Utara
130 nominal yang sudah dikali faktor skala. Menurut SNI 1726 pasal 8.1.2 tidak boleh
melampaui : Δs
0,03 �
� ℎ� atau 30 mm yang terkecil Kinerja batas ultimatum Δm struktur gedung ditentukan oleh simpangan
antar tingkat maksimum struktur gedung diambang keruntuhan, yaitu untuk untuk membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur yang dapat
menimbulkkan korban jiwa. Simpangan Δs dan simpangan antar tingkat Δm harus dihitung dari simpangan struktur gedung akibat pembebanan gempa
nominal, dikali dengan suatu faktor pengali. Faktor pengali berdasarkan ketentuan SNI 1726 pasal 8.2.1 untuk gedung beraturan: ζ = 0,7 R. Dan Δm = ζ x Δs.
Tabel 4. 28. Δs dan Δm Bangunan I
Arah x
Tingkat
Δs drift Δs
antar tingkat
syarat Keterangan
Δm drift
Δm antar
tingkat syarat Keterangan
Lantai 3 0,371
0,067 21,81818
OK 1,428
0,258 80
OK
Lantai 2 0,304
0,222 21,81818
OK 1,1704
0,855 80
OK
Lantai 1
0,082 0,082
21,81818 OK
0,3157 0,3157
80 OK
Arah y
Tingkat
Δs drift
Δs antar
tingkat syarat
Keterangan Δm
drift Δm
antar tingkat
syarat Keterangan
Lantai 3
12,602 3,722
21,81818 OK
48,5177 14,329 80
OK
Lantai 2
8,88 5,149
21,81818 OK
34,188 19,824
80 OK
Lantai 1 3,731
3,731 21,81818
OK 14,364
14,364 80
OK Tabel 4.
29. Δs dan Δm Bangunan II
Arah x
Universitas Sumatera Utara
131
Tingkat
Δs drift
Δs antar
tingkat syarat
Keterangan Δm
drift Δm
antar tingkat
syarat Keterangan
Lantai 3 1,579
0,673 21,81818
OK 6,079
2,591 80
OK
Lantai 2
0,906 0,619
21,81818 OK
3,488 2,383
80 OK
Lantai 1
0,287 0,287
21,81818 OK
1,105 1,105
80 OK
Arah y
Tingkat
Δs drift
Δs antar
tingkat syarat
Keterangan Δm
drift Δm
antar tingkat
syarat Keterangan
Lantai 3 15,106
4,197 21,81818
OK 58,158
16,159 80
OK
Lantai 2 10,909
6,121 21,81818
OK 41,999
23,565 80
OK
Lantai 1
4,788 4,788
21,81818 OK
18,434 18,434
80 OK
Dari tabel 4.28 dan 4. 29 dapat diperhitungkan jarak dilatasi yang dibutuhkan dengan menjumlahkan
Δs Bangunan I dan Bangunan II didapatkan hasil sebesar 1,95 mm.
Syarat dilatasi antar bangunan d
≥ 4δ1 maks + δ2 maks = 7,8 mm
d ≥ 0,004 h = 16 mm
d ≥ 7,5 cm = 75 mm
Maka, jarak sela dilatasi yang dibutuhkan sebesar 75 mm