4. 5. Tie Beam 5. Gempa SNI – 1726 – 2002

60 Penulangan Pilar �� = �. 0,85. � ′ � �� 600 600 + �� ρmax= 0,75.ρb ρmin= 1,4fy Mu = k.b.d 2 Mencari ρ, K = 0,9.p.fy Tulangan Geser Vc = 16. √f’c.b.d фVc = 0,6 . Vu Jika : Vu фVc ► butuh tulangan geser

3. 4. 5. Tie Beam

Tie beam direncanakan menahan gaya aksial sebesar 20 dari gaya geser horizontal total akibat gempa. Syarat dalam penulangan tie beam, Pu Pn Pu = 20 . V Pn = 0,8 x Ø aksial x 0,85 x f’c x Ag-Ast + fy x Ast

3. 5. Gempa SNI – 1726 – 2002

Analisis statik ekivalen merupakan salah satu metode menganalisis struktur gedungterhadap pembebanan gempa dengan menggunakan beban gempa nominal statik ekivalen.Menurut Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Universitas Sumatera Utara 61 Struktur Bangunan Gedung SNI – 1726 – 2002, analisis statik ekivalen cukup dapat dilakukan pada gedung yang memilikistruktur beraturan. Ketentuan- ketentuan mengenai struktur gedung beraturan disebutkandalam pasal 4.2.1 dari SNI – 1726 – 2002. Karena analisis statik ekivalen dipandang merupakan langkah awal dalam perencanaangedung tahan gempa, maka penggunaan software SAP2000 diharapkan dapat membantu melakukan analisis statik ekivalen, terutama dalam mendapatkan nilai angka massa danwaktu getar alami dari model struktur gedung yang ditinjau. ◙ Faktor Keutamaan I Untuk berbagai kategori gedung, bergantung pada probabilitas terjadinya keruntuhan struktur gedung selama umur gedung dan umur gedung tersebut yang diharapkan, pengaruh Gempa Rencana terhadapnya harus dikalikan dengan suatu Faktor Keutamaan I menurut persamaan : I = I1. I2 Di mana I1 adalah Faktor Keutamaan untuk menyesuaikan perioda ulang gempa berkaitan dengan penyesuaian probabilitas terjadinya gempa itu selama umur gedung, sedangkan I2 adalah Faktor Keutamaan untuk menyesuaikan perioda ulang gempa berkaitan dengan penyesuaian umur gedung tersebut. Universitas Sumatera Utara 62 Tabel 3. 1. Faktor Keutamaan Kategori Gedung Faktor Keutamaan I 1 I 2 I 3 Gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan dan perkantoran 1,0 1,0 1,0 Monumen dan bangunan monumental 1,0 1,6 1,6 Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit, instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi 1,4 1,0 1,4 Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti gas, produk minyak bumi, asam, bahan beracun 1,6 1,0 1,6 Cerobong, tangki diatas menara 1,5 1,0 1,5 ◙ Faktor Reduksi Gempa Struktur R Untuk jenis subsistem struktur gedung yang tidak tercantum dalam Tabel 3.2., nilai faktor daktilitasnya dan faktor reduksi gempanya harus ditentukan dengan cara-cara rasional, misalnya dengan menentukannya dari hasil analisis beban dorong statik static push-over analysis. Universitas Sumatera Utara 63 Tabel 3.2. Faktor daktilitas maksimum, faktor reduksi gempa maksimum, faktor tahanan lebih struktur dan faktor tahanan lebih total beberapa jenis sistem dan subsistem struktur gedung Universitas Sumatera Utara 64 ◙ Koefisien Gempa Dasar C Gambar 3. 3. Respons Spektrum Gempa Rencana SNI 03-1726-2002 Universitas Sumatera Utara 65 ◙ Waktu Getar Alami Bangunan T Tx = Ty = 0,06 . H 34 untuk portal beton ◙ Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekivalen V � = �. � � � � V = Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekivalen C = Koefisien Gempa Dasar I = Faktor Keutamaan R = Faktor Reduksi Gempa Struktur Beban Gempa yanga bekerja pada lantai i � � = � � � � ∑ � � � � � Gambar 3.4. Peta Wilayah Gempa Indonesia Universitas Sumatera Utara 66

3. 5. 1. Pengaruh gempa vertikal