Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis yang terjadi saat ini tidak dapat dihindari oleh perusahaan manapun, sehingga diperlukan peran manajemen dalam hal meningkatkan dan memperbaiki kinerja perusahaan di berbagai bidang. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan yang dahulunya dianggap relevan yaitu untuk menghasilkan laba yang sebesar-besarnya sudah dianggap tidak relevan lagi di masa sekarang, karena tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada pemilik perusahaan saja tetapi kepada seluruh stakeholders. sehingga muncul tujuan yang lebih relevan yaitu memaksimalkan nilai suatu perusahaan. Penetapan tujuan yang benar sangat penting dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dan pengukuran kinerja, karena kedua hal ini akan memberikan pengaruh dalam hal penetapan strategi yang tepat dan memberikan imbalan atas prestasi. Pengukuran kinerja perusahaan pada umumnya diukur dengan rasio-rasio keuangan yang merupakan teknik atau metode untuk menganalisis laporan keuangan. Menurut Kartini 2008:355 kinerja dan prestasi dengan rasio-rasio keuangan tidak dapat dipertanggungjawabkan, karena rasio keuangan yang dihasilkan sangat bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan dan menurut Hendrata 2001:4 penggunaan analisis rasio keuangan memiliki kelemahan antara lain: 1 Rasio keuangan tidak sesuai dengan Universitas Sumatera Utara 2 perubahan tingkat harga. 2 Rasio keuangan sulit digunakan sebagai pembanding antara perusahaan sejenis, jika terdapat perbedaan metode akuntansi. 3 Rasio keuangan hanya mengambarkan keadaan sesaat, yaitu pada tanggal laporan keuangan dan periode pelaporan keuangan. Kelemahan utama rasio keuangan ini adalah mengabaikan unsur cost of capital atau biaya modal, sehingga sulit untuk menentukan dan mengukur nilai tambah yang tercipta dari perusahaan. Dari kelemahan itu muncul konsep baru yaitu Economic Value Added EVA dan Market Value Added MVA. Kedua konsep ini diperkenalkan oleh Stern Stewart Co SSC, EVA dan MVA sudah digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan di Amerika seperti ATT dan Coca Cola Company. EVA merupakan selisih dari Net Operating After Tax NOPAT dengan Cost of capital, Sedangkan MVA merupakan selisih dari nilai buku ekuitasbook value of equity dengan nilai pasar ekuitas market value of equity. EVA dan MVA digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan dasar nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan, EVA dianggap dapat mengukur kinerja masa lalu karena dalam menghitung EVA digunakan komponen-komponen yang berasal dari laporan keuangan yang berarti berdasarkan kinerja masa lalu sedangkan MVA dianggap dapat mengukur kinerja masa depan karena salah satu komponen MVA yaitu harga pasar dari saham yang lebih banyak ditentukan oleh kinerja masa depan. EVA dan MVA yang positif menandakan bahwa perusahaan berhasil menciptakan suatu nilai tambah bagi pemegang saham dan apabila EVA dan MVA negatif menandakan perusahan kurang berhasil menciptakan nilai tambah Universitas Sumatera Utara 3 bagi pemegang saham karena EVA menunjukan sisa laba setelah semua biaya modal cost of capital sedangkan MVA menunjukan selisih antara nilai pasar ekuitas market value of equity dengan nilai buku ekuitas market value of equity . Menurut Sartono 2001:105 ada hubungan antara MVA dan EVA, namun sifatnya tidak selalu searah. Jika suatu perusahaan memiliki EVA negatif, maka mungkin saja MVA perusahaan akan bernilai negatif dan sebaliknya jika EVA positif maka belum tentu MVA perusahaan positif. Hal ini juga yang di jelaskan Hartini 2009 bahwa ada hubungan antara nilai EVA dan MVA, namun sifatnya tidak selalu searah. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Airlangga 2009 pada perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di BEI dan Vitasari 2011 pada perusahaan perbankan di BEI menjelaskan bahwa EVA memiliki pengaruh positif terhadap MVA. Prakasa 2007 menjelaskan bahwa EVA tidak berkorelasi signifikan dengan MVA pada perusahaan manufaktur. Dari beberapa penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang tidak konsisten dan memiliki perbedaan pada kelompok perusahaan yang diteliti Disebabkan oleh hal itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan. Pada penelitian ini akan berbeda dari pada penelitian terdahulu, perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian ini akan berfokus pada pengaruh EVA terhadap MVA pada perusahaan yang baru melakukan IPO serta pada penelitian ini perusahaan yang diteliti terdiri dari beberapa kelompok perusahaan yang berbeda, seperti dibidang pertanian, pertambangan, manufaktur, Universitas Sumatera Utara 4 properti, perbankan dan lainnya. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan salah satu keunggulan EVA adalah dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding dari perusahaan lain yang sejenis maupun kecenderungan tertentu trend. Penulis tertarik dengan pengaruh EVA terhadap MVA pasca IPO karena seperti yang diuraikan diatas EVA memiliki keunggulan yaitu tidak perlu membandingkan data dengan perusahaan lain yang sejenis maupun kecenderung tertentu trend sedangkan MVA memiliki komponen utama harga pasar saham yang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran yang ada dipasar modal serta harga saham dipengaruhi oleh trend tertentu dipasar modal dan pasca IPO sering terjadi fenomena-fenomena tertentu seperti fenomena underpricing, kinerja saham yang underperformance, hot dan cold serta earning management yang dilakukan perusahaan dan fenomena IPO merupakan suatu fenomena yang menarik untuk diamati karena banyak motif perusahaan untuk melakukan IPO seperti, menambah nilai perusahaan, meningkatkan modal dan motif lainnya. Sehingga penulis ingin mengetahui apakah Economic Value Added EVA dapat mempengaruhi Market Value Added MVA pada perusahaan yang baru melakukan IPO di pasar modal. Berdasarkan uraian di atas, maka akan sangat menarik untuk diadakan penelitian mengenai pengaruh Economic Value Added EVA terhadap Market Value Added MVA dalam sebuah skripsi yang berjudul “pengaruh Economic Value Added EVA terhadap Market Value Added MVA Initial Public Offering pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering IPO di Bursa Efek Indonesia”. Universitas Sumatera Utara 5

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 67 80

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 84 90

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

2 79 15

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN: SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA

0 74 8

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011 - 2012

0 73 84

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

5 97 94

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014

6 87 92

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 15