9
2.1.2 Initial Public Offering IPO
Initial public offering IPO secara umum dapat didefinisikan
penawaran saham perdana yang dilakukan sebuah perusahaan kepada investor umum melalui pasar modal dengan kata lain perusahaan mengubah status
perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka atau melakukan go public. Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
mendefinisikan penawaran umum sebagai kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan
tata cara yang diatur dalam undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Adapun yang dimaksud sebagai efek adalah surat berharga yaitu surat
pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas
efek dan setiap derivatif dari efek. Menurut Brealey, Marcus dan Myres 2007 : 414 IPO disebut dengan
penawaran primer ketika saham baru dijual untuk mengalang kas tambahan untuk perusahaan dan IPO disebut penawaran sekunder ketika pendiri
perusahaan dan pemodal menguangkan sebagian keuntungannya dengan menjual saham.
Dalam pelaksanan IPO tidak terlepas dari fenomena-fenomena yang terjadi. Menurut Arifin 2010:89 ada tiga fenomena yang terkait IPO yaitu :
a. Underpricing pada kinerja saham jangka pendek, yaitu keadaaan
dimana harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder.
b. Siklus pasar yang Hot dan Cold, kondisi hot dalam IPO terjadi
dalam periode tertentu jika rata-rata underpricing sebesar 25 tertinggi dalam 20 tahun terakhir, sedangkan kondisi cold dalam
Universitas Sumatera Utara
10
IPO terjadi dalam periode tertentu dimana rata-rata underpricing 25 terendah dalam 20 tahun terakhir.
c. Kinerja saham yang underperformance dalam jangka panjang.
Fenomena-fenomena yang telah diuraikan diatas merupakan fenomena yang terjadi dipasar modal. Ada satu fenomena yang sering terjadi pada saat
perusahaan akan melakukan IPO yaitu earning management, menurut Schipper 1989:92 earning management atau manajemen laba adalah suatu
intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi.
seperti manajemen melakukan manipulasi dengan menggunakan discretionary accruals
, yaitu kebijakan akuntansi yang memberikan keleluasaan pada manajemen untuk menentukan jumlah transaksi akrual
secara fleksibel. Sehingga terjadi peningkatan laba income increasing menjelang penawaran IPO, laba akan terlihat tinggi pada saat IPO dan akan
menurun dan dalam jangka panjang akan berdampak pada penurunan kinerja keuangan dan kinerja saham.
2.1.3 Penilaian Kinerja Keuangan