Metode Penelitian BAHAN DAN METODOLOGI A. Bahan Penelitian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. BAHAN DAN METODOLOGI A. Bahan Penelitian

B. Metode Penelitian

Potensi keragaman jenis pohon di Papua sangat tinggi, yaitu tercatat kurang lebih 600 jenis pohon. Meskipun demikian dari jumlah tersebut hanya beberapa puluh jenis yang telah diketahui sifat fisik dan mekanikmya Anonim, 1976. Sedangkan untuk informasi anatomi dan sifat biologis serta kimianya pun masih sangat terbatas pula. Eksploitasi secara besar-besaran pada hutan sangat mengancam keberadaan jenis- jenis yang potensial dipakai seperti kayu besi Matoa . Pemanfaatan yang besar tanpa melalui mekanisme penyiapan bahan baku yang baik ke bahan jadi membuat bahan-bahan jadi yang berasal dari kayu mudah rusak. Ini mengakibatkan permintaan akan bahan baku kayu meningkat terus. Dalam mengantisipasi kehilangan kayu-kayu dari jenis-jenis yang sangat diminati ini maka perlu ditemukan jenis-jenis yang kelak menjadi komoditi alternatif. Jenis-jenis ini dapat dijadikan komoditi yang handal bila telah diketahui sifat dasarnya. Dengan mengetahui sifat-sifat kayu tersebut maka akan lebih mudah menempatkan jenis-jenis kayu tersebut pada kegunaan yang tepat seperti untuk kayu lapis, pulp dan kertas dll. Juga mempermudah perlakuan awal dalam pemanfaatannya seperti penerapan zat pengawet. Telah diketahui bahwa masing-masing jenis kayu juga mempunyai sifat-sifat fisik dan mekanik yang tidak sama antara jenis satu dengan jenis lainnya Panshin dan De Zeuw, 1970 ; Haygreen dan Bowyer, 1982. Cempaka Dandy adalah salah satu jenis kayu yang potensial bagi Papua. Dikatakan potensial karena dapat ditemukan dengan mudah dan banyak digunakan oleh masyarakat di Papua. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 satu pohon cempaka Dandy yang dibawa dalam bentuk cakram dari lapangan. Penelitian ini dengan pengambilan bahan penelitian yakni Cempaka Dandy di hutan alam Kabupaten Manokwari dan selanjutnya dianalisis di Laboratorium Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua UNIPA. 1. Pengumpulan data a. Pengukuran Kadar Air dan Berat Jenis Berdasarkan ASTM D-2395 contoh uji berukuran 2,5 x 2,5 x 2,5 cm yang dikeringanginkan selama 1 bulan ditimbang beratnya dan dihitung volumenya Intsia bijuga, Pometia pinnata dll Elmerilia papuana Elmerilia papuana Elmerilia papuana 95 Sifat Fisik Kayu Andalan Papua ..... Susan Trida Salosa Endra Gunawan menggunakan gelas ukur. Contoh uji kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 105 C sehingga beratnya konstan, selanjutnya ditimbang untuk mendapatkan berat kering tanur. Kadar Air kering udara ditetapkan dengan rumus : W W Ka = x 100 W dimana : Ka = Kadar air kayu kering udara W = Berat awal berat kayu kering udara gram W = Berat kayu kering tanur gram Sedangkan Berat jenis ditetapkan dengan rumus : W BJ = W dimana : BJ = Berat jenis W = Berat air setara dengan volume kayu kering udara gram W = Berat kayu kering tanur gram 2. Kembang susut dan T. Rasio Penyusutan yang diukur adalah penyusutan arah radial, tangensial dan longitudinal pada kondisi kering udara dan kering tanur. Tingkat kestabilan kayu dapat diketahui dari nilai T. Rasio. Dapat dihitung dengan rumus : Penyusutan tangensial T. Rasio = Penyusutan radial Data diolah secara Tabulasi dan secara deskriptif akan digambarkan mengenai fisiknya, hubungan antara kadar air, berat jenis, penyusutan dan T- rasio. o a o o a o o a a o

C. Analisa Data