2 4
6 8
10
Pangkal Tengah
Ujung Bagian batang
Kondisi kering udara Kondisi kering oven
Gambar 10. Variasi penyusutan volumetrik kayu cempaka menurut arah longitudinal
Pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa penyusutan volumetrik menurut arah longitudinal umumnya tinggi pada daerah pangkal yaitu 5.99 untuk kondisi kering
udara dan 8.49 untuk kondisi kering oven dan nilainya cenderung menurun ke arah ujung pohon.
Dari hasil penelitian mengenai sifat fisik kayu Cempaka diperoleh kesimpulan :
1. Kadar air kayu Cempaka pada kondisi segar rata-rata 124.37 sedang untuk kondisi kering udara rata-rata 14.36.
2. Pada arah longitudinal kadar air segar kayu Cempaka cenderung meningkat dari pangkal ke bagian ujung sedang pada arah radial terjadi penurunan dari teras ke
gubal.
1. Rata-rata berat jenis untuk ketiga macam kondisi kondisi segar, kering udara dan kering oven masing-masing yaitu 0.37; 0.42; 0.41.
2. Pada arah longitudinal baik pada kondisi segar, kering udara maupun kering oven menunjukkan nilai yang cenderung menurun dari bagian pangkal ke bagian bagian
ujung. Pada arah radial terjadi penurunan dari gubal ke teras.
IV. KESIMPULAN
A. Kadar Air
B. Berat Jenis
Penyusutan volumketrik
108
hasil hutan
Vol. 17 No. 2, Oktober 2011: 94 – 110
BULETIN
C. Penyusutan
DAFTAR PUSTAKA
1. Penyusutan tangensial pada kondisi kering udara rata-rata 2.59 sedang pada kondisi kering oven rata-rata 3.95 .
2. Penyusutan radial pada kondisi kering udara rata-rata 2.19 sedang pada kondisi kering oven rata-rata 3.05 .
3. Penyusutan longitudinal pada kondisi kering udara rata-rata 0.50 sedang pada kondisi kering oven rata-rata 1.40 .
4. Penyusutan volumetrik pada kondisi kering udara rata-rata 4.48 sedang pada kondisi kering oven rata-rata 7.30 .
5. Penyusutan pada arah longitudinal menunjukkan nilai yang semakin menurun dari bagian pangkal ke bagian ujung. Begitu pula, pada arah radial nilai penyusutan
semakin menurun dari kayu gubal ke arah kayu teras. 6. TR ratio pada kondisi kering udara adalah 1.37, sedangkan pada kondisi kering
oven 1.39. Hal ini menunjukkan bahwa kayu Cempaka memiliki kestabilan
dimensi yang tinggi.
Brown, H.P., A.J. Panshin, and C. C. Forsaith. 1952. . Vol. II.
Mc. Grown Hill Book Company. New York. Toronto. London. Fengel, D. dan G., Wegener. 1995. Kayu. Disadur Sastrohamidjojo H. dan S.
Prawirohadmodjo. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Ginoga, Bakir, 1974. Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik Kayu di Jepang. Publikasi
Khusus No. 24 Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor. Hanafiah, Kemas Ali. 1997. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. Hasriani. 1996. Variasi Sifat Fisika Kayu Bugis
Merr. Skripsi Sarjana Kehutanan Faperta Uncen. Manokwari.
. Haygreen J.G. dan Bowyer J.L.1993. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu.Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. Hematang, Y.E. 1994. Studi Sifat Fisik Mekanis Lentur
dan Laporan Penelitian Faperta Universitas Cendrawasih. Manokwari.
. Kollman F. F., and W. aa. Cote, 1968. Principle of wood Science and Tecnology Vol. I
Solid Wood. Springervelag. New york. Text Book of Technology
Koordersiodendron pinnatum Tidak diterbitkan
Pometia pinnata Pometia
coreaceae. Tidak diterbitkan
109
Sifat Fisik Kayu Andalan Papua ..... Susan Trida Salosa Endra Gunawan
Lee C. H. 1986. A Note On The Effect of Alcohol-Benzene Exxtractives on Juvenile Wood Specific Gravity in Red Pine. PublishedQuaarterly bay the forest product
research Society. Vol 18 3. Pp : 3376-3381. Muhamad Alwan Soleh., 1994. Variasi Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Kayu Nyatoh
Burch Pada Arah Radial Tangensial. Skripsi Sarjana Kehutanan Faperta Uncen. Manokwari.
. Pangaribuan P., 1994. Studi Sifat Fisik Kayu Pulai
R. BR Faperta Uncen Manokwari.
. Panshin a. J., and C. De Zeeuw, 1980. Text Book of Wood Tecnology. Structure,
Identiffication, Properties and uses of The Commersial Woods of The United States and Canada. Fourth Edition. Mc Graw-Hill Book Co. Inc. New York.
Remetwa, Herman; T.M. Untarto, Y.E. Hematang. 1998. Sifat Keterawetan Kayu Matoa
dan dengan Rendaman Panas Dingin.
Buletin Penelitian Kehutanan, Vol III No. 2 BPK Manokwari. Skarr C., 1972. Water In Wood Syracouse Wood Science Series. University Press. New
York. Soenardi, 1976. Sifat-sifat Fisik Kayu. Yayasan Pengembangan Fakultas Kehutanan
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Palaqquium amboinensis
Tidak diterbitkan Alstonia scholarisss
. Tidak diterbitkan
Pometia pinnata Pometia coreaceae
110
hasil hutan
Vol. 17 No. 2, Oktober 2011: 94 – 110
BULETIN
111
POTENSI LIGNIN DARI LIMBAH BIOMASSA PADA SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
SEBAGAI BAHAN BAKU PEREKAT ALAMI
Oleh:
Tulisan ini bertujuan untuk mencari informasi besarnya limbah biomassa lignoselulosa dari sektor kehutanan dan perkebunan di Indonesia berikut potensi
ligninnya potensial khususnya sebagai bahan baku untuk sintesa perekat alami bioperekat. Metode yang diterapkan pada tulisan ini adalah dengan melakukan kajian
datainformasi dari berbagai sumber baik bentuk statistik primer maupun hasil penelitian terkait. Selanjutnya data diolah, dianalisis, ditelaah, dan dicermati untuk
memperoleh informasi lebih mendalam potensi lignin riil sebagai bahan baku perekat alami di Indonesia. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa total potensi limbah lignin-
selulosa dari sektor kehutanan khususnya industri pengolahan kimia adalah 19,450,653 m tahun sednagkan potensi limbah serupa dari sektor perkebunan usaha
perkebunan kelapa sawit sebesar 4,604,647.95 tontahun sebagai tandan kosong kelapa sawitTKKS. Lebih lanjut, lignin sebagai produk turunan limbah tersebut
berpotensi besar dimanfaatkan sebagai perekat alami, yaitu berturut-turut sebesar 2,431,323 tontahun dari sektor kehutanan dan 923,376 ton per tahun sektor
perkebunan. Hal tersebut diharapkan bisa terealisasi, dengan anggapan bahwa limbah lignin-selulosa tersebut tetap utuh atau tidak digunakan untuk tujuan antara lain bahan
bakar, pupuk kompos, papan partikel, dan pulpkertasMDF.
Kata kunci : Potensi lignin, sektor kehutanan dan perkebunan, limbah lignoselulosa, bahan baku perekat alami
Lignin merupakan salah satu bagian utama dari struktur dinding sel kayu dari bahan berserat lignoselulosa lain selain holoselulosa yang berfungsi sebagai perekat dan
penguat dinding sel Ruhendi, 2010. Lignin juga merupakan polimer alami dengan struktur tiga dimensi dengan unit phenyl propana C9 dimana monomer-monomer
tersebut satu terhadap lainnya bergabung membentuk polimer melalui ikatan karbon ke karbon, karbon dengan oksigen dan ikatan eter Goring, 1989; Van der Klashorst,
1989; Ruhendi
, 2007 . Lebih lanjut ikatan karbon C karbon C tersebut bisa
Widya Fatriasari
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN