30 m di Situ Salam 20 m di Situ Dongkal
40 m di Situ Salam 20 m di Situ Dongkal
100 m di Situ Salam 155 m di Situ Dongkal
Gambar 7. Skema teknis pemasangan jaringan kabel untuk pengerukan lumpur
Kondisi Situ Salam cukup besar dan terpelihara dengan baik yang dimanfaatkan menjadi tempat rekreasi murah keluarga, misalnya untuk kegiatan memancing, jalan-
jalan dan bersepeda melihat pemandangan di kawasan situ tersebut. Di Situ Dongkal, Cibubur, Jakarta Timur, keadaannya agak berbeda dan tampak kurang terawat, namun
lokasi ini juga tempat yang cukup disukai para pehobi memancing ikan, sekalipun jumlahnya tidak banyak.
Dari hasil pengukuran bentang perairan sepanjang 100 m Situ Salam dengan interval jarak 10m, kedalaman airnya antara 2-4 m, sedangkan ketebalan lumpur
bervariasi antara 30-50 cm. Di Situ Dongkal, lumpurnya sangat tipis sedang kedalaman airnya sangat dangkal. Kedalaman air di Situ Dongkal sekitar 110 cm dan itupun
letaknya ada di pinggir situ. Menurut keterangan masyarakat setempat, situ ini pernah dikeruk tapi itu hanya di bagian pinggirannya saja mengingat terbatasnya jangkauan
alat. Ke arah tengah, kedalaman air lebih dangkal hanya berkisar 50-65 cm, sedang tebal lumpurnya antara 2-22 cm atau rata-rata 5,74 cm.
Dengan penambahan dua drum baru, secara umum mesin modifikasi Expo- 2000 dapat berjalan cukup baik. Drum untuk mengangkat dan menarik alat keruk ini
berdiameter poros 25 mm. Setelah dioperasikan sekitar 10 jam pada hari ke tiga, putarannya agak goyang sehingga mengganggu putaran rantai. Oleh karena itu poros
drum perlu diperbaiki agar gerakan putaran menjadi normal lagi.
Untuk melihat seberapa besar kemampuan mesin terkait dengan beban dalam upaya pengerukan lumpur, berikut dicoba disajikan kajian dengan analisisnya untuk
tipe sayap dengan mengikuti arahan Rudenko 1996 sebagai berikut.
C. Kinerja Mesin dan Alat Keruk
167
Penelitian Awal Teknis Alat Keruk ..... Wesman Endom
Beban angkat = B = B + L + K Kg dengan :
B = beban yang harus diangkat dalam proses pengerukan lumpur kg B = berat alat keruk lumpur kosong = 100 kg
L = berat isi lumpur pada alat keruk = 220 lt ~ 250 kg K = berat kabel berdiameter 10 mm sepanjang 80 m dengan berat 1,25 kgm =
100 kg B = G = 100 + 250 + 100 = 450 kg
Terkait dengan gerak maka tahanan yang terjadi adalah sebesar: W = ß Q + B
dengan : W = tahanan gerak
ß = koefisien gerakan rodakatrol gerak =1,2 1,0 dan bantalan lumen = 1,8 = yang dipakai 1,2
Q = kapasitas angkat kg B = beban total kg
dicari dari pendekatan W x 1000
0,1 2 x 0,05 1000
D D
Inggeris oleh Troitsky dan alih ke bahasa Indonesia oleh
Foead, 1996 0,1 x 10 + 0,1 1000
1100 =
= = 3,66 kgton
300 300
Momen statik motor yang diacu pada poros motor M N
M = 71,620 dengan N = daya statik motor 24 hp dan n = 150 rpm hasil modfikasi
n 24
maka M = 71,620 = 11,46 kg-m
150 Momen gaya dinamik ketika
yang diacu pada poros motor : GD n 0,975 Gv
M = +
; 375 t
nt
al al
st rated
st st
dyn s
s
w
d h
w w
w = faktor traksi pada D = 300 cm dan d = 10 cm, untuk gerakan tunak,
dapat =
= Rudenko, alih ke bahasa
d +
start
2 2
168
hasil hutan
Vol. 17 No. 2, Oktober 2011: 160 – 179
BULETIN
dimana = koefisien untuk memperhitungkan efek massa bagian mekanisme
transmisi = 1,l sd 2,5 Gd = momen girasi komponen yag dipasang pada poros motor lihat katalog
motor ybs dan Tabel 40, dalam kg-m . Ringan 1,75, Medium 2,00 dan Berat 2,5 G = B = beban = 450 kg dan v = 150 mmenit
T = waktu
kurang lebih 60 detik
efisiensi puli Tabel = 0,951 = efisiensi yang disebabkan kerugia tali akibat kekakuannya ketika
menggulug pada drum yang diasumsikan sebesar = 0,98 d
d
h =
h
2 2
s
1
start 1,15 x 1,96 x 150
0,975 x 450 x 150 M =
+ =10,12 kg-m
365 x 5 1502 x 60 x 0,85
Momen gaya motor yang diperlukan saat start adalah: M
= M + M = 11,46 + 10,12 = 21,58 kg-m Pemeriksaan motor terhadap beban lebih. Beban motor saat start ialah
M 21,58
= = 1,88
M 11,46
Suatu nilai yang berada di bawah yang diijinkan pada katalog 2,5. Dengan demikian penggunaan mesin modifikasi Expo-2000 dapat memenuhi syarat untuk
dioperasikan. Terkait dengan pengoperasian mesin maka untuk mengetahui kekuatan kabel
yang digunakan dalam proses pengerukan lumpur, ditetapkan dengan mengikuti rumus berikut Rudenko, 1996.
Q S =
n x x dengan :
Q = berat muatan yang diangkat = 450 kg n = jumlah muatan puli yang menyangga muatan 1 buah
450 Dari perhitugan ini diperoleh S =
= 478,843 kg 1 x 0,951 x 0,98
2 dyn
mot st
dyn
maks daya
w 1
w
h h
169
Penelitian Awal Teknis Alat Keruk ..... Wesman Endom
Berarti S yang tersedia masih lebih besar dibanding berat muatan. Diameter drum yang diijinkan didapat dari rumus :
D ≥ e x e x dengan:
D = diameter drum atau puli pada dasar alurnya dalam mm = diameter kabel = 10 mm
e = faktor yang terganung pada alat pengangkat dan kondisi operasinya Tabel = 16
e = faktor yang tergantung pada konstruksi kabel Tabel = 1 sehingga D = 16 x 1 x 10 mm = 160 mm = 16 cm. Dengan demikian diameter drum itu
seharusnya berukuran minimal 16 cm. Saat ini diameter dasar drum untuk penarik alat keruk lumpur adalah berukuran 16,5 cm, berarti dilihat dari persyaratan ini drum yang
dipakai telah dapat memenuhi persyaratan ini. Dengan demikian secara teknis alat ini
dapat dipakai untuk pengerukan lumpur pada sistem kabel layang. Dalam pelaksanaannya setelah dipakai beberapa waktu di Situ Dongkal, dengan
jarak bentang bertambah sekitar 55 m, diyakini mengakibatkan beban lebih besar dibanding saat diuji coba di Situ Salam. Ini kemudian berpengaruh pada poros penarik
drum, sehingga poros itu kemudian agak goyang lagi. Karena itu poros drum diganti dengan ukuran lebih besar yakni 32 mm. Setelah penggantian itu, drum penggulung
berputar dengan normal. Konsekuensi lain akibat perubahan itu ialah menyebabkan terjadinya perubahan dudukan poros pada dua drum yang lainnya. Dari pengalaman
ini dikeahui beberapa hal yang diperlukan perbaikannnya agar kinerja alat keruk dapat dioperasikan dengan baik ialah:
1. Rem pengendali kecepatan drum penarik alat keruk. Rem ini berupa rem cakram
sepeda motor. 2. Rem pengendali drum untuk menurun dan menaikan alat keruk. Rem ini juga
menggunakan juga rem cakram dari sepeda motor. 3. Rem pengendali antara drum penarik alat keruk dengan rem untuk melepas peluru
penarik alat keruk. Rem ini dipasang dengan perlu penguatan tambahan dibanding model sebelumnya.
Selain itu penyempurnaan dilakukan pada tali yang difungsikan untuk menahan agar mudah saat membuka dan menutup alat keruk, sedangkan anting-anting
diperlukan pada ketiga kabel agar kabel agar semuanya dapat menggantung di udara. Dari pengalaman ini dapat diambil pelajaran bahwa agar tidak terjadi lagi hambatan
dalam melakukan operasi pengerukan lumpur, seyogyanya poros untuk drum yang berfungsi untuk menarik dan membawa beban harus berdiameter cukup besar.
Setelah beberapa kali uji coba, operator mesin mulai dapat mengenal penguasaan cara mengoperasikan mesin dalam hal 1 Menjalankan alat keruk menuju
w 1
2
1 2
d d
D. Produktivitas Kerja Perangkat Alat Keruk