KESIMPULAN DAN SARAN Penyusutan Kering Oven

Tabel 3. Rata-rata produksi getah gpohon untuk tiap perlakuan No perlakuan Kode perlakuan Produksi getah rata-rata gram BNT 0,05 70,42 BNT 0,01 94,14 Kontrol 88.4314 ±45,54 a A 1 L4D2J1 90.3922 ±46,09 a A 2 L6D2J1 87.2549 ±68,15 a A 3 L8D2J1 83.1373 ±40,88 a A 4 L10D2J1 85.0980 ±96,70 a A 5 L12D2J1 114.5098 ±34,99 ab A 6 L4D4J1 79.3627 ±76,92 a A 7 L6D4J1 76.2745 ±34,17 a A 8 L8D4J1 105.0980 ±85,05 ab A 9 L10D4J1 118.0392 ±45,76 ab A 10 L12D4J1 89.8039 ±57,84 a A 11 L4D22 193.9216 ±39,47 c B 12 L6D2J2 184.7059 ±70,84 b B 13 L8D2J2 184.3137 ±40,02 b A 14 L10D2J2 200.3922 ±88,93 c B 15 L12D2J2 242.1569 ±52,42 c B 16 L4D4J2 222.8431 ±73,39 c B 17 L6D4J2 162 .1569 ±36,84 b A 18 L8D4J2 177.6471 ±80,11 b A 19 L10D4J2 233.1373 ±42,36 c B 20 L12D4J2 254.5098 ±89,38 c B Keterangan : Nilai yang diikuti huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf 5

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Perlakuan jumlah kowakan dan lebar kowakan berpengaruh terhadap produksi getah tusam, tetapi tidak untuk perlakuan kedalaman. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara lebar, kedalaman, dan jumlah kowakan dalam produksi getah. Produksi getah terbesar dihasilkan pada lebar 12 cm dengan 2 kowakan pada pohon berdiameter 30-40 cm, tetapi perlakuan ini tentu menimbulkan kerusakan pohon yang tinggi, disarankan pohon tersebut disadap dengan lebar dan kedalaman masing-masing 6 dan 2 cm dan jumlah kowakan sebanyak dua buah. Rentang produksi optimal berada pada lebar kowakan 4 sampai 8 cm. 2. Hasil penyadapan dengan kowakan yang optimum akan meningkatkan produksi getah sebesar 108,87 96,72 gpohon7 hari dibandingkan teknik yang dilakukan penyadap selama ini. 140 hasil hutan Vol. 17 No. 2, Oktober 2011: 136 – 141 BULETIN DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2005. . Laporan penelitian. BP2TP DAS IBB. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Solo. Coppen, J.J.W dan G.A. Hone. 1995. . Natural Resources Institute. FAO. Rome. Endom, W, Y. Sugilar, dan H. Basri. 2005. Proporsi Volume Kayu Kowakan Jenis Pohon Tusam. , 11 2: 97103. P3THH. Bogor. Hanafiah, K.A. 2004. . Edisi Revisi Cetakan 9. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Harahap, R.M.S. 2000. . Prosiding Seminar Nasional Status Silvikultur 1999: Peluang dan Tantangan Menuju Produktifitas dan Kelestarian Sumberdaya Hutan Jangka Panjang. Fakultas Kehutanan Universitas gajah Mada. Yogyakarta. 12 Desember 1999. Nigia, H. 1989. . Skripsi Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Dipublikasikan. Soedjono, S. 1992. . Duta Rimba 149-150XVIII1992. Wang, Z., M.M. Calderon dan M.G. Carandang. 2006. Effect of resin tapping on optimal rotation age of pine plantation. , 11 2006: 245260. Teknologi Social Forestry di Kawasan Hutan Produksi Tanaman Gum naval stores: Turpentine and rosin from pine resin Info Hasil Hutan Rancangan Percobaan: Teori dan Aplikasi Status Hutan Alam Pinus merkusii di Sumatera Saat ini Pengaruh Ketinggian Koakan dan Stimulansia terhadap Produksi Getah Pinus merkusii Manfaat Ekonomi dan Sosial Penyadapan Getah Pinus Bagi Perusahaan Kehutanan Negara Journal of Forest Economics 141 Produksi Getah Tusam pada berbagai ..... S. Andy Cahyono, Dody Prakosa, Dody Yuliantoro dan Siswo PAKOBA: HHBK POTENSIAL LOKAL SPESIFIK SULAWESI UTARA Oleh: Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK di Indonesia perlu digali terus menerus, karena masih banyak jenis tanaman yang kurang dikenal tetapi memberikan manfaat baik sosial maupun ekonomi bagi masyarakat. Keberadaan HHBK lokal spesifik diantaranya di Pulau Sulawesi perlu diungkap manfaat dan prospek pengembangannya karena terdapat kemungkinan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat setempat. Jenis-jenis HHBK lokal spesifik tersebut pada umumnya bermanfaat sebagai tanaman obat dan bahan makanan. Seperti halnya pakoba yaitu salah satu jenis tanaman yang buahnya bisa dimakan, bahkan masyarakat Minahasa sudah sejak lama mengkonsumsi buah pakoba tersebut. Akan tetapi keberadaannya di Sulawesi Utara kurang mendapat perhatian serius untuk dikembangkan sebagai komoditi lokal unggulan yang spesifik sebagai sumber pangan. Agar supaya pakoba dapat lebih dikenal maka perlu ada upaya pelestarian dan pengembangan komoditi sehingga akan semakin besar kontribusinya terhadap peningkatan ekonomi dan sosial budaya masyarakat di daerah tersebut. Kata kunci : HHBK, pakoba, pengembangan, ekonomi masyarakat, Sulawesi Utara Pulau Sulawesi dikenal mempunyai tingkat endemisitas flora yang tinggi. Posisi geografis pulau tersebut yang berada di tengah-tengah kawasan Wallacea dan di antara dua benua Asia dan Australia sangat memungkinkan mempunyai potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Akan tetapi dari sekitar 5.000 jenis flora Sulawesi Kinnaird, 1997 yang telah diketahui, hanya beberapa jenis saja dapat dimanfaatkan dan di tengah masyarakat. Demikian halnya di Provinsi Sulawesi Utara, dari jumlah sekitar 99 jenis pohon terdapat beberapa jenis yang endemik dan mempunyai nilai historis. Di antara jenis tersebut terdapat pohon pakoba merupakan salah satu jenis endemik yang tumbuh di tengah masyarakat Minahasa. Masyarakat mengenalnya sebagai jambu minahasa yang mempunyai kaitan dengan sejarah masyarakat di sana dan telah dimanfaatkan baik kayu maupun buahnya. Sentot Adi Sasmuko ABSTRAK

I. PENDAHULUAN