Menurut Haygreen dan Bowyer 1989, kadar air kayu cenderung menurun saat suatu pohon bertambah tua. Hal ini disebabkan proporsi kayu teras di bagian pangkal
lebih tinggi dibandingkan pada bagian ujung pohon. Pada kayu teras banyak
terkandung zat ekstraktif dimana zat ini dapat menggantikan kedudukan air dalam mengisi rongga dan dinding sel. Pada waktu contoh uji dikeringkan berat kayu teras
menjadi lebih ringan dibandingkan kayu gubal. Hal ini diduga karena pada waktu contoh uji dikeringkan dalam oven, zat ekstraktif yang terkandung dalam kayu teras
ikut menguap bersama air. Dengan demikian kadar air kayu pada bagian pangkal cenderung lebih tinggi dari pada bagian ujung.
Kadar air kering udara kayu Cempaka berkisar antara 12.07 16.13 dengan rata-rata 14.36 . Menurut penelitian LPHH standar kering udara kayu daun lebar di
Indonesia adalah 12-20, ini berarti kadar air kering udara untuk kayu Cempaka berada dalam kisaran kadar air kering udara yang diperbolehkan oleh LPHH untuk
kayu-kayu gergajian Oey Djoen Seng, 1964.
Hasil penelitian berat jenis kayu Cempaka dapat dilihat pada Tabel 3.
B. Berat Jenis
Tabel 3. Rata-rata berat jenis kayu cempaka menurut arah radial dan longitudinal
Density Longitudinal
Radial Fresh
Air drying Ovened
Pangkal Gubal
0.42 0.40
0.46 Teras
0.35 0.42
0.44 rata-rata
0.39 0.41
0.45 Tengah
Gubal 0.41
0.45 0.45
Teras 0.38
0.38 0.39
rata-rata 0.40
0.42 0.42
Ujung Gubal
0.39 0.45
0.43 Teras
0.28 0.43
0.31 rata-rata
0.34 0.44
0.37 Rata-rata
0.37 0.42
0.41 Pada Tabel 2 terlihat bahwa berat jenis kayu Cempaka pada kondisi segar
berkisar antara 0.28-0.42 dengan rata-rata 0.37. Pada kondisi kering udara, berat jenis kayu Cempaka berkisar antara 0.38-0.45 dengan rata-rata 0.42, sedangkan untuk
kondisi kering oven berat jenis kayu Cempaka berkisar antara 0.31-0.46 dengan rata- rata 0.41.
Variasi berat jenis kayu Cempaka menurut arah radial dan longitudinal pada kondisi segar, kering uadara dan kering oven dapat dilihat berturut-turut pada Gambar
3 dan Gambar 4.
100
hasil hutan
Vol. 17 No. 2, Oktober 2011: 94 – 110
BULETIN
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5
Gubal Teras
Bagian batang
BJ Segar BJ K. udara
BJ K. oven
Gambar 3. Variasi berat jenis kayu cempaka menurut arah radial
Pada Gambar 3 terlihat bahwa berat jenis kayu Cempaka menurut arah radial baik kondisi segar, kering udara maupun kering tanur, tertinggi 0.40, 0.43, 0.45
terdapat pada kayu gubal dan semakin menurun menuju kayu teras 0.37, 0.41 dan 0.38. Pola semacam ini sesuai dengan salah satu pola yang dikemukakan oleh Panshin
dan De Zeeuw 1980. Menurut Panshin dan De Zeeuw 1980, ada beberapa macam pola variasi berat jenis menurut arah radial, yaitu berat jenis meningkat dari empulur ke
kulit, berat jenis menurun ke arah luar dan kemudian meningkat di bagian kulit dan berat jenis lebih tinggi di bagian empulur dari pada kulit.
Pola variasi berat jenis kayu Cempaka pada arah radial dimana berat jenis kayu teras lebih rendah dibandingkan kayu gubal diduga disebabkan oleh kandungan zat
ekstraktif yang terdapat di dalam kayu teras. Hal ini sesuai dengan pendapat Lee 1985, bahwa zat ekstraktif mempunyai pengaruh yang penting dalam menentukan berat
kayu. Namun pada saat contoh uji direndam untuk mencapai kondisi kayu yang jenuh yang jenuh dengan air, zat ekstraktif yang terdapat dalam kayu teras ikut larut dalam air
sehingga menyebabkan kayu teras menjadi lebih ringan dibandingkan kayu gubalnya. Apabila zat ekstraktif dikeluarkan dari dalam sepotong kayu maka berat kayu tersebut
akan berkurang Haygreen dan Bowyer, 1989. Adapun zat ekstraktif yang dapat larut di dalam air menurut Soenardi 1976 adalah garam, zat pektin, zat warna, phlotannins
dan asam-asam tertentu.
Sementara variasi berat jenis kayu Cempaka arah longitudinal dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini :
Bera jenis
101
Sifat Fisik Kayu Andalan Papua ..... Susan Trida Salosa Endra Gunawan
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5
Pangkal Tengah
Ujung Bagian batang
BJ Segar BJ K. udara
BJ K. oven
Gambar 4. Variasi berat jenis kayu cempaka menurut arah longitudinal C. Penyusutan
1. Penyusutan kering udara
Tabel 4. Rata-rata penyusutan kering udara kayu cempaka menurut arah radial dan longitudinal
Besarnya penyusutan tangensial T, radial R , longitudinal L dan penyusutan volumetrik serta perbandingan TR untuk kondisi kering udara dapat
dilihat pada Tabel 4.
Shrinkage Longitudinal
Radial T
R L
TR Vol
Pangkal Gubal
4.39 1.34
0.60 3.28
6.33 Teras
2.90 2.29
0.45 1.27
5.64 Rata-rata
Rata-rata Rata-rata
3.65 1.82
0.53 2.27
5.99 Tengah
Gubal 1.93
2.47 0.43
0.78 4.83
Teras 1.86
2.48 0.33
0.75 4.67
1.90 2.48
0.38 0.77
4.75 Ujung
Gubal 2.56
1.78 0.73
1.44 5.07
Teras 1.92
2.79 0.46
0.69 0.31
2.24 2.29
0.60 1.06
2.69 Rata-rata
2.59 2.19
0.50 1.37
4.48
Bera jenis
102
hasil hutan
Vol. 17 No. 2, Oktober 2011: 94 – 110
BULETIN