Rancangan Model Pembelajaran Siswa Aktif

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF STUD ENT ACTIVE LEARNING BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu konvensional, yaitu: pembelajaran konvensional pembelajaran active learning berpusat pada guru berpusat pada anak didik penekanan pada menerima pengetahuan penekanan pada menemukan kurang menyenangkan sangat menyenangkan kurang memberdayakan semua membemberdayakan semua indera danpotensi anak didik indera dan potensi anak didik menggunakan metode yang monoton menggunakan banyak metodekurang banyak media yang digunakan menggunakan banyak media tidak perlu disesuaikan dengan disesuaikan dengan Pengetahuan yang sudah ada pengetahuan yang sudah ada perbandingan di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan untuk menerapkan strategi pembelajaran active learning belajar aktif dalam pembelajaran di kelas. Selain itu beberapa hasil penelitian yang ada menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan saja di dalam kelas. Siswa dan guru perlu membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggta kelas yang lain dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi. Dalam konteks ini, maka ditawarkanlah strategi-strategi yang berhubungan dengan belajar aktif. Dalam arti kata lain, menggunakan teknik active learning belajar aktif di kelas menjadi sangat penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar siswa.

2. Rancangan Model Pembelajaran Siswa Aktif

Pembelajaran siswa aktif adalah sebuah pendekatan yang menekankan aktivitas siswa. Pendekatan tersebut berkaitan erat dengan teori belajar behavioristik. Teori belajar ini bersumber dari seorang ahli biologi, Ivan Pavlov yang melakukan serangkaian percobaan yang membuktikan bahwa aktivitas belajar manusia dihasilkan oleh proses pengontrolan untuk membentuk suatu kebiasaan Kaseng, 1989, hlm. 13. Pembentukan kebiasaan menjadi salah satu ciri proses belajar berdasarkan teori behavioristik Depdikbud, 1983, hlm. 13. Implikasi dari ciri di atas adalah belajar sebagai habit formation. Behaviorisme sebenarnya merupakan teori psikologi yang diadopsi oleh para metodolog Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF STUD ENT ACTIVE LEARNING BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pengajaran bahasa sehingga menghasilkan pendekatan audiolingual. Metode ini ditandai dengan pemberian pelatihan terus menerus kepada siswa kemudian diikuti dengan pemantapan, sebagai fokus pokok aktivitas siswa. Aktivitas siswa menjadi ciri utama dalam pendekatan Pembelajaran siswa aktif . Siswa menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang dipelajari Silberman 1996, hlm. ix. Siswa mengintegrasikan informasi, konsep-konsep atau keterampilan-keterampilan baru ke dalam skemata atau struktur kognitif yang sudah siswa dan guru miliki melalui berbagai cara seperti merumuskan dan memeriksa kembali serta mempraktikkannya. Hal ini berarti bahwa belajar merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa bukan sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa. Pembelajaran aktif active learning dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang siswa dan guru miliki. Di samping itu pembelajaran aktif active learning juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswaanak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang siswa dan guru dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan bicara guru dengan tingkat kemampuan siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per menit, sementara anak didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya setengah dari apa yang dikemukakan guru, karena siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil berpikir. Kerja otak manusia tidak sama dengan tape recorder yang mampu merekam suara sebanyak apa yang diucapkan dengan waktu yang sama dengan waktu pengucapan. Otak manusia selalu mempertanyakan setiap informasi yang masuk ke dalamnya, dan otak juga memproses setiap informasi yang ia terima, sehingga perhatian tidak dapat tertuju Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF STUD ENT ACTIVE LEARNING BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pada stimulus secara menyeluruh. Hal ini menyebabkan tidak semua yang dipelajari dapat diingat dengan baik.

3. Implementasi Model Pembelajaran Siswa Aktif yang dapat