S BIND 0907619 Chapter 4

(1)

135

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan deskripsi dan analisis data penelitian. Data diperoleh berdasarkan hasil penerapan model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP Negeri 1 Batujajar, SMP Negeri 3 Saguling, dan SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Penyajiannya meliputi: 1) kondisi pembelajaran menulis; 2) rancangan model pembelajaran siswa aktif; 3) implementasi model pembelajaran siswa aktif; dan 4) keefektifan model pembelajaran siswa aktif efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa.

A. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Siswa Aktif di Tingkat SMP di Kabupaten Bandung Barat

Untuk mengetahui kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas, maka digunakan lembar obervasi. Aspek-aspek yang dioservasi meliputi; (1) materi pelajaran; (2) Kompetensi; (3) media pembelajaran; (4) sumber/bahan pembelajaran; (5) proses pembelajaran; (6) ruang pembelajaran; dan (7) evaluasi pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan cara observer mengamati langsung proses pemebelajaran di kelas dengan menyiapkan lembar observasi. Dalam penilaiannya menggunakan skala kualitatif Baik Sekali (BS), Baik (B), Cukup (C), kurang (K) dan Kurang Sekali (KS). Untuk menganalisis observasi kelas, hasil rekapitulasi dari 6 observer pada 3 sekolah, yakni SMP Negeri 3 Saguling , SMP Negeri 1 Batujajar, dan SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, kemudian dipersentasikan, dan hasilnya tampak pada tabel di bawah ini.


(2)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.1

Rekapitulasi Observasi Guru di Kelas

NO PERNYATAAN

SKALA KUALITATIF

BS B C K KS

A Materi

1

Kesesuaian antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan dengan kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan

33,33 66,67 0 0

2

Kandungan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi yang

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat

33,33 66,67 0

3

Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan

33,33 33,33 33,33 0

4

Keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan

33,33 66,67 0

5

Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi dalam pembelajaran

33,33 50,00 16,67 0

B Kompetensi Pedagogik

6

Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran

33,33 33,33 33,33 0

7

Kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi

50,00 50,00 0

8

Keseuaian kompetensi pembelajaran


(3)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kebutuhan siswa

C Media Pembelajaran

9

Kelengkapan media pembelajaran menulis

karangan narasi 33,33 66,67 0

10

Kemenarikan media pembelajaran menulis

karangan narasi yang tersedia 33,33 50,00 16,67 0 11

Kemudahan media pembelajaran menulis

karangan narasi untuk dipahami 66,67 33,33 0 12

Kebaharuan media yang disiapkan dalam

pembelajaran menulis karangan narasi 66,67 33,33 0 13

Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi

33,33 33,33 33,33 0

D Sumber/bahan pembelajar an

14

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan

standar kompetensi 33,33 50,00 16,67 0

15

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan

50,00 50,00 0

16

Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber

pembelajaran 33,33 66,67 0

17 Kemenarikan sumber pemebelajaran 33,33 66,67 0 18

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan

kebutuhan 16,67 50,00 33,33 0

E Proses Pembelajaran

19 Apersepsi dalam proses pembelajaran 66,67 33,33 0 20 Penyampaian materi pembelajaran 16,67 66,67 16,67 0 21

Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan

siswa dengan siswa dalam pembelajaran 33,33 66,67 0 22 Penutup/Evaluasi pembelajaran 33,33 66,67 0

F Ruang Pembelajaran

23 Kenyamanan ruang belajar 33,33 50,00 16,67 0 24 Kelengkapan ruang belajar 33,33 16,67 33,33 16,67 0

G Evaluasi Pembelajaran

25

Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam

kegiatan pembelajaran 33,33 50,00 16,67 0


(4)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

27 Objektivitas penilaian hasil belajar 33,33 33,33 33,33 0

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa kompetensi guru pada aspek (1) materi pelajaran; dengan indikator menyesuaikan antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan dengan kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan sekitar 33,33% pada kategori baik; 66,67% pada kategori cukup. Pada indikator kandungan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat; sekitar 33,33% pada kategori cukup; 66,67% pada kategori kurang. Pada indikator kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan, sekitar 3,33% pada kategori baik; 33,33% pada kategori cukup, dan 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan, sekitar 33,33% pada kategori baik; 66,67% pada kategori cukup. Pada indikator kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi dalam pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori baik; 50% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara umum kompetensi guru aspek materi belum cukup baik.

Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori baik; 33,33% pada kategori cukup, dan 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 50% pada kategori cukup dan 50% pada kategori kurang. Pada indikator kesesuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa, sekitar 50% pada kategori cukup dan 50% pada kategori kurang. Dari keseluruhan indikator pada aspek kompetensi dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru pada aspek ini termasuk kategori cukup.


(5)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 33,33% pada kategori baik dan 66,67% pada kategori cukup. Pada indikator kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia, sekitar 33,33% pada kategori baik; 50% pada kategori cukup dan 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami, sekitar 66,67% pada kategori cukup, 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi , tidak ada yang memperoleh kategori baik sekali, sekitar 66,67% pada kategori cukup, 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi , sekitar 33,33% pada kategori baik, 33,33% pada kategori cukup dan , 33,33% pada kategori kurang. Dari keseluruhan indikator pada aspek media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media dalam pembelajaran berada pada kategori cukup.

Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi, sekitar 33,33% pada kategori baik, 50% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan, sekitar 50% pada kategori cukup, 50% pada kategori kurang. Pada indikator kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori cukup dan 66,67% pada kategori kurang. Pada indikator Kemenarikan sumber pembelajaran, sekitar 33,33% dan pada kategori sangat baik dan 66,67% pada kategori baik. Pada indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan, sekitar 16,67% pada kategori baik, 50% pada kategori cukup, 33,33% pada kategori kurang. Dari seluruh indikator sumber/ bahan pembelajaran, dapat disimpulkan rata-rata berada pada kategori cukup.

Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator Apersepsi dalam proses pembelajaran, sekitar 66,67% pada kategori baik, 33,33% pada kategori cukup. Pada indikator penyampaian materi pembelajaran, sekitar 16,67% pada kategori baik, 66,67% pada kategori baik, dan 66,67% pada kategori cukup dan


(6)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sekitar 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator tanya jawab antarguru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori cukup, 66,67% pada kategori kurang. Pada indikator Penutup/Evaluasi pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori baik, 66,67% pada kategori cukup. Secara keseluruhan pada aspek proses pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup.

Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator kenyamanan ruang belajar, sekitar 33,33% pada kategori baik, 50% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator kelengkapan ruang belajar, sekitar 33,33% pada kategori sangat baik, 16,67% pada kategori baik, dan 33,33% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Kesimpulannya pada aspek ruang pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup.

Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori baik, 50% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator Objektivitas pelaksanaan evaluasi, sekitar 66,67% pada kategori cukup dan 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator oObjektivitas penilaian hasil belajar, sekitar 33,33% pada kategori baik, 33,33% pada kategori cukup,dan 33,33% pada kategori kurang. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada pada kategori cukup.

Lebh rinci lagi, dapat dikemukakan juga rangkuman hasil observasi guru berdasarkan tingkat capaian berdasarkan kriteria penilaian agar tampak komponen-komponen yang sudah baik sekali, baik, cukup, dan kurang sehingga menjadi data dasar penilaian.

TABEL 4.2

Tabulasi Penilaian Observasi Guru Berdasarkan Kriteria Penelitian

NO KATEGORI

PENILAIAN ASPEK PENILAIAN JUMLAH


(7)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(BS) Kelengkapan ruang belajar

2

BAIK (B)

Kesesuaian antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan

dengan kemampuan/keterampilan yang

dibutuhkan

19 ASPEK Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis

karangan narasi dengan ranah yang

dikembangkan

Keseimbangan proporsi isi pembelajaran

menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan

Kemampuan guru dalam mengintegrasi

nilai-nilai menulis karangan narasi dalam

pembelajaran

Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang

dikembangkan dengan standar kompetensi

pembelajaran

Kelengkapan media pembelajaran menulis

karangan narasi

Kemenarikan media pembelajaran menulis

karangan narasi yang tersedia

Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan

standar kompetensi

Kemenarikan sumber pemebelajaran

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan

kebutuhan

Apersepsi dalam proses pembelajaran Penyampaian materi pembelajaran Penutup/Evaluasi pembelajaran Kenyamanan ruang belajar Kelengkapan ruang belajar

Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran

Objektivitas pelaksanaan evaluasi Objektivitas penilaian hasil belajar

3 CUKUP (C) Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis

karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan

22 ASPEK


(8)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan

Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi dalam

pembelajaran

Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran

Kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi

Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa Kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi

Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia

Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami

Kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi

Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber

pembelajaran

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan

Apersepsi dalam proses pembelajaran Penyampaian materi pembelajaran

Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran

Penutup/Evaluasi pembelajaran Kenyamanan ruang belajar

Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran

Objektivitas pelaksanaan evaluasi Objektivitas penilaian hasil belajar


(9)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat

Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang

dikembangkan

Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi dalam

pembelajaran

Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran

Kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi

Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia

Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami

Kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi

Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber

pembelajaran

Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan

Penyampaian materi pembelajaran

Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran

Kenyamanan ruang belajar Kelengkapan ruang belajar

Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran

Objektivitas pelaksanaan evaluasi Objektivitas penilaian hasil belajar


(10)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi guru yang mendapat penilaian Baik Sekali (BS) terdapat pada dua aspek penilaian, yaitu: (1) Kemenarikan sumber pemebelajaran; (2) Kelengkapan ruang belajar.

Observasi guru yang mendapat penilaian Baik (B) terdapat pada 19 aspek penilaian, yaitu: (1) Kesesuaian antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan dengan kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan, (2) Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan; (3) Keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan; (4) Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi dalam pembelajaran; (5) Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran; (6) Kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi; (7) Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia; (8) Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi ; (9) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi; (10) Kemenarikan sumber pemebelajaran; (11) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan; (12) Apersepsi dalam proses pembelajaran; (13) Penyampaian materi pembelajaran; (14) Penutup/Evaluasi pembelajaran; (15) Kenyamanan ruang belajar; (16) Kelengkapan ruang belajar; (17) Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran; (18) Objektivitas pelaksanaan evaluasi; (19) Objektivitas penilaian hasil belajar.

Observasi guru yang mendapat penilaian Cukup (C) terdapat pada 22 aspek penilaian, yaitu: (1) Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan; (2) Keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan; (3) Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran; (4) Kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi; (5) Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan


(11)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

siswa; (6) Kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi; (7) Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia; (8) Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami; (9) Kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi; (10) Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi; (11) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi; (12) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan; (13) Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran; (14) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan; (15) Apersepsi dalam proses pembelajaran; (16) Penyampaian materi pembelajaran; (17) Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran; (18) Penutup/Evaluasi pembelajaran; (19) Kenyamanan ruang belajar; (20) Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran; (21) Objektivitas pelaksanaan evaluasi; (22) Objektivitas penilaian hasil belajar.

Observasi guru yang mendapat penilaian Kurang (K) terdapat pada 21 aspek penilaian, yaitu: (1) Kandungan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat; (2) Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan; (3) Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi dalam pembelajaran; (4) Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran; (5) Kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi; (6) Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa; (7) Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia; (8) Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami; (9) Kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi; (10) Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi; (11) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi; (12) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan; (13) Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran; (14) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan; (15) Penyampaian materi pembelajaran; (16)


(12)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran; (17) Kenyamanan ruang belajar; (18) Kelengkapan ruang belajar; (19) Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran; (20) Objektivitas pelaksanaan evaluasi; (21) Objektivitas penilaian hasil belajar.

1. Rancangan Model Pembelajaran

Racangan model pembelajaran yang diujicobakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Model ini dirancang atas tiga unsur utama pengembangan model, yakni 1) orientasi model, 2) model pembelajaran, dan 3) aplikasi model.

a. Orientasi Model

Racangan model pembelajaran yang diujicobakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada kajian teoretis tentang pembelajaran kontekstual dan teori menulis. Kedua aspek tersebut menjadi variabel utama dalam penelitian ini.

Dalam pembelajaran aktif, siswa mengintegrasikan informasi, konsep-konsep atau keterampilan-keterampilan baru ke dalam skemata atau struktur kognitif yang sudah siswa dan guru miliki melalui berbagai cara seperti merumuskan dan memeriksa kembali serta mempraktikkannya. Hal ini berarti bahwa belajar merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa. Prinsip ini didasarkan pada pandangan Piaget (dalam Lie, 2002) bahwa pada diri siswa sudah terdapat skemata yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan untuk mengakomodasi pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan baru.

Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui kegiatan yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat anak berfikir tentang materi pelajaran. Teknik yang dipilih adalah teknik yang merangsang diskusi dan debat, mempraktikan


(13)

keterampilan-Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ketrampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat peserta didik saling mengajar satu sama lain.

Siswa adalah subjek belajar. Karena itu, siswa menjadi fokus atau pusat terhadap setiap usaha-usaha pendidikan. Menurut konsep psikologi belajar, siswa akan belajar efektif jika mengalami proses proses belajar seperti berikut.

a. Siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan belajar dan tidak hanya mendengarkan guru berbicara. Siswa terlibat secara fisik maupun mental, yaitu meliputi pikiran dan perasaannya.

b. Siswa memahami apa yang diharapkan guru dari dirinya. Pemahaman atas tugas-tugas yang diberikan guru akan memudahkan ia mengarahkan perilakunya.

c. Siswa memperoleh pengetahuan akan kinerjanya sendiri. Hal tersebut memberikan dorongan atau motivasi untuk belajar. Umpan balik dapat diperoleh dengan membandingkan harapan atau hasil kerja orang lain. Umpan balik dari guru merupakan hal yang sangat berarti bagi siswa karena guru memberi rujukan bagi ukuran-ukuran keberhasilan.

d. Siswa, seperti juga semua orang, belajar dari keberhasilan maupun dari kesalahan. Kebehasilan mendorong siswa untuk mengulangnya, sedangkan kesalahan akan bermanfaat bagi kegiatan belajar siswa apabila dituntut untuk memperbaikinya. Inilah arti dari sebuah koreksi yang sebenarnya. e. Apa yang dipelajari siswa bermakna bagi dirinya. la mempelajari hal-hal

yang akan dapat dipahami ataupun dikerjakan dengan bantuan kemampuan yang dimilikinya sekarang. Dengan kata lain, ia dihadapkan dengan hal-hal yang tidak terlalu asing bagi dirinya, dapat ia bandingkan dengan pengalamannya dan membantu kehidupan siswa dan guru sehari-hari. Dalam situasi lain, hal-hal yang baru tentu saja akan menarik perhatian. f. Dalam pembelajaran, siswa memperoleh peluang untuk berhasil.

Keberhasilan akan menimbulkan rasa senang. Rasa senang akan memberi tenaga batin untuk belajar lebih lanjut. Kegagalan yang berturut-turut akan membuat siswa merasa tak berdaya, putus asa.


(14)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

g. Di samping belajar hal-hal yang memungkinkan ia untuk sukses, siswa juga perlu memperoleh kesempatan untuk ditantang. Kesulitan sampai taraf tertentu, akan menumbuhkan rasa ingin tahu, rasa penasaran, sehingga ingin menjelajahi hal yang belum terang bagi dirinya.

h. Dalam proses pembelajaran diterapkan variasi metode dan teknik yang menarik yang memungkinkan siswa belajar secara individual, kelompok, di samping belajar secara klasikal.

i. Siswa mendapatkan peluang untuk melakukan sesuatu. Dewey menyebutkan belajar dengan mengerjakan (learning by doing).

Aktivitas siswa menjadi ciri utama dalam pendekatan siswa aktif . Siswa menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang dipelajari (Silberman (1996, hlm. ix). Siswa mengintegrasikan informasi, konsep-konsep atau keterampilan-keterampilan baru ke dalam skemata atau struktur kognitif yang sudah siswa dan guru miliki melalui berbagai cara seperti merumuskan dan memeriksa kembali serta mempraktikkannya. Hal ini berarti bahwa belajar merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa.

b. Model Pembelajaran

Paparan model pembelajaran yang diujicobakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa merujuk pada unsur yang dikemukakan oleh Joyce, Well dan Calhoun (2000, hlm. 135) yang menyatakan bahwa unsur yang terkandung dalam model belajar adalah (1) rangkaian kegiatan (syntax), (2) sistem sosial (social system), (3) prinsip reaksi (principle of reaction), (4) sistem penunjang (support system), dan (5) dampak instruksional dan penyerta (instuctional and nurturant effect). Model pembelajaran ini pun akan mencakup kelima unsur di atas.


(15)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rangkaian kegiatan model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa disusun berdasarkan fase-fase kegiatan sebagai berikut.

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Pengkondisian kelas agar membuat siswa nyaman. Tempat duduk, suasana kelas, dan tata letak belajar siswa sesuai dengan keinginan masing-masing siswa (Penataan lingkungan belajar).

b) Pemupukan motivasi siswa dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan murid dan menemukan manfaat dari pembelajaran tersebut.

c) Penyampaian informasi kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini dan mengaitkan kembali materi pelajaran yang akan dibahas melalui pertanyaan guru yang bersifat merangsang kekritisan siswa. Pertanyaan dapat diajukan dengan cara:

a) Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita? apa saja yang masih bertahan dalam diri kalian?

b) Sudahkah kalian membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang dirangsang oleh pelajaran terakhir kita ?

c) Pengalaman menarik apa yang telah kalian miliki di antara pelajaran-pelajaran?

d) Apa saja yang ada dalam pikiran kalian sekarang (misalnya sebuah kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan kalian untuk memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini?

e) Bagaimana perasaan kalian hari ini? (memberikan metafor, seperti

“Saya merasa bagaikan pisang busuk”.

d) Menyusun kelompok kecil dengan cara berhitung mulai satu sampai empat. Setiap murid yang mendapat nomor sama bergabung.

2) Kegiatan Inti


(16)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Siswa lain mengamati dan memahami isi percakapan sambil memberikan penilaian terhadap peragaan wawancara tersebut.

c. Murid melakukan diskusi atau brainstorming tentang hasil pengamatannya. Guru selalu memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah kepada setiap siswa yang berpendapat sehingga motivasi siswa meningkat. Ketika siswa beradu argumen, guru mengarahkan agar siswa berkompetisi sehat agar terpupuk sikap juara.

d. Pada kelompoknya masing-masing, siswa mencatat pokok-pokok pikiran yang dihasilkan berdasarkan hasil simakannya.

e. Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, setiap siswa mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi singkat dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Topik karangan berisi pengalamannya sendiri.

2) Isi karangan berisi cerita terkait dengan peristiwa yang sedang terjadi (up to date).

f. Beberapa orang siswa membacakan karangan narasinya di depan kelas dengan gaya dan penampilan yang baik. Siswa lain akan menilai dan menentukan penampilan terbaik dalam membacakan karangannya.

g. Siswa lain yang menyimak pembacaan karangan diminta mengulang kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri.

h. Siswa mengadakan diskusi terbuka untuk menganalisis struktur, unsur-unsur, dan bahasa beberapa karangan siswa terpilih.

i. Secara terurut, guru memandu siswa untuk membuat simpulan tata karanga narasi berdasarkan beberapa contoh karangan dan tahapan kegiatan yang dialami siswa. Semua kegiatan itu dikemas dalam suasana yang menyenangkan.

3) Kegiatan Penutup

a. Guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;


(17)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa;

e. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. f. Guru bersama siswa menyimpulkan materi teks langkah-langkah

mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi.

c. Sistem Sosial

Sistem sosial yang dikembangkan adalah terjalinnya hubungan yang kooperatif antara guru dan siswa. Guru menjalankan fungsinya sebagai sumber informasi, pembimbing, dan fasilitator. Sebagai sumber informasi, guru menjelaskan konsep-konsep dasar tentang tahapan menulis dengan pendekatan Siswa aktif , sebagai pembimbing dan fasilitator, guru mengarahkan dan memberi kemudahan dalam berlatih menerapkan pemahaman konsep-konsep dasar menulis karangan narasi dan jenisnya.

d. Prinsip Reaksi

Prinsip reaksi bermakna sikap dan perilaku guru untuk menanggapi dan merespons bagaimana siswa memproses informasi dan menggunakannya sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru. Prinsip yang dikembangkan oleh guru dalam mereaksi kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. (1) Memberi pujian terhadap siswa yang menguasai kompetensi yang dipelajari dengan baik. (2) Memberi arahan dalam bentuk penjelasan ulang dan pengajuan pertanyaan-pertanyaan penuntun bagi siswa yang belum dapat menguasai kompetensi dengan baik. (3) Menanggapi pertanyaan, keluhan, dan kesulitan yang disampaikan oleh siswa dan berupaya mencari pemecahannya dengan suasana yang menyenangkan.


(18)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

e. Sistem Penunjang

Sistem penunjang yang optimal dalam pelaksanaan model ini adalah keterampilan guru dalam mengelola kelas. Guru harus memiliki pengetahuan luas dan memiliki tugas-tugas yang tepat pada setiap tahapan model. Lingkungan belajar yang kondusif juga menjadi pendukung pelaksanaannya model ini.

f. Dampak Instruksional dan Dampak Penyerta

Pengembangan model pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pendekatan Siswa aktif ini diharapkan memunculkan dampak instruksional dan dampak penyerta. Dampak instruksional dari model ini adalah tercapainya tujuan pembelajaran yang ditetapkan yaitu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan menulis karangan narasi. Sementara dampak penyertanya adalah terbangunnya sikap positif siswa yang berguna bagi kehidupannya.

2. Implementasi Model Pembelajaran pada Kelas Eksperimen a. Tahap Persiapan

Kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen merupakan kegiatan pembelajaran pada materi menulis karangan narasi melalui penerapan model pembelajaran siswa aktif. Pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi 2 tahap, tiap satu tahap dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Tiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 x 45 menit atau dalam 2 jam pelajaran. Setiap pertemuan pembelajaran membahas materi yang sama yaitu menulis karangan narasi melalui model pembelajaran siswa aktif. Adapun langkah-langkah pembelajaran tersebut penulis uraikan pada bagian berikut ini.

Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapan model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Materi yang diajarkan adalah mengubah


(19)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran siswa aktif.

Peneliti memberi berbagai ilustrasi dan masukkan kepada guru mengenai model tersebut. Terjadilah diskusi antara peneliti dengan guru mengenai sistematika dan prosedur pelaksanaannya. Sekalipun berdasarkan konsepnya model tersebut relatif baru bagi guru tersebut. Akan tetapi, berdasarkan beberapa kali latihan penerapan model, akhirnya guru bersedia menerapkannya dan memiliki kesiapan untuk melaksanakan penelitian.

Langkah berikutnya, dilanjutkan dengan observasi ke kelas. Observasi dilakukan untuk melihat aktivitas siswa ketika belajar mata pelajaran bahasa Indonesia sehari-hari. Berdasarkan hasil observasi tersebut diperoleh gambaran mengenai aktivitas guru dan siswanya ketika sedang belajar. Hasil ini pun memberi masukan kepada peneliti dalam penyusunan lembar kegiatan siswa (LKS).

b. Implementasi Model Pembelajaran di Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat

1) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima palajaran dengan

tepuk “Mari kita belajar… prok prok prok ….”. Guru memberikan apersepsi

dengan menyampaikan materi yang akan disampaikan dan tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman mereka mengarang. Tanya jawab pun berlangsung dengan baik.

Tahap ini diisi oleh kegiatan pendahuluan yang diawali oleh pembukaan berisi uraian singkat mengenai pokok bahasan dan perkenalan model serta perkenalan guru dengan para siswa dalam kapastitasnya sebagai penerap model


(20)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penelitian. Guru memberi penjelasan singkat mengenai langkah-langkah pembelajarannya dilanjutkan dengan pembagian kelompok. Setelah pembentukan kelompok siap, kemudian dilanjutkan dengan membagikan lembar kerja siswa. Setiap kelompok memperoleh satu set lembar kerja. Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan LKS yang telah diterimanya, disusul dengan penyampaian tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai setelah proses pembelajaran selesai. Kegiatan pendahuluan ditutup dengan apersepsi. Berbagai rangsangan disampaikan guru sebagai pemancing kreativitas siswa dalam berpikir. Di antaranya dengan pertanyaan-pertanyaan sekitar pengetahuan siap siswa, peristiwa yang sedang hangat terjadi, berita di televisi dan media massa lainnya.

Terakhir, guru memperdengarkan sebuah alunan musik instrumentalia dari Kenny G yang mengandalkan kekuatan suara sexophone. Siswa diminta guru untuk memejamkan mata sambil membayangkan yang-hal yang indah dan membuatnya rileks. Kegiatan ini berlangsung selama 4 menit saat lagu berakhir. Siswa membuka mata sambil diajak tepuk tangan ang meriah oleh guru. Kegiatan awal diakhiri dengan perasaan dan suasana yang menyenangkan

2) Kegiatan Inti

Pelaksanaan model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP Negeri I Batujajar Kabupaten Bandung Barat merupakan tahap inti kegiatan. Proses pembelajaran melalui model ini menitik beratkan pada keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi.

Kegiatan diawali oleh tayangan video yang berisi kegiatan wawancara. Siswa menyimak isi tayangan video tersebut. Kemudian, siswa diminta memeragakan isi wawancara oleh beberapa siswa di depan kelas. Siswa lain mengamati dan memahami isi percakapan sambil memberikan penilaian terhadap peragaan wawancara tersebut. “Bagaimana penampilan temanmu?” guru meminta

respon dari siswa. Siswa serempak menjawab “baik bu.” Tepuk tangan pun


(21)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Murid melakukan diskusi atau brainstorming tentang hasil pengamatannya. Guru selalu memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah kepada setiap siswa yang berpendapat sehingga motivasi siswa meningkat. Ketika siswa beradu argumen, guru mengarahkan agar siswa berkompetisi sehat agar terpupuk sikap juara. Pada kelompoknya masing-masing, siswa mencatat pokok-pokok pikiran yang dihasilkan berdasarkan hasil simakannya.

Kegiatan berikutnya adalah mengembangkan pokok-pokok pikiran yang telah ditntukan. Setiap siswa mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi singkat dengan ketentuan: topik karangan berisi pengalamannya sendiri dan isi karangan berisi cerita terkait dengan peristiwa yang sedang terjadi (up to date).

Setelah selesai penyusunan karangan narasi singkat yang berlangsung kurang lebih 15 menit, guru mempersilahkan beberapa orang siswa membacakan karangan narasinya di depan kelas dengan gaya dan penampilan yang baik. Siswa lain akan menilai dan menentukan penampilan terbaik dalam membacakan karangannya. Siswa lain yang menyimak pembacaan karangan diminta mengulang kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri. Siswa mengadakan diskusi terbuka untuk menganalisis struktur, unsur-unsur, dan bahasa beberapa karangan siswa terpilih.

Secara terurut, guru memandu siswa untuk membuat simpulan tata karangan narasi berdasarkan beberapa contoh karangan dan tahapan kegiatan yang dialami siswa. Semua kegiatan itu dikemas dalam suasana yang menyenangkan. 3) Kegiatan Penutup

Kegiatan akhir pelaksanaan pembelajaran diisi oleh review tentang penguasaan materi yang berbentuk tanya jawab. Siswa melontarkan masalah-masalah yang kurang dipahaminya kemudian guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator untuk bersama-sama memecahkan permasalahan. Tanya jawab berlangsung dengan tertib. Beberapa orang siswa mengajukan respon yang positif, di antaranya berupa pertanyaan, penegasan, dan kesimpulan. Selain itu, siswa pun menyampaikan kesan-kesan selama kegiatan belajar mengajar. Secara umum, siswa merasa senang dengan pembelajaran yang sudah berlangsung. Ada


(22)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

beberapa siswa yang berkomentar sulit menyampaikan isi pembicaraan walaupun dalam pikirannya ada yang mau disampaikan. Terakhir kembali siswa disuguhi lantunan musik Cowboy Junior supaya siswa merasa senang saat mengakhiri pembelajaran.

c. Implementasi Model Pembelajaran di Kelas VIII-A SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat

Pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP ini dipandu oleh instrumen berupa skenario yang disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Adapun tahapan kegiatannya dibagi lima tahap, dengan akronim ICARE (introduction, connection, apply, refleks, dan extend). Berikut ini disampaikan deskripsi pembelajaran. Tahapan-tahapan tersebut diimplementasikan pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran dengan tepuk tepukan tangan yang meriah. Guru menyangkan sebuah potongan video

anak yang berjudul “Bocah Petualang”. Guru memberikan apersepsi dengan

menyampaikan materi yang akan disampaikan dan tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman-pengalaman yang menyenangkan. Siswa dibuat senang dengan menjawab beberapa pertanyaan guru mengenai pengalaman yang menyenangkan. Tanya jawab pun berlangsung dengan baik. Pada tanya jawab ini siswa mengemukakan beberapa kesulitan dalam hal menulis khususnya menulis karangan narasi.

2) Kegiatan Inti

Pelaksanaan proses pembelajaran adalah penerapan model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Pelaksanaan


(23)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

perlakukan dipandu oleh instrumen perlakuan berupa skenario yang disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya.

Kegiatan berikutnya adalah kegiatan inti yang merupakan tahap pelaksanaan perlakuan pendekatan pembelajaran SAL. Kegiatan inti diawali oleh pengkondisian siswa kepada LKS yang telah tersedia untuk ditelaah dan dipahami terutama pada kegiatan awal. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk memahami serangkaian permasalahan yang terdapat dalam LKS.

Tahap introduction. Tahap ini merupakan tahapan pembagian kelompok. Guru mempersilakan siswa berhitung mulai satu sampai empat kemudian kembali ke satu sampai empat. Setiap siswa yang mendapat nomor yang sama, bergabung. Ketika siswa berhitung, musik latar diperdengarkan untuk membuat suasana pembelajaran menyenangkan. Setiap siswa harus memiliki yel-yel yang meriah dan akan disajikan saat selesai mengerjakan tugas. Dari keseluruhan siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian dilaksanakan diskusi kelompok membahas materi menulis karangan.

Tahap berikutnya adalah connection. Kegiatan pada tahap ini adalah guru menunjukkan dan membagikan pokok-pokok tema sebagai bahan karangan kepada siswa dengan cara menanyangkan video wawancara televisi. Siswa diminta mengamati pokok-pokok isi wawancara dalam bentuk kalimat singkat. Tahap keempat adalah extend. Tahapan ini diisi oleh kegiatan menyusun dan mengembangkan pokok-pokok wawancara menjadi sebuah karangan narasi. Dilanjutkan dengan penyampaian hasilnya di depan kelas. Tahap kelima adalah reflection. Pada tahap ini, siswa belajar menilai kemampuan menulis karangan masing- masing. Kemudian belajar mencari solusi atas hambatan yang dimilikinya. 3) Kegiatan Penutup

Guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram yang dilanjutkan dengan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil


(24)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pembelajaran. Kegiatan berikutnya adalah merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Guru bersama siswa menyimpulkan materi teks langkah-langkah mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi.

d. Implementasi Model Pembelajaran di Kelas VIII-C SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kab. Bandung Barat

Pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP ini tidak jauh berbeda dengan SMP sebelumnya. Skenario yang telah disiapkan menjadi panduan dalam pelaksanaan pembelajaran. Tahapan-tahapan tersebut diimplementasikan pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan presensi. Guru mengkondisikan siswa ke arah situasi pembelajaran yang kondusif, untuk siap belajar. Sebelumnya guru tidak lupa untuk mengadakan tanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya, dan mengkorelasikannya pada materi pembelajaran yang akan di bahas (kegiatan apersepsi). Beberapa saat kemudian, guru mengajak siswa untuk menonton potongan video “Laskar Pelangi yang telah disiapkan guru sebelumnya. Sejenak kelas sangat hening karena siswa semuanya memfokuskan dirinya pada tayangan film. Film diputar kurang lebih 7 menit. Ketika tayangan film selesai, tampak siswa masih larut dalam suasana film.

Guru mengadakan tanya jawab singkat mengenai perasaan siswa yang muncul setelah menikmati tayangan film. Hampir semua siswa menjawab senang. 2) Kegiatan Inti

Pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP ini tidak jauh berbeda dengan SMP


(25)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kelas VII dimulai saat siswa dalam perasaan senang setelah menonton dan menikmati tayangan film Laskar Pelangi. Pelaksanaan perlakukan dipandu oleh instrumen perlakuan berupa skenario yang disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Kegiatan inti diawali oleh pengkondisian siswa kepada LKS yang telah tersedia untuk ditelaah dan dipahami terutama pada kegiatan awal. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk memahami serangkaian permasalahan yang terdapat dalam LKS.

Tahap introduction, Guru mempersilakan siswa berhitung mulai satu sampai empat kemudian kembali ke satu sampai empat. Setiap siswa yang mendapat nomor yang sama, bergabung. Setiap kelompok diminta memberi nama kelompoknya dengan nama tokoh dalam fil tersebut. Tokoh film tersebut adalah Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A. Kiong, Syahdan, Kucai, dan Trafani. Nama tokoh-tokoh itu menjadi nama kelompok diskusi siswa.

Berdasarkan kelompok tadi, kegiatan berikutnya adalah mengadakan diskusi. Diskusi dilaksanakan untuk mengubah isi tayangan videoa menjadi teks karangan narasi. Diskusi akan menghasilkan pokok-pokok pikiran film yang akan menjadi karangan narasi. Diskusi berlangsung aktif sebab terlihat dari ketekunan dan semangat siswa dalam berdiskusi.

Tahap berikutnya adalah connection. Kegiatan pada tahap ini adalah guru menunjukkan dan membagikan pokok-pokok tema sebagai bahan karangan kepada siswa dengan cara mengajak siswa untuk berpikir tentang beberapa peristiwa yang sedang hangat dibicarakan di masyarakat. Gabungan hasil pemikiran tersebut menjadi dasar siswa untuk mengembangkannya menjadi karangan narasi. Siswa pun secara individu menyusun karangan narasi.

Tahap keempat adalah extend. Tahapan ini diisi dengan penyampaian tugas untuk menyampaikan kembali karangan narasi yang telah ditulis di depan kelas. Dari delapan kelompok, pada pertemuan 1 hanya 4 kelompok yang sudah tampil, sedangkan 4 kelompok lainnya akan tampil pada pertemuan kedua. Tahap kelima adalah reflection. Pada tahap ini, siswa belajar menilai kemampuan


(26)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menulis karangan masing-masing. Kemudian belajar mencari solusi atas hambatan yang dimilikinya.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan akhir pelaksanaan pembelajaran diisi oleh review tentang penguasaan materi yang berbentuk tanya jawab. Siswa melontarkan masalah-masalah yang kurang dipahaminya kemudian guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator untuk bersama-sama memecahkan permasalahan. Tanya jawab berlangsung dengan baik.

Secara umum pelaksanaan pembelajaran di tiga kelas eksperimen sudah berlangsung dengan baik. Namun, hasil catatan observer terdapat beberapa hal yang menjadi catatan penting dalam pembelajaran menulis karangan narasi melalui model pembelajaran siswa aktif. Catatan tersebut sebagai refleksi dari pembelajaran tahap 1. Catatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Pada pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi, masih kurang kondusif, karena sebagian siswa ngobrol bersama teman sebangkunya untuk menanyakan tentang kejelasan gambar seri yang berukuran kecil dan tidak berwarna. Perlu dilakukan strtategi lain agar pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi bisa terlaksana dengan baik.

2. Perlu dilakukan perubahan pada metode pembelajaran yang berikutnya agar lebih menarik, sehingga perhatian siswa menjadi terfokus atau terpusat.

3. Siswa diberikan kesempatan mewawancarai orang tua masing-masing seputar pengalaman mereka yang paling berkesan untuk bahan membuat karangan narasi. Orang tua sebagai model, secara tidak langsung siswa menerapkan komponen atau sesuatu yang akan lebih mudah dijangkau oleh pemikiran siswa. dalam proses membuat karangan narasi.

4. Perlu penekanan dalam pembelajaran penggunaan diksi, ejaan dan penggunaan tanda baca dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

5. Perlu adanya pemberian motivasi terhadap siswa yang berkemampuan menulis relatif kurang untuk percaya diri menuangkan pengalaman ke dalam tulisan.


(27)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6. Mengurangi porsi materi agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai alokasi waktu yang telah ditentukan.

7. Ternyata hasil karangan siswa masih berbentuk karangan bebas dan bukan karangan narasi. Rangkaian kalimat juga belum sesuai dengan prinsip-prinsip karangan narasi. Maka perlu diadakan perbaikan pada tahap 2 dengan memberikan beberapa contoh/ model yang akan membantu siswa dalam menuangkan ide-idenya.

8. Masih banyak karangan siswa yang belum sesuai dengan prinsip-prinsip karangan narasi, terutama pada karangannya tidak terdapat latar waktu. Maka pada tahap berikutnya siswa di beri penguatan tentang prinsip karangan narasi. 9. Hasil karangan siswa pada umumnya terdapat banyak kesalahan dalam

penggunaan tanda baca dan pemilihan kata-kata (diksi).

3. Implementasi Model Pembelajaran pada Kelas Pembanding a. Pendahuluan

Pada bagian ini akan dipaparkan implementasi model pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan metode konservatif atau metode yang biasa digunakan di sekolah penelitian. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di setiap sekolah penelitian, disepakati bahwa: 1) Pembelajaran menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung akan menerapkan metode inkuiri; 2) Pembelajaran menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat akan menerapkan metode ceramah ; dan Pembelajaran menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat akan menerapkan teknik alfa. Deskripsi dan hasil pembelajaran tersebut akan menjadi pembanding hasil penelitian pada kelas eksperimen.

b. Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri di Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Batujajar Kab. Bandung Barat


(28)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Paparan ini akan mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mengimplementasikan metode inkuiri dalam pembelajaran menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri I Batujajar Kabupaten Bandung Barat. Pembelajaran berdasarkan silabus yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran menulis karangan narasi juga mengacu kepada silabus tersebut yang terbagi menjadi tiga kegiatan, yaitu: pendahuluan (kegiatan awal), kegiatan inti, dan penutup (kegiatan akhir). 1) Kegiatan Awal

Pada tahap pertama, diawali oleh kegiatan berdoa dan pengecekan kehadiran siswa. Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan. Tidak lupa guru menjelaskan bahwa proses pembelajaran ini merupakan sebuah penelitian. Guru meminta siswa untuk ikut berpartisipasi dengan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya, guru menjelaskan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan yang disertasi dengan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari dan dihubungkan dengan pengalaman belajar siswa. Misalnya, pernahkah menggambar? Gambar apa yang paling disukai? Apakah pernah menuliskan isi gambar ke dalam paragraf? Dsb. Kemudian, guru menyampaikan pengantar materi tentang menulis karangan narasi dan langkah-langkahnya; memotivasi siswa dengan dialog yang berupa tanya jawab mengenai paragraf ; dan menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Untuk memperkuat memperoleh data kemampuan awal siswa tentang keterampilan dan pengetahuan siap siswa, penulis memberikan tes awal. Tes awal dilaksanakan dalam waktu 10 menit.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali oleh pengarahan guru untuk melaksanakan identifikasi masalah, yaitu tentang menulis karangan narasi dengan bantuan metode ceramah . Siswa dibimbing guru untuk membuat perencanaan kegiatan di kelas di antaranya merumuskan bahan yang akan didiskusikan dan mengenali gambar yang dipajang guru. Setelah semua siswa memahami langkah-langkah


(29)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kegiatan pembelajaran, selanjutnya siswa diberi kesempatan mengamati gambar yang terdapat pada LKS. Secara aktif, seluruh siswa mengamati mencari dan mengumpulkan data tentang gambar tersebut untuk memperkaya pemahamannya dengan cara: mengamati bagian-bagian gambar.

Pada kelompok masing-masing, siswa saling memberi tanggapan satu sama lain tentang isi gambar masing-masing secara bergantian. Kegiatan diskusi cukup aktif walaupun masih terlihat agak kaku dan kurang komunikatif.

Kegiatan selanjutnya, siswa merumuskan beberapa kalimat tentang tiap-tiap gambar dengan memperhatikan ketepatan ejaan yang dilakukan pada kelompoknya masing-masing. Pada saat kegiatan berlangsung, siswa sangat antusias menyusun kalimat satu demi satu berdasarkan hasil pengamatan terhadap gambar.

Berdasarkan kalimat-kalimat yang disusunnya, siswa diberi kesempatan untuk memilih satu kalimat yang dijadikan pokok paragraf. Pada saat melakukan kegiatan tersebut, sebagian siswa mengalami kesulitan menuangkan kalimat yang sesuai dengan gambar. Guru mencoba mengatasi kesulitan siswa tersebut dengan cara membacakan kalimatnya di hadapan temannya. Temannya kemudian memberi tanggapan sehingga siswa tersebut dapat menyusun kalimat dengan cukup baik. Setiap kalimat dianalisis untuk memeriksa secara cermat ketepatan penggunaan ejaannya. Setelah sejumlah kalimat terbentuk, siswa mencoba mengurutkan kalimat-kalimat yang telah disusunnya menjadi paragraf. Pengurutannya berdasarkan rangkaian kalimat yang memiliki kesatupaduannya. Siswa diberi kesempatan untuk menguji dan menganalisis kembali urutan kalimat dalam paragraf yang disusunnya. Kegiatan tersebut berlangsung kurang lebih 40 menit. Pola belajar melalui kegiatan diskusi cukup memotivasi siswa.

Masing-masing kelompok melaporkan hasilnya secara bergantian di depan kelas. Siswa yang lain mengamati sambil membandingkannya dengan hasil kelompoknya sendiri. Masing-masing kelompok memberi tanggapan kepada kelompok yang tampil mengenai paragraf yang disampaikannya. Kegiatan yang menarik adalah adanya pendapat siswa yang beragam tentang gambar. Walaupun


(30)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

satu gambar yang diceritakan tetapi mengundang beberapa pendapat yang beragam. Kondisi ini sangat positif sebab pengetahuan dan kemampuan siswa terkesplorasi dengan baik melalui gambar.

3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup/akhir, siswa bersama-sama guru membuat kesimpulan tentang paragraf. Kesimpulan dilakukan dengan cara menampilkan salah satu paragraf kelompok tertentu yang terbaik. Gambar besar yang disiapkan guru dipasang di papan tulis, kemudian paragraf siswa dibacakan kembali di depan kelas. Siswa dengan bimbingan guru menganalisis satu per satu kalimat yang terdapat pada paragraf tersebut. Akhirnya, seluruh siswa menyepakati paragraf dalam karangan narasi yang dibuat berdasarkan gambar menjadi hasil pelajaran pada hari ini.

Proses pembelajaran ditutup oleh pemberian tes formatif, dalam bentuk tes akhir. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya. Tes formatif dilaksanakan dalam waktu 10 menit, sesuai dengan rencana yang tertuang dalam silabus.

c. Implementasi Model Pembelajaran Metode Ceramah di Kelas VIII-B SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat

Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan proses pembelajaran dengan penggunaan metode ceramah dalam menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat.

1) Kegiatan Awal

Pada tahap pertama, siswa menyimak penjelasan penulis tentang tujuan proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan. Tidak lupa penulis menjelaskan bahwa proses pembelajaran ini merupakan sebuah penelitian. Penulis meminta siswa untuk ikut berpartisipasi dengan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya penulis menjelaskan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk memperkuat data penulis tentang pengetahuan siap siswa, penulis memberikan tes awal. Tes awal dilaksanakan dalam waktu 15 menit.


(31)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Setelah pelaksanaan tes awal, penulis menyampaikan tujuan pembelajaran, Beberapan saat setelah penulis menyampaikan tujuan belajar, penulis meminta salah seorang siswa untuk mengulang kembali tujuan tersebut dengan kata-katanya sendiri. Salah seorang siswa yang diminta menyampaikan tujuan itu mampu mengulangnya dengan baik, sekalipun tidak sempurna. Siswa hanya menyampaikan bahwa tujuan belajarnya adalah agar mampu Memberikan tanggapan sederhana tentang cerita pengalaman teman yang didengarnya.

Kegiatan apersepsi dilanjutkan dengan tanya jawab tentang pengalaman

yang menarik. Penulis menanyakan beberapa hal di antaranya, “Apakah kalian suka bepergian atau piknik?” Siswa serempak menjawab: “Pernah!” “Tempat apa

yang telah kalian kunjungi?” Penulis bertanya lebih lanjut. Beberapa orang

mengacungkan telunjuknya. “Tangkuban Perahu, Maribaya, Ciater, Borobudur,

Pangalengan, banyak Bu!” suara siswa saling menyambung. Deskripsi percakapan tersebut hanyalah sepenggal yang berupa rangkumannya saja.

2) Kegiatan Inti

Pada tahap ini siswa dibimbing guru untuk membuat perencanaan kegiatan di kelas, yakni menentukan pengalaman yang paling menarik dan mengemukakan tanggapan terhadap pengalaman teman dalam bentuk karangan narasi. Untuk menunjang kegiatan tersebut, penulis melakukan dua kegiatan, yaitu mengajak siswa ke luar kelas dan meminta siswa mencari salah satu benda atau tempat yang mempunyai pengalaman atau kesan dengan benda atau tempat tersebut. Kegiatan selanjutnya, siswa merencanakan hal-hal yang akan didiskusikan, yakni menentukan pengalaman yang paling berkesan dan memberikan tanggapan. Pengetahuan siswa tentang cara menyusun kalimat tanggapan belum mendalam. Siswa hanya mampu menyampaikan tanggapan dengan singkat dalam bentuk kalimat yang kurang runtut.

Siswa secara demokratis, di bawah bimbingan guru membagi kelas menjadi 5 kelompok diskusi. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang yang dibentuk secara manasuka. Penulis menjelaskan bahwa untuk memecahkan permasalahan yang telah disusun sebelumnya, perlu dilakukan dengan cara


(32)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berdiskusi kelompok. Selanjutnya penulis jelaskan pula bahwa dengan berdiskusi, siswa akan belajar bagaimana berbagi pendapat, bertanya jawab, dan bekerja sama memutuskan sesuatu. Tidak lupa penulis menjelaskan aturan dalam berdiskusi, misalnya harus aktif bertanya dan berpendapat, menghargai pendapat satu sama lain, berdisiplin, dan sebagainya. Pada saat pembentukkan kelompok, siswa sangat antusias dan bersemangat. Siswa dan guru duduk melingkar dan berhadapan dalam kelompoknya masing- masing.

Kegiatan selanjutnya, siswa merumuskan beberapa kalimat tentang benda atau tempat dengan memperhatikan ketepatan ejaan yang dilakukan pada kelompok masing-masing. Pada saat kegiatan berlangsung, siswa sangat antusias menyusun kalimat satu demi satu berdasarkan hasil pengamatan terhadap banda atau tempat yang dipilihnya.

Berdasarkan kalimat-kalimat yang disusunnya, siswa diberi kesempatan untuk memilih satu kalimat yang dijadikan pokok karangan atau pokok cerita. Pada saat melakukan kegiatan tersebut, sebagian siswa mengalami kesulitan menuangkan pengalaman menariknya. Guru mencoba mengatasi kesulitan siswa tersebut dengan cara membacakan kalimatnya di hadapan temannya. Temannya kemudian memberi tanggapan sehingga siswa tersebut dapat menyusun kalimat dengan cukup baik.

Setelah siswa kembali ke kelas, masing-masing kelompok melaporkan hasilnya secara bergantian di depan kelas. Siswa yang lain mengamati sambil membandingkannya dengan hasil kelompok sendiri.Masing-masing kelompok memberi tanggapan kepada kelompok yang tampil mengenai pengalaman yang disampaikannya. Siswa bersama-sama guru menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.

3) Kegiatan Penutup

Proses pembelajaran ditutup oleh pemberian tes formatif, dalam bentuk tes akhir. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya. Tes formatif dilaksanakan dalam waktu 30 menit, sesuai dengan rencana yang tertuang dalam silabus.


(33)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

d. Implementasi Model Pembelajaran dengan Teknik Alfa di Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kab. Bandung Barat

Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan proses pembelajaran dengan penggunaan teknik alfa dalam menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat.

1) Kegiatan Awal

Pada langkah ini, siswa diajak untuk mengingat kembali materi pembelajaran yang pernah dipelajari dan menghubungkannya dengan materi pembelajaran yang akan dibahas. Dalam langkah ini, terdapat keberagaman kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa. Ketika guru menyuruh siswa untuk mengingat kembali kebiasaan menulis yang selama ini dilakukan, tidak semua siswa mampu mendeskripsikannya dengan baik. Akan tetapi, berdasarkan jawaban tersebut, penulis berkesimpulan bahwa pada umumnya siswa tidak menulis dengan konsep yang benar.

2) Kegiatan Inti

Pada tahap ini, siswa dihadapkan pada beberapa model berupa contoh karangan narasi. Guru menyajikan materi yang pelajaran yang tidak lengkap, yang masih membutuhkan pemahaman. Siswa dituntut untuk memahami model tersebut dengan bimbingan guru. Guru bertindak sebagai motivator, pengarah, dan pembimbing. Guru sama sekali tidak memberi informasi yang bersifat jawaban. Pada tahap ini, guru memberikan stimulus berupa contoh-contoh karangan narasi dan unsur-unsurnya.

Siswa secara cermat memahami bagian-demi bagian karangan narasi yang disajikan. Siswa dengan bimbingan guru menandai pokok-pokok karangan narasi, menentukan tokoh, dan settingnya. Pada kegiatan ini, terlihat siswa sangat aktif dan bersemangat karena setiap kegiatan dilakukan secara bertahap dan dikerjakan bersama-sama pada kelompoknya masing- masing.

Kegiatan dilanjutkan dengan arahan guru yakni: (1) pejamkan mata dan tarik nafas dalam-dalam beberapa kali rasakan diri kalian menjadi santai, bayangkan tempat yang membuat kalian merasa santai dan damai, barangkali


(1)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c) Bertanya (questioning). Pada pembelajaran tersebut arah sikap siswa sudah cukup bagus dan siswa dan guru terlibat dalam proses tanya jawab antara kelompok yang pro dan kontra, meskipun pada tindakan pertama ini keterlibatan siswa belum begitu optimal. Terlihat masih adanya kebingungan dan ragu dari siswa dan guru dalam pelaksanaan debat, namun pada tengah pertemuan siswa dan guru semakin paham dan mulai banyak siswa yang memberikan responnya dengan bertanya, menyanggah, dan menjawab. Pada kemampuan bertanya ini ada sedikit peningkatan dibandingkan dengan yang peneliti saksikan pada saat observasi awal dilakukan.

d) Masyarakat belajar (learning community). Konsep learing community dalam pendekatan kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain, baik melalui sharing antar teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Pada tahap pertama ini, konsep learning community sudah diterapkan melalui pembentukan kelompok belajar, yakni siswa dibagi kedalam 2 kelompok besar pro dan kontra. Karena jumlahnya yang sangat besar, maka konsep masyarakat belajar ini dalam pelaksanaannya peneliti nilai masih kurang efektif dan menyulitkan ketua kelompok dalam mengkoordinasikan anggota kelompoknya. Sehingga kondisi demikian menuntut adanya perbaikan.

e) Pemodelan (modeling). Pemodelan ini tidak hanya dapat dilakukan oleh guru melainkan juga oleh siswa atau dengan mendatangkan tokoh dari luar sekolah walaupun hanya berupa video wawancara televisi. Pada tahap pembelajaran ke satu ini peneliti berkolaborasi dengan guru dalam merancang skenario pembelajaran yang di dalamnya merealisasikan komponen tersebut. Adapun yang menjadi modelnya adalah siswa sendiri termasuk para perwakilan dari tiap-tiap kelompok dalam wawancara yang diselenggarakan. Peneliti mengkategorikannya sebagai pemodelan karena selain berusaha untuk mengaktifkan siswa dalam PBM, debat itu merupakan salah satu bentuk mengemukakan pendapat di muka umum. Dengan demikian, dalam PBM ini, secara tidak langsung siswa dan guru mempraktikkan salah satu bentuk


(2)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengemukakan pendapat dimuka umum yaitu diskusi atau debat dengan memperhatikan hak dan kewajibannya sebagai salah satu bentuk perwujudan dan pengamalan nilai-nilai dalam demokrasi.

f) Refleksi (reflection). Refleksi dalam pembelajaran pada tindakan ke satu terealisasi dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan langsung dari guru mengenai apa-apa yang diperoleh siswa dari PBM hari itu, catatan di buku siswa, serta kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu yang formatnya telah disediakan oleh peneliti. Format itu dibagikan oleh guru setiap selesai PBM. Siswa wajib menjawab pertanyaan sesuai dengan hati nurani masing-masing serta langsung mengumpulkannya hari itu juga. Setelah peneliti baca dan amati, hanya beberapa siswa yang mempunyai kesan biasa-biasa saja dengan PBM hari itu. Kebanyakan dari siswa dan guru merasa senang dan mendapatkan banyak hal baru dari PBM tersebut, siswa dan guru merasa lebih paham terhadap materi yang disampaikan, karena ikut aktif dalam PBM tidak hanya mendengarkan dan bengong saja. Merekapun berharap PBM berikutnya lebih baik, menarik, dan menyenangkan lagi. g) Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). Pada tindakan ke satu

dalam pelaksanaan penelitian ini guru melakukan penilaian yang sebenarnya. Dimana nilai siswa tidak hanya diperoleh dari hasil tes akhir saja, akan tetapi lebih ditekankan dari proses pembelajarannya. Adapun bentuk penilaian autentik yang dilakukan pada tindakan pertama ini antara lain dilihat dari PR atau karya siswa berupa proses pengalihan teks wawancara ke dalam teks narasi dan presentasi atau penampilan siswa termasuk kegiatan debating juga tanya jawab dengan sesama siswa atau guru pada saat PBM berlangsung.

Hasil uji coba dan analisis model tersebut menjadi panduan dalam penerapan model model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dengan memperhatikan hal-hal berikut.


(3)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1) Ajaklah anak didik kembali kepada pelajaran. Jelaskan pada anak didik bahwa menghabiskan beberapa menit untuk mengaitkan kembali pelajaran dengan pengetahuan anak akan memberi makna yang berarti.

2) Tentukan satu atau lebih dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini kepada para peserta didik

(a) Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita? apa saja yang masih bertahan dalam diri anda?

(b) Sudahkah anda membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang dirangsang oleh pelajaran terakhi kita?

(c) Pengalaman menarik apa yang telah anda miliki di antara pelajaran-pelajaran?

(d) Apa saja yang ada dalam pikiran anda sekarang (misalnya sebuah kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan anda untuk memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini?

(e) Bagaimana perasaan anda hari ini? (Dapat dilakukan dengan memberikan metafor, seperti “Saya merasa bagaikan pisang busuk”. 3) Dapatkan respons dengan menggunakan salah satu format, seperti

sub-kelompok atau pembicara dengan urutan panggilan berikutnya. 4) Hubungkan dengan topik sekarang. Variasi:

(a) Lakukan sebuah ulasan tentang pelajaran yang telah lalu.

(b) Sampaikan dua pertanyaan, konsep atau sejumlah informasi yang tercakup dalam pelajaran yang lalu. Mintalah peserta didik untuk memberikan suara terhadap sesuatu yang paling siswa dan guru sukai agar anda mengulas pelajaran tersebut. Ulaslah pertanyaan, konsep, atau informasi yang menang.

b) Skenario Pembelajaran

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Pengkondisian kelas agar membuat siswa nyaman. Tempat duduk, suasana kelas, dan tata letak belajar siswa sesuai dengan keinginan masing-masing siswa (Penataan lingkungan belajar).


(4)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b) Pemupukan motivasi siswa dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan murid dan menemukan manfaat dari pembelajaran tersebut.

c) Penyampaian informasi kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini dan mengaitkan kembali materi pelajaran yang akan dibahas melalui pertanyaan guru yang bersifat merangsang kekritisan siswa. Pertanyaan dapat diajukan dengan cara:

(a) Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita? apa saja yang masih bertahan dalam diri kalian?

(b) Sudahkah kalian membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang dirangsang oleh pelajaran terakhir kita ?

(c) Pengalaman menarik apa yang telah kalian miliki di antara pelajaran-pelajaran?

(d) Apa saja yang ada dalam pikiran kalian sekarang (misalnya sebuah kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan kalian untuk memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini?

(e) Bagaimana perasaan kalian hari ini? (memberikan metafor, seperti “Saya merasa bagaikan pisang busuk”.

d) Menyusun kelompok kecil dengan cara berhitung mulai satu sampai empat. Setiap murid yang mendapat nomor sama bergabung.

2) Kegiatan Inti

a) Murid menyimak dua wawancara yang diperagakan oleh beberapa siswa. b) Siswa lain mengamati dan memahami isi percakapan sambil memberikan

penilaian terhadap peragaan wawancara tersebut.

c) Murid melakukan diskusi atau brainstorming tentang hasil pengamatannya. Guru selalu memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah kepada setiap siswa yang berpendapat sehingga motivasi siswa meningkat. Ketika siswa beradu argumen, guru mengarahkan agar siswa berkompetisi sehat agar terpupuk sikap juara.


(5)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

d) Pada kelompoknya masing-masing, siswa mencatat pokok-pokok pikiran yang dihasilkan berdasarkan hasil simakannya.

e) Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, setiap siswa mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi singkat dengan ketentuan sebagai berikut:

f) Topik karangan berisi pengalamannya sendiri.

g) Isi karangan berisi cerita terkait dengan peristiwa yang sedang terjadi (up to date).

h) Beberapa orang siswa membacakan karangan narasinya di depan kelas dengan gaya dan penampilan yang baik. Siswa lain akan menilai dan menentukan penampilan terbaik dalam membacakan karangannya.

i) Siswa lain yang menyimak pembacaan karangan diminta mengulang kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri.

j) Siswa mengadakan diskusi terbuka untuk menganalisis struktur, unsur-unsur, dan bahasa beberapa karangan siswa terpilih.

k) Secara terurut, guru memandu siswa untuk membuat simpulan tata karanga narasi berdasarkan beberapa contoh karangan dan tahapan kegiatan yang dialami siswa. Semua kegiatan itu dikemas dalam suasana yang menyenangkan.

3) Kegiatan Penutup

a) Guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

b) Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d) Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa;


(6)

Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015

MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUD ENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

f) Guru bersama siswa menyimpulkan materi teks langkah-langkah mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi.