Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF STUD ENT ACTIVE LEARNING BAGI PENINGKATAN
KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
H
1
:
2 1
terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level sedang dengan siswa pada sekolah level rendah
Kriteria pengujian teima H, jika P-value 0,05 Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.35 Uji Mann-Whitney Pre Tes
untuk Sekolah Level Sedang dan Rendah
SEKOLAH N
Mean Rank Sum of Ranks
NILAI SEDANG
78 83.04
6477.00 RENDAH
81 77.07
6243.00 Total
159
Tabel 4.36 Hasil Uji Mann-Whitney Pre Tes
untuk Sekolah Level Sedang dan Rendah
NILAI Mann-Whitney U
2922.000 Wilcoxon W
6243.000 Z
-.834 Asymp. Sig. 2-tailed
.405
Karena P-value =0,405 0,05, maka Ho diterima. Jadi : tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level sedang dengan
siswa pada sekolah level rendah
4. Analisis data Tes Akhir
Berdasarkan hasil pengolahan data didapat hasil seperti pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.37
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF STUD ENT ACTIVE LEARNING BAGI PENINGKATAN
KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Analisis Data Tes Akhir
Pe ringkat Sekolah
EKSPERIMEN KONVENSIONAL
TOTAL
Sd n
sd n
sd n
Tinggi
86,00 7,09
40 68,57
7,67 42
77,07 11,44
82
Sedang
81,39 8,44 38
64,62 9,98
40
72,76 12,45
78
Rendah 74,51
9,14 41
63,38 8,12
40 69,01
10,26 81
Total 80,55
9,50 119
65,57 8,84
122 72,97
11,83 241
Skol ideal : 100
1 Secara keseluruhan rata-rata kemampuan menulis pada awal penelitian siswa adalah 72,97 dari skor maksimum ideal 100. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan menulis siswa secara keseluruhan pada awal penelitian termasuk kategori sedang.
2 Skor kemampuan menulis siswa secara keseluruhan berdasarkan jenis
pendekatan pembelajaran Eksperimen dan Kontrol adalah 80,55 dan 65,57; simpangan baku masing-masing 9,50 dan 8,84; dan jumlah siswa 119, dan
122 menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa pada awal pembelajaran yang pembelajarannya menggunakan model Siswa aktif lebih baik daripada
yang menggunakan model konvensional 3
Skor Kemampuan menulis berdasarkan peringkat sekolah tinggi, sedang dan rendah adalah 77,07; 72,76 dan 69,01 simpangan baku 11,44; 12,45dan
10,26 jumlah siswa 82, 78 dan 81. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa yang bertada di level sekolah tinggi lebih baik dari pada level
sedang dan level rendah, demikian juga kemampuan menulis pada sekolah level sedang lebih baik daripada sekolah level rendah.
4 Skor kemampuan menulis siswa yang berasal dari sekolah peringkat tinggi
berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran SAL dan Konvensional adalah
Ro c h mat Tr i S u d r ajat, 2015 MOD EL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF STUD ENT ACTIVE LEARNING BAGI PENINGKATAN
KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
80,06 dan 68,57; simpangan baku 7,09 dan 7,67 serta jumlah siswa 40 dan 42. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis pada sekolah peringkat
tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran siswa aktif lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional.
5 Skor kemampuan menukis yang berasal dari sekolah peringkat sedang
berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran SAL dan Konvensional adalah 81,39 dan 64,62; simpangan baku 8,44; 9,98 dan jumlah siswa 38 dan 40.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa sekolah peringkat sedang yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran siswa
aktif tidak tetrdapat perbedaan pada awal penelitian 6
Skor kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa yang berasal dari sekolah peringkat rendah berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran SAL
dan Konvensional adalah 74,51 dan 563,38; simpangan baku: 9,14 dan 8,12 serta jumlah siswa 41 dan 40 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
menulis pada siswa sekolah peringkat rendah yang pembelajarannya menggunakan SAL lebih baik daripada yang menggunakan Konvensional
5. Analisis