Karakteristik Responden HASIL PENELITIAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 84 orang atau 88,4 persen. Mayoritas pegawai di DPUBMP laki-laki menyesuaikan dengan tugas-tugas yang sebagian besar adalah operasional di lapangan.Pegawai perempuan kebanyakan menempati posisi-posisi administrasi dan tata usaha. Tabel 4.2 Karakteristik Berdasarkan Usia No. Usia tahun Jumlah orang Persentase 1 25 – 35 19 20,0 2 36 – 45 42 44,2 3 46 – 55 34 35,8 Jumlah 95 100 Sumber: lampiran 2 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini yaitu usia 36 – 45 tahun, yaitu sebanyak 42 orang atau 44,2 persen. Pada usia ini pegawai masih memiliki motivasi yang tinggi baik dalam bekerja maupun keinginan untuk memperoleh karir yang lebih tinggi. Kondisi ini sejatinya member keuntungan pada DPUBMP dalam mencapai kinerja yang lebih baik. Tabel 4.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir No. Tingkat Pendidikan Jumlah orang Persentase 1 S2 13 13,7 2 S1 54 56,8 3 Diploma 17 17,9 4 SMASMK 11 11,6 Jumlah 95 100 Sumber: lampiran 2 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan yang dimiliki oleh responden dalam penelitian yaitu S1 sebanyak 54 orang atau 56,8 persen. Pendidikan S2 responden sebesar 13,7 juga memberI jaminan bahwa sumber daya manusia di lingkungan DPUBMP dapat dikatakan sudah baik dan mampu mendukung kegiatan-kegiatan yang menjadi tugas organisasi. Tabel 4.4 Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja No. Masa Kerja tahun Jumlah orang Persentase 1 5 15 15,8 2 5 – 15 54 56,8 3 15 26 27,4 Jumlah 95 100 Sumber: lampiran 2 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa masa kerja responden paling banyak adalah antara 5 – 15 tahun. Rentangan masa kerja ini dapat dikatakan cukup baik bagi pengalaman seorang pegawai memahami tugas dan tanggung jawab dalam organisasi.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu pada penyebaran kuisioner, responden yang seharusnya berdasarkan angka acak random tidak bisa terlaksana sepenuhnya. Hal ini karena pegawai yang terpilih menjadi responden sedang tidak berada di ruang kerja ketika akan ditemui peneliti. 4.4 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 4.4.1 Deskripsi Variabel Motivasi Variabel motivasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator-indikator kebutuhan fisiologis , kebutuhan rasa aman , kebutuhan akan sosialisasi , kebutuhan penghargaan , kebutuhan aktualisasi diri . Adapun hasil jawaban responden dari masing-masing indikator yang terdapat pada kuesioner dapat diringkas dalam deskripsi variabel motivasi X1 yang tersaji pada Tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Deskripsi Variabel Motivasi Skor Jawaban Responden Mean 1 2 3 4 5 F F F F F Fisiologis X 1.1 1 0,4 8 2,8 74 26,0 166 58,2 36 12,6 3,80 Rasa aman X 1.2 8 2,8 80 28,1 151 53 46 16,1 3,82 Sosialisasi X 1.3 7 2,5 58 20,4 156 54,7 64 22,5 4,00 Penghargaan X 1.4 12 6,3 34 17,9 110 57,9 34 17,9 3,87 Aktualisasi X 1.5 12 3,2 107 28,2 208 54,7 53 19,9 3,79 Sumber: data primer diolah Berdasarkan pada Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa indikator kebutuhan fisiologis dipersepsikan responden dengan menyatakan biasa saja sebesar 26, mencukupi sebesar 58,2, dan sangat mencukupi sebesar 12,6. Persepsi responden dengan menyatakan tidak mencukupi hanya 2,8 dan hanya terdapat 0,4 responden yang menyatakan sangat tidak mencukupi. Rata-rata skor adalah 3,80 berada pada daerah positif atau kuat, sehingga dapat diartikan bahwa motivasi pegawai untuk memenuhi kebutuhan fisiologis adalah kuat. Indikator rasa aman dipersepsikan responden dengan menyatakan cukup sesuai sebesar 28,1, sesuai sebesar 53, dan sangat sesuai sebesar 16,1. Persepsi responden dengan menyatakan tidak sesuai hanya 2,5 dan tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak sesuai. Rata-rata skor adalah 3,82 berada pada daerah positif atau kuat, sehingga dapat diartikan bahwa motivasi pegawai untuk memenuhi kebutuhan rasa aman adalah kuat. Indikator sosialisasi dipersepsikan responden dengan menyatakan biasa saja sebesar 20,4, mencukupi sebesar 54,7, dan sangat mencukupi sebesar 22,5. Persepsi responden dengan menyatakan tidak mencukupi hanya 2,5 dan tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak mencukupi. Rata-rata skor adalah 3,97 berada pada daerah positif atau kuat, sehingga dapat diartikan bahwa motivasi pegawai untuk memenuhi kebutuhan sosialisasi adalah kuat.