Paradigma-1 1900-1926: Dikotomi Antara Politik dan Administrasi Paradigma-2 1927-1937: Prinsip-Prinsip Administrasi. Paradigma-3 1950-1970: Administrasi Negara Sebagai Ilmu Politik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Paradigma Ilmu Administrasi Negara Administrasi publik sebagai instrumen penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, secara teori maupun dalam praktiknya mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perkembangan Administrasi Publik dimulai pada akhir 1800 sampai sekitar tahun 1980 yang dikenal dengan model klasik, kemudian kurun waktu 1980 hingga 1990 berkembang model New Publik Management, dan dari tahun 1990 hingga sekarang ini berkembang model Good Governance. Perkembangan ilmu Administrasi Publik memunculkan pergeseran paradigm terhadap peran Administrasi Publik dalam interaksinya dengan politisi, masyarakat, dan aktor lain. 2.1.1.1 Paradigma Klasik Administrasi Publik dalam pandangan klasik merupakan seperangkat institusi negara, proses, prosedur, sistem dan struktur organisasi, serta praktek untuk mengelola urusan publik dengan tujuan untuk melayani kepentingan publik. Administrasi Publik model klasik cenderung menggunakan pendekatan yang legalistik, dicirikan oleh kegiatan pemerintah yang terfokus pada pemberian pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh Administrasi Publik yang akuntabel. Nicholas Henry, 1955 dalam Wibowo, 2009: 35-36 dengan mendasarkan dua kategori disiplin dari Robert T. Golembiewski focus: “what of the field”dan locus: “where of the field” membagi menjadi lima paradigma dalam Administrasi Negara:

1. Paradigma-1 1900-1926: Dikotomi Antara Politik dan Administrasi

Negara. Politik memfokuskan kepada kebijakan, sedang administrasi berkenaan dengan implementasi kebijakan. Goodnow dan White dalam bukunya Politics and Administration menyatakan dua fungsi pokok dari pemerintah yang berbeda yaitu dalam Nawawi, 2010:3: 1 Fungsi politik yang melahirkan kebijaksanaan atau keinginan negara, 2 Fungsi Administrasi yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijakan negara. Penekanan pada paradigma ini terletak pada lokusnya, menurut Goodnow lokusnya berpusat pada birokrasi pemerintahan government bureucracy. Fokus dari ilmu administrasi negara terbatas pada masalah-masalah organisasi, kepegawaian, dan penyusunan anggaran dalam birokrasi pemerintah, sedangkan masalah-masalah pemerintahan, politik, dan kebijaksanaan merupakan substansi ilmu politik Mustopadidjaja, 1988: 4.

2. Paradigma-2 1927-1937: Prinsip-Prinsip Administrasi.

Lahirnya paradigma ini diawali dengan terbitnya Principles of Public Adminisration karya W F Willoughby pada tahun 1927. Pada periode ini administrasi diwarnai oleh berbagai macam kontribusi dari bidang-bidang lain seperti industri dan manajemen. Prinsip-prinsip tersebut menjadi fokus kajian Administrasi Publik, sedangkan lokus dari paradigma ini kurang ditekankan Anwauddin, 2004:93. Administrasi publik pada periode ini diterangkan Anwaruddin 2004:94 dipandang memiliki sifat universal, artinya dapat diimplementasikan pada semua tatanan administrasi tanpa mempedulikan kebudayaan, fungsi, lingkungan, misi, atau kerangka institusi. Prinsip-prinsip dipandang sebagai unsur penting bagi administrasi sebagai suatu ilmu.

3. Paradigma-3 1950-1970: Administrasi Negara Sebagai Ilmu Politik.

Pada paradigma ini yang menjadi lokusnya adalah birokrasi pemerintahan, sementara fokusnya justru mengembalikan administrasi publik ke dalam bagian ilmu politik. Seperti dinyatakan oleh Anwaruddin 2004:94 bahwa fokus utama dari paradigma Administrasi Publik sebagai Ilmu Politik adalah kembalinya eksistensi administrasi publik sebagai bagian ilmu politik karena administrasi publik pada dasarnya mengabdi kepada kekuasaan dan memiliki kekuasaan penuh untuk melakukan pengabdiannya dalam membantu penguasa dalam memerintah secara lebih efisien. Sedangkan lokus administrasi publik yakni lingkungan birokrasi pemerintahan.

4. Paradigma-4 1956-1970: Administrasi Publik Sebagai Ilmu Administrasi.