BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Paradigma Ilmu Administrasi Negara
Administrasi publik sebagai instrumen penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, secara teori maupun dalam praktiknya mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Perkembangan Administrasi Publik dimulai pada akhir 1800 sampai sekitar tahun 1980 yang dikenal dengan model klasik, kemudian kurun
waktu 1980 hingga 1990 berkembang model New Publik Management, dan dari tahun 1990 hingga sekarang ini berkembang model Good Governance.
Perkembangan ilmu Administrasi Publik memunculkan pergeseran paradigm terhadap peran Administrasi Publik dalam interaksinya dengan politisi,
masyarakat, dan aktor lain. 2.1.1.1 Paradigma Klasik
Administrasi Publik dalam pandangan klasik merupakan seperangkat institusi negara, proses, prosedur, sistem dan struktur organisasi, serta praktek
untuk mengelola urusan publik dengan tujuan untuk melayani kepentingan publik. Administrasi Publik model klasik cenderung menggunakan pendekatan yang
legalistik, dicirikan oleh kegiatan pemerintah yang terfokus pada pemberian pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh Administrasi Publik yang
akuntabel. Nicholas Henry, 1955 dalam Wibowo, 2009: 35-36 dengan mendasarkan dua kategori disiplin dari Robert T. Golembiewski
focus: “what of the field”dan locus: “where of the field” membagi menjadi lima paradigma
dalam Administrasi Negara:
1. Paradigma-1 1900-1926: Dikotomi Antara Politik dan Administrasi
Negara. Politik memfokuskan kepada kebijakan, sedang administrasi berkenaan
dengan implementasi kebijakan. Goodnow dan White dalam bukunya Politics and Administration menyatakan dua fungsi pokok dari pemerintah
yang berbeda yaitu dalam Nawawi, 2010:3:
1 Fungsi politik yang melahirkan kebijaksanaan atau keinginan negara, 2 Fungsi Administrasi yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijakan
negara. Penekanan pada paradigma ini terletak pada lokusnya, menurut Goodnow
lokusnya berpusat pada birokrasi pemerintahan government bureucracy. Fokus dari ilmu administrasi negara terbatas pada masalah-masalah
organisasi, kepegawaian, dan penyusunan anggaran dalam birokrasi pemerintah, sedangkan masalah-masalah pemerintahan, politik, dan
kebijaksanaan merupakan substansi ilmu politik Mustopadidjaja, 1988: 4.
2. Paradigma-2 1927-1937: Prinsip-Prinsip Administrasi.
Lahirnya paradigma ini diawali dengan terbitnya Principles of Public Adminisration karya W F Willoughby pada tahun 1927. Pada periode ini
administrasi diwarnai oleh berbagai macam kontribusi dari bidang-bidang lain seperti industri dan manajemen. Prinsip-prinsip tersebut menjadi fokus
kajian Administrasi Publik, sedangkan lokus dari paradigma ini kurang ditekankan Anwauddin, 2004:93.
Administrasi publik pada periode ini diterangkan Anwaruddin 2004:94 dipandang memiliki sifat universal, artinya dapat diimplementasikan pada
semua tatanan administrasi tanpa mempedulikan kebudayaan, fungsi, lingkungan, misi, atau kerangka institusi. Prinsip-prinsip dipandang sebagai
unsur penting bagi administrasi sebagai suatu ilmu.
3. Paradigma-3 1950-1970: Administrasi Negara Sebagai Ilmu Politik.
Pada paradigma ini yang menjadi lokusnya adalah birokrasi pemerintahan, sementara fokusnya justru mengembalikan administrasi publik ke dalam
bagian ilmu politik. Seperti dinyatakan oleh Anwaruddin 2004:94 bahwa fokus utama dari paradigma Administrasi Publik sebagai Ilmu Politik adalah
kembalinya eksistensi administrasi publik sebagai bagian ilmu politik karena administrasi publik pada dasarnya mengabdi kepada kekuasaan dan
memiliki kekuasaan penuh untuk melakukan pengabdiannya dalam membantu penguasa dalam memerintah secara lebih efisien. Sedangkan
lokus administrasi publik yakni lingkungan birokrasi pemerintahan.
4. Paradigma-4 1956-1970: Administrasi Publik Sebagai Ilmu Administrasi.