Mutasi bisa didasarkan keinginan organisasi atau bisa juga berdasarkan keinginan pegawai. Mutasi yang terjadi atas keinginan organisasi didasarkan
berbagai pertimbangan-pertimbangan antara lain untuk menghilangkan kejenuhan, kemampuan yang dimiliki kurang sesuai, perubahan kebijakan organisasi, serta
sebagai sanksi bagi pegawai. Mutasi yang terjadi atas permintaan pegawai dengan berbagai pertimbangan seperti faktor lingkungan kerja, hubungan dengan rekan
kerja, sreta tanggung jawab dan beban tugas yang terlalu berat. Saydam 2022:98 mengatakan bahwa mutasi dapat pula disebabkan atas permintaan pegawai sendiri
dengan alasan pribadi dan keluarga, kesehatan, lingkungan kerja yang cocok, hubungan kerja yang kurang harmonis, beban tugas yang dirasa terlalu berat, serta
tingkat pendidikan yang berubah. Mutasi merupakan kebijakan organisasi yang bertujuan untuk memberikan
pengalaman dan peluang bagi pegawai dalam mengembangkan kemampuannya dalam suatu bidang atau unit kerja. Kegiatan mutasi diharapkan melahirkan
pegawai yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan kerjanya serta kemampuan bersosialisasi dalam menjalankan aktivitas kerjanya.
2.1.7 Komitmen Organisasi
2.1.7.1 Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen berkaitan dengan perilaku dalam melaksanakan tugas sebagai
perwujudan dari pengabdian pegawai terhadap organisasi. Pegawai merasa bahwa dengan bekerja di dalam organisasi merupakan suatu kebanggaan sehingga tidak
berpikir untuk mencari tempat kerja lain. Komitmen seorang pegawai menunjukkan bahwa pegawai mendukung visi, misi, dan tujuan organisasi.
Dengan demikian pegawai yang berkomitmen tinggi bermanfaat dalam menunjang kinerja organisasi. Jika dalam sebuah organisasi memiliki banyak
pegawai yang berkomitmen tinggi keuntungan lain yang didapat adalah tingkat perputaran pegawai yang rendah.
Komitmen merupakan keinginan dari seorang pegawai untuk memberikan kemampuan, pengabdian, mengidentifikasi dan merasa dirinya menjadi bagian
dari suatu organisasi ditunjukkan dengan keinginan untuk bekerja dan berusaha
sebaik-baiknya dan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu dan membantu mewujudkan tujuan dari organisasi. Menurut Robbins 2001:140
komitmen pada organisasi merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara
keanggotaan dalam organisasi itu. Komitmen organisasi mencerminkan bagaimana seorang individu
mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi dan terikat dengan tujuan- tujuannya. Sunyoto dan Burhanuddin 2011:26 adalah sejauh mana seseorang
memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuannya dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
Dari kedua defmisi di atas, dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi itu menggambarkan sejauh mana seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan
organisasinya dan kesediaannya untuk tetap bertahan dalam organisasinya. Pengertian ini memberikan gambaran bahwa Komitmen organisasi adalah
bagaimana seseorang menempatkan dirinya dalam sebuah organisasi dan bagaimana seseorang memiliki kemauan untuk tetap mempertahankan dirinya
dalam organisasi. Komitmen organisasi adaiah tingkatan dimana seseorang memposisikan dirinya pada organisasi dan kemauan untuk melanjutkan upaya
pencapaian kepentingan organisasinya. Disisi lain pegawai yang memiliki komitmen yang rendah pada organisasi seringkali hanya menunggu kesempatan
yang baik untuk keluar dari pekerjaan mereka.
2.1.7.2 Dimensi Komitmen Organisasi Dimensi komitmen organisasi seperti yang dikemukakan Nelson dan
James 1997:109 adalah bahwa komitmen organisasi organizational commitment terdiri dari dua yaitu affective commitment and continuance
commitment http:all-about-theory. Sementara itu Alien dan Meyer dalam Buraidah, 2007:3 memberi tambahan pada dimensi komitmen organisasi menjadi
tiga, komitmen organisasi organizational commitment terdiri dari: continuance commitment, affective commitment and normatif commitment.
1. Komitmen afektif affective
Di dalam komitmen afektif ada ikatan emosional karyawan kepada organisasinya, yang dinyatakan dengan identifikasi, dan keterlibatan dalam
kegiatan – kegiatan organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen afektif
kuat akan melanjutkan keanggotaannya dengan organisasi karena mereka ingin melakukannya wants to.
2. Komitmen Kontinuans continuance Komitmen kontinuans mengacu pada kesadaran atas kerugian yang akan
ditanggungnya bila meninggalkan organisasinya. Karyawan yang memiliki komitmen kontinuans kuat dasarnya adalah mereka mempunyai kebutuhan
untuk melakukannya need to. 3. Komitmen normatif normative
Definisi ini mengandung pengertian bahwa individu merasa memiliki kewajiban untuk tetap menjadi anggota organisasi. Karyawan yang memiliki
tingkat komitmen normative tinggi merasa bahwa mereka seharusnya atau sepatutnya ought to tetap tinggal dalam organisasinya.
2.2 Hubungan Antar Variabel